• 5 December 2025

7 Negara Penghasil Domba Kambing Terbesar Dunia (Periode 2024 - 2025)

uploads/news/2025/08/7-negara-penghasil-domba-560668ece98421c.png

Jagad Tani -  Industri peternakan kambing dan domba semakin mendapat sorotan dalam kancah pangan global. Tidak hanya menjadi sumber protein hewani yang bernilai tinggi, keberadaan hewan ruminansia kecil ini juga memiliki kaitan erat dengan budaya, tradisi, bahkan stabilitas ekonomi masyarakat di banyak negara.

Memasuki periode 2024–2025, data terbaru dari Food and Agriculture Organization (FAO) dan United States Department of Agriculture (USDA) memperlihatkan konsistensi tujuh negara dalam mendominasi populasi maupun produksi daging kambing dan domba dunia. Menariknya, dominasi itu lebih banyak datang dari Asia dan Afrika, dua benua yang kerap menjadi episentrum peternakan rakyat.

Berikut ulasan lengkap mengenai posisi ketujuh negara tersebut beserta tren terkini yang melingkupinya.

Tiongkok: Raksasa dengan Visi Modernisasi

Tak ada yang bisa menyangkal dominasi Tiongkok. Dengan menyumbang lebih dari 31 persen produksi global, negeri tirai bambu ini menancapkan reputasi sebagai penghasil daging domba terbesar.

Data FAO 2024 mencatat lebih dari 170 juta ekor domba dan 150 juta ekor kambing dipelihara di wilayah barat laut Tiongkok. Tradisi konsumsi daging domba, khususnya di Xinjiang dan Mongolia Dalam, membuat permintaan domestik tetap tinggi.

Namun, yang membuat Tiongkok berbeda adalah modernisasi peternakan. Pemerintah melalui Kementerian Pertanian dan Urusan Pedesaan sejak 2022 meluncurkan program Smart Husbandry yang memperkenalkan teknologi pakan fermentasi, sistem manajemen berbasis digital, hingga riset genetika. Tujuannya jelas: meningkatkan efisiensi tanpa mengorbankan kualitas.

Secara ekonomi, sektor ini menyerap jutaan tenaga kerja, dari peternak skala kecil hingga industri pengolahan daging modern. Ekspor Tiongkok pun kian agresif ke kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia, yang mengalami peningkatan impor produk olahan domba sejak 2023.

India: Kambing Sebagai Tulang Punggung Protein

Jika Tiongkok identik dengan domba, maka India dikenal sebagai surga kambing. Populasi kambingnya diperkirakan melampaui 150 juta ekor pada awal 2025.

Kambing memiliki kedudukan istimewa di India. Dengan mayoritas masyarakat tidak mengonsumsi sapi karena alasan agama, daging kambing atau “mutton” menjadi primadona. Setiap tahun, konsumsi domestik terus meningkat. Laporan USDA 2025 bahkan menyebutkan bahwa India adalah salah satu konsumen daging kambing terbesar dunia.

Bagi petani kecil, kambing bukan sekadar hewan ternak, melainkan aset keuangan hidup. Mudah dijual kapan saja, tidak membutuhkan lahan luas, dan tahan terhadap kondisi lingkungan membuat kambing menjadi tabungan keluarga miskin di pedesaan.

Kebijakan pemerintah juga mendukung. Program National Livestock Mission mendorong peternakan kambing skala kecil dengan akses ke kredit murah dan pelatihan kesehatan hewan. Tidak mengherankan bila India juga menjadi eksportir besar ke negara-negara Teluk, meski sebagian besar produksinya tetap terserap di pasar domestik.

Pakistan: Tradisi, Pasar, dan Potensi Ekspor

Bergeser sedikit ke barat, Pakistan menampilkan wajah yang tak jauh berbeda dengan India. Dengan populasi lebih dari 80 juta ekor kambing dan 30 juta ekor domba, negara ini menjadikan peternakan sebagai sektor penting dalam ekonomi pedesaan.

Konsumsi daging kambing di Pakistan begitu lekat dengan tradisi kuliner dan keagamaan. Perayaan Idul Adha, Idul Fitri, hingga pernikahan besar-besaran selalu menghadirkan kambing sebagai sajian utama.

Namun Pakistan tidak hanya berfokus pada konsumsi domestik. Dalam lima tahun terakhir, pemerintah melirik ekspor ke Uni Emirat Arab, Arab Saudi, dan Qatar. Menurut laporan Pakistan Bureau of Statistics (2024), nilai ekspor daging kambing meningkat 12 persen dibanding tahun sebelumnya.

Tantangan terbesar Pakistan ada pada infrastruktur rantai dingin. Tanpa fasilitas penyimpanan modern, kualitas daging kerap turun saat diekspor. Karenanya, pemerintah kini menggandeng investor swasta untuk membangun rumah potong hewan bersertifikat halal dengan teknologi modern.

Nigeria: Kambing sebagai Tabungan Hidup

Nigeria menempati posisi strategis dengan populasi kambing lebih dari 76 juta ekor. Hampir setiap keluarga di pedesaan memiliki kambing, sehingga hewan ini dianggap sebagai “bank berjalan” yang bisa diuangkan sewaktu-waktu.

