Budidaya Cacing, Tidak Ada yang Tidak Bisa
Jagad Tani - Muhammad Zidni Ilman seorang pembudidaya cacing sekaligus pemilik usaha Ilman Cacing, menjelaskan bahwa bisnis cacing merupakan bisnis yang mudah, akan tetapi memiliki tantangan di pemasaran.
"Jadi sebelum kita bicara tentang cacing, kita harus menentukan soal (target) marketnya dulu atau budidayanya (terlebih) dulu, karena semuanya intinya kan cuan (keuntungan)," ungkap pria yang akrab disapa Ilman ini.
Ilman melanjutkan bahwa dahulunya ia memulai usaha cacing dengan membudidayanya terlebih dahulu, sedangkan marketnya baru berjalan ketika sudah memulai membudidaya cacing.
"Selama kita mau mencari market, rajin baca (peluang), rajin mencari informasi, rajin keliling, jangan males dan rajin bergerak mencari informasi. Jangan nangis, stagnan dan maunya instan, karena bergerak kan banyak berkahnya," lanjut pemilik usaha yang berlokasi di Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor ini.
Sebab menurutnya, ekspektasi yang terlalu tinggi jika tidak diimbangi dengan usaha yang maksimal, akan menyebabkan kegagalan dan itu banyak dialami oleh pelaku usaha yang mau menghasilkan hasil yang instan. Karena dalam memulai usaha terkadang harus mengorbankan waktu, tenaga dan pikiran.
Adapun toko-toko seperti toko ikan hias hingga toko pancingan kebutuhan jenis cacingnya pun berbeda, mulai dari cacing African Night Crawler (ANC) yang berukuran lebih besar dari cacing tanah biasa, Lumbricus (cacing tanah), Cacing Tiger, Cacing Perionix, dan bahkan ada toko yang meminta campuran dari keempat jenis cacing tersebut, tergantung dari kebutuhannya.
"Tinggal bagaimana kitanya yang mau bergerak mencari market. Bagaimana kitanya mau kreatif, jangan stagnan. Kalau bicara prospek, cacing prospeknya bagus. Saya bisa menghidupi keluarga dengan usaha (cacing) ini. Tidak ada yang tidak bisa, selama kita niat untuk menggeluti itu," pungkasnya.

