• 5 December 2025

Rehabilitasi Terumbu Karang Harus Digencarkan

uploads/news/2025/09/rehabilitasi-terumbu-karang-harus-3047394a2bbcea0.jpg

Jagad Tani - Rehabilitasi ekosistem terumbu karang di Sub Zona Rehabilitasi Kawasan Konservasi Nasional Pulau Pieh, Sumatera Barat harus terus dilakukan, agar, perbaikan kondisi lingkungan perairan dan pemulihan ekologis semakin membaik.

“Rehabilitasi terumbu karang ini membuktikan bahwa perlindungan dan pengelolaan kawasan konservasi tidak bisa berjalan sendiri. Sinergi pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat adalah kunci. Ini merupakan investasi jangka panjang bagi keberlanjutan ekosistem laut kita,” ungkap Direktur Konservasi Ekosistem, Firdaus Agung.

Baca juga: Musim Hujan Lebih Cepat, Positif Buat Pertanian

Rehabilitasi ini menjadi bagian penting dalam melindungi dan memperbaiki kondisi ekosistem terumbu karang yang rentan terhadap perubahan iklim, terutama kenaikan suhu laut yang memicu coral bleaching atau fenomena di mana terumbu karang kehilangan warna dan menjadi putih akibat stres lingkungan, terutama karena kenaikan suhu laut dan bisa menjaga habitat ikan dan meningkatkan nursery ground (area perairan seperti rawa dan hutan mangrove).

LKKPN Pekanbaru bersama PLN IP UBP Teluk Sirih dan Yayasan Minang Bahari turut mendukung komitmen Indonesia dalam pencapaian target konservasi laut sebesar 30% pada 2045 sebagai upaya perlindungan ekosistem laut yang lebih luas dan berdaya tahan sekaligus meningkatkan pengelolaan kawasan konservasi yang lebih efektif.

Kepala LKKPN Pekanbaru, Rahmad Hidayat, menambahkan bahwa pemantauan rutin menunjukkan tingkat kelangsungan hidup terumbu karang hasil transplantasi mencapai 97% dan melibatkan masyarakat lokal dalam proses rehabilitasi juga sangat penting, agar kesadaran menjaga laut dapat tumbuh dan berkelanjutan.

Hal yang senada juga disampaikan oleh Ketua Yayasan Minang Bahari, Samsuardi, menilai program rehabilitasi ini tidak hanya memulihkan ekosistem, tetapi juga memberi dampak positif bagi kehidupan masyarakat pesisir.

“Kami melihat ada rasa memiliki dari masyarakat untuk menjaga laut. Rehabilitasi ini sekaligus membangun kesadaran kolektif terhadap pentingnya lingkungan sehat,” tutur Samsuardi.

Program rehabilitasi terumbu karang menjadi contoh nyata bagaimana pendekatan kolaboratif dapat mempercepat pemulihan ekosistem laut dengan keterlibatan banyak pihak, sehingga memperkuat strategi pengelolaan kawasan konservasi secara berkelanjutan.

Bahkan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dalam kebijakannya juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menjaga kesehatan laut, memperkuat perlindungan ekosistem, serta mewujudkan keberlanjutan ekonomi biru Indonesia.

Related News