Memanfaatkan Limbah Kayu Menjadi Sebuah Kerajinan
Jagad Tani - Apa yang akan kamu lakukan jika menemukan pohon-pohon tumbang yang sudah tidak terpakai di sekitar tempatmu tinggal? dibuang begitu saja ke dalam tong sampah ataukah dijadikan sebagai kayu bakar? Bila yang terlintas di kepala kita hal yang demikian, hal berbeda justru dilakukan oleh Mohamad Ilham Nurfaizi bersama rekan-rekannya.
Menjadi seorang Asisten Project dan pendamping lapangan dari BakauMu yakni sebuah yayasan yang bergerak aktif di bidang lingkungan, pemuda asal Bogor ini tidak hanya melakukan pendampingan, pengawasan, dan monitoring terkait program pembibitan dan penanaman saja, tapi juga melakukan kegiatan yang bisa memberikan edukasi sekaligus inovasi bagi masyarakat.
Bahkan melalui Program BRI Menanam - Grow & Green, Ilham akhirnya bisa melakukan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi masyarakat melalui penanaman 5.000 bibit MPTS (Multi Purpose Trees Species) pada area seluas 32,49 ha di desa Sukamakmur, Kabupaten Bogor dengan menanam sebanyak tujuh jenis bibit pohon.
"Di desa Sukamakmur itu setelah musim kopi, biasanya masyarakat tidak memiliki yang namanya kegiatan. Dalam artian hanya mengurus lahan saja. Pada akhirnya kami membuat dan merancang bersama-sama, dengan membuat mesin seperti mesin bubut yang bisa digunakan untuk membuat piring, mangkok, dll," ungkap Ilham saat ditemui oleh tim Jagad Tani.
Bahan dasar pembuatan hasil kerajinan tersebut merupakan kayu-kayu sisa dari pohon tumbang yang sudah tidak terpakai. Meskipun produk yang dihasilkan masih tidak banyak, karena keterbatasan bahan baku namun setidaknya hal positif yang memberikan nilai tambah berupa keterampilan bagi masyarakat tersebut patut diacungi jempol.
"Jadi kita tidak menebang pohon, karena melakukan penebangan itu jelas dilarang. Adapun bahan dasarnya itukan tidak menentu dan berasal dari berbagai jenis kayu yang tumbang saja dan setiap jenis kayu itu threatment-nya akan berbeda-beda. Misalkan antara kayu jenis mahoni dengan kayu lainnya sudah berbeda, tinggal cara kita merancang pola pembuatannya kayak gimana," tukasnya.
Meski begitu, setidaknya produk hasil olahan dari limbah kayu yang sudah tak terpakai tersebut, tentu akan menjadi nilai ekonomi bagi masyarakat sekitar bila pemerintah mau membuka jalan serta mendorong kegiatan masyarakat, utamanya dalam menjawab berbagai persoalan di masyarakat, tentu bukan tidak mungkin jika wilayah Sukamakmur nantinya akan menjadi sentra wisata kerajinan yang baru.

