Blobfish yang Tidak Jelek Lagi
Dalam video, blobfish terlihat seperti ikan normal pada umumnya.
JAKARTA - Dengan kulit yang keriput, daging berkilau seperti dibalut lendir, hidung besar mirip manusia, membuat ikan bernama blobfish terlihat aneh.
Ditambah, blobfish merupakan ikan aneh merupakan ikan aneh dengan segudang teka-teki yang masih belum terpecahkan.
Baca juga: Mengenal Keunikan Gurita Kelapa
Memang, tidak mudah untuk menguak seluk beluk tuan blobfish, termasuk mengetahui cara ia menghabiskan waktu di dasar laut, makanan yang ia makan, dan fitur biologisnya.
Walau begitu, ada sedikit pengetahuan yang mengenai blobfish yang berhasil diungkap oleh para peneliti.
Mengutip Surfer Today, Blobfish atau fathead sculpin (Psychrolutidae) pertama kali muncul dalam literatur ilmiah sekitar 150 tahun lalu.
Walau telah lama muncul, blobfish baru terkenal pada awal 2000-an, tepatnya pada 2003 setelah wujudnya tersebar luas di internet.
Di masa modern, blobfish ditemukan dalam misi penelitian, NORFANZ, yaitu penelitian yang dilakukan para ilmuwan Australia untuk mendata keanekaragaman hayati laut di perairan Australia dan Selandia Baru.
Mereka menemukannya di kedalaman 1.013 hingga 1.340 meter di antara Kaledonia Baru dan Selandia Baru.
Selama 10 tahun belakangan, blobfish hanya menjadi ikan laut dalam yang tidak jelas keberadaannya.
Ketika The Ugly Animal Preservation Society memperkenalkan blobfish ke masyarakat di situsnya, barulah ikan tersebut menjadi viral.
Blobfish pun menjadi sorotan internasional setelah memenangkan kompetisi hewan paling jelek di dunia pada 2013.
Blobfish mengalahkan 12 spesies lain, termasuk axolotl dan bekantan.
Ia juga meraih lebih dari seperempat suara dari total 3.000 suara yang diberikan.
Blobfish semakin terkenal ketika mereka muncul di iklan dan sering dijadikan meme politik.
The Ugly Animal Preservation Society sendiri merupakan lembaga yang digagas oleh ilmuwan Simon Watt untuk memperkenalkan hewan-hewan yang sulit dipahami dan dicari di alam liar.
Melansir Nature World News, penampilan mengerikan blobfish dalam daftar tersebut mulai diragukan dan dianggap tidak layak.
EV Nautilus, kapal ekspedisi penelitian, berhasil mendokumentasikan mereka untuk pertama kalinya di habitat aslinya di laut lepas Selandia Baru, Tasmania, dan Australia.
Dalam video tersebut, blobfish terlihat seperti ikan normal pada umumnya.
Hal itu menunjukkan, menghakimi ikan tidak selalu adil.
Blobfish sendiri merupakan ikan yang masuk ke dalam keluarga Psychrolutidae, yang terdiri dari delapan genus dan terbagi menjadi 30 spesies.
Ikan yang memiliki nama ilmiah Psychrolutes microporos, menjadi ikan yang paling populer dari keluarga Psychrolutidae.
Setiap spesies cenderung hidup terkonsentrasi, seperti blobfish yang ditemukan secara eksklusif di perairan Australia dan Selandia Baru.
Sedangkan anggota keluarga yang lain dapat ditemukan di Samudera Atlantik, Pasifik, dan India.
Blobfish merupakan jenis ikan laut dalam.
Biasanya, mereka hidup di ribuan meter di bawah laut dengan lingkungan gelap dan tekanan air yang sangat tinggi.
Tekanan di lingkungan blobfish bisa dibilang 100 kali lebih tinggi dibanding tekanan atmosfer yang dirasakan di darat.
Karena tekanan air tersebut, membuatnya jarang berenang.
Sebaliknya, lingkungan di sekitarnya membuat mereka dilengkapi dengan sel dan organ yang dipenuhi air.
Sehingga, membuat ikan ini bisa mengapung secara seimbang, tidak naik maupun tenggelam.
Hal itu juga memungkinkan blobfish dapat mengambang tanpa bergerak saat menunggu mangsanya, seperti siput atau penghuni dasar laut lainnya.
Selain itu, kurangnya struktur organ tubuh alami mereka, menjadikannya bergantung pada tekanan laut dalam.
Karena itu, ketika dibawa ke daratan, tubuh mereka akan mengalami penurunan tekanan dengan cepat, lalu mati ketika mengembang dan berubah menjadi gumpalan.
Ketika para ilmuwan mengamati blobfish, mereka mendapati blobfish sedang menjaga sarangnya.
Baca juga: Candiru, Ikan Berbahaya dari Amazon
Perilaku ini pun telah dicatat untuk pertama kalinya pada spesies ikan laut dalam.
Selain itu, blobfish juga dapat menghasilkan 100.000 telur, tapi hanya 1% telur yang bertahan hingga dewasa.
Sebagai predator penyergap, mereka terlihat diam di dasar lautan sembari menjaga telur mereka (jika memiliki sarang), sembari menunggu mangsa lewat pada saat yang bersamaan.