Secara ekonomi, kambing menopang kehidupan rumah tangga. Banyak keluarga membiayai sekolah anak atau kebutuhan mendesak dari hasil penjualan kambing. Model ini membuat kambing tidak hanya bernilai pangan, melainkan juga instrumen sosial-ekonomi.

Nigeria juga tengah berupaya memperluas pasarnya. Pemerintah meluncurkan program Livestock Transformation Plan sejak 2019 yang menargetkan peningkatan produktivitas kambing dan domba. Pada 2024, program ini sudah mencatat peningkatan produksi 8 persen.

Kultur konsumsi juga tak kalah menarik. Hidangan daging kambing menjadi bagian penting dalam pesta adat maupun festival keagamaan, memperkuat posisi kambing dalam kehidupan sosial masyarakat.

Etiopia: Tradisi Kuliner dan Potensi Ekspor

Etiopia menjadi pusat kambing di Afrika Timur dengan populasi lebih dari 60 juta ekor pada 2024. Bagi masyarakat Etiopia, daging kambing bukan sekadar makanan, tetapi bagian dari identitas kuliner nasional. Hidangan seperti tibs dan dulet menjadikan kambing selalu hadir dalam acara keluarga.

Dari sisi ekonomi, kambing berkontribusi signifikan terhadap produk domestik bruto (PDB) sektor peternakan. FAO mencatat, lebih dari 30 persen pendapatan rumah tangga pedesaan di Etiopia berasal dari kambing.

Pemerintah Etiopia kini tengah gencar memperkuat sektor ekspor. Infrastruktur jalan raya dan fasilitas logistik yang terus dibangun membuat Etiopia melirik pasar Timur Tengah. Jika strategi ini berhasil, Etiopia berpotensi menjadi eksportir utama daging kambing Afrika dalam lima tahun mendatang.

Mali: Pemain Sunyi dengan Populasi Besar

Mungkin jarang terdengar, namun Mali memiliki populasi kambing lebih dari 40 juta ekor. Peternakan kambing di Mali bersifat tradisional, dilakukan oleh komunitas pedesaan dengan sistem pastoral nomaden.

Meski demikian, kambing tetap menjadi sumber utama protein hewani bagi penduduknya. Dalam konteks regional, Mali berperan sebagai pemasok penting bagi negara tetangga di Afrika Barat.

Kebijakan pemerintah Mali belakangan mulai fokus pada peningkatan produktivitas melalui program vaksinasi massal dan pelatihan peternak. Jika langkah ini berlanjut, Mali bisa memperkuat posisinya di kancah internasional.

Kenya: Pertumbuhan Pesat di Afrika Timur

Kenya menutup daftar dengan populasi lebih dari 35 juta ekor kambing. Negara ini dikenal sebagai salah satu yang paling progresif dalam menggabungkan sistem peternakan tradisional dengan pendekatan modern berbasis agribisnis.

Pemerintah Kenya mendukung tumbuhnya perusahaan peternakan swasta yang mengelola kambing secara intensif. Investasi asing pun mulai masuk, terutama pada sektor pengolahan daging beku untuk ekspor.

Selain itu, posisi geografis Kenya yang strategis membuat negara ini menjadi hub ekspor ke Timur Tengah. Pelabuhan Mombasa berperan penting dalam distribusi daging kambing dan domba ke pasar internasional.

Tren Global: Antara Peluang dan Tantangan

Dari tujuh negara tersebut, jelas bahwa Asia dan Afrika menjadi pusat utama produksi kambing dan domba dunia. Namun, tren global menunjukkan adanya tantangan besar.

Perubahan iklim memengaruhi ketersediaan padang rumput, sementara urbanisasi membuat lahan peternakan semakin terbatas. Di sisi lain, permintaan global terus meningkat, terutama dari negara-negara dengan pertumbuhan kelas menengah seperti Indonesia, Malaysia, dan negara Teluk.

FAO memperkirakan konsumsi daging kambing global pada 2025 akan mencapai 6 juta ton, naik 2 persen dari 2023. Permintaan terbesar datang dari kawasan Asia-Pasifik.

Isu kesejahteraan hewan juga menjadi perhatian. Negara-negara eksportir dituntut untuk memenuhi standar internasional terkait metode penyembelihan, kesehatan hewan, hingga keberlanjutan lingkungan.

Berdasar analisis redaksi Jagad Tani, ketujuh negara ini bukan sekadar produsen besar, melainkan juga penentu arah masa depan industri kambing dan domba global. Dengan populasi ratusan juta ekor dan konsumsi yang kian meningkat, sektor ini diperkirakan akan terus tumbuh.

Namun, tanpa inovasi, investasi, dan kebijakan berkelanjutan, tantangan yang ada bisa menjadi hambatan serius. Periode 2024–2025 memberi gambaran bahwa kambing dan domba bukan lagi sekadar hewan ternak, tetapi komoditas strategis yang menentukan ketahanan pangan dunia.

Sumber:

Food and Agriculture Organization (FAO), Livestock Primary Data 2024–2025

United States Department of Agriculture (USDA), Global Livestock Report 2025

African Union Interafrican Bureau for Animal Resources (AU-IBAR), Livestock Statistics 2024

Pakistan Bureau of Statistics, Agriculture & Livestock Export Report 2024

 

Related News