• 22 November 2024

Hydroclay Pot, Solusi Efektif Bercocoktanam

Kelebihan dari menanam di pot, kalau ada hama atau hal lainnya lebih mudah.

DEPOK - Sahabat Tani kini tidak perlu repot lagi untuk mengairi tanaman yang ada di rumah.

Intan Zam Living, aktivis pertanian di Komunitas Depok Berkebun (KDB) memberikan solusi bagi sahabat tani yang sibuk bekerja, namun tetap ingin bercocok tanam di rumah, yaitu dengan menggunakan self watering pot.

Dengan pot hasil buatannya itu, tanaman dapat menyerap air sesuai kebutuhan.

Baca juga: Mengenal Konsep Budiklamber saat Pandemi

Ia menjelaskan, pot hasil buatannya itu menggunakan sistem self watering pot yang ia beri nama ‘hydroclay pot.’

Jadi saya namakan ‘zam hydroclay pot karena zam itu nama produk saya. Kalau dalam bahasa arab artinya ‘tumbuh dan clay itu kan tanah liat. Hydro itu artinya air, artinya tanah liat yang menyerap air. Jadi, pot yang menyerap air dari tanah liat,” katanya kepada JagadTani.id belum lama ini.

Intan menjelaskan, dengan menggunakan self watering pot, saat musim kemarau pun Sahabat Tani jauh lebih hemat dalam menggunakan takaran air.

Itu karena, tanaman yang tumbuh di dalam pot menyerap air sesuai kebutuhannya.

Tanaman yang bisa ditanam pun beragam.

Intan mengatakan, ia berhasil menanam cabai, kemangi, kale, terong, kangkung, markisa, dan masih banyak jenis tanaman lainnya yang ia tanam sendiri menggunakan hydroclay pot.

Ide untuk membuat pot ini awalnya dari seorang pengrajin. Waktu saya dulu di Bandung, pengrajin yang menanam tanaman hidroponik. Kemudian ketika saya pindah ke Depok, saya kembangkan. Kemudian tetangga saya juga ada yang menjual es krim ember dan akhirnya saya nego untuk saya kembangkan juga dari ember es krim tersebut. Dari pada masuk rongsokan, lebih baik dikembangkan alias di-recycle,” jelasnya.

Intan juga menjelaskan, ada berbagai jenis bahan pot yang ia buat. Mulai dari bahan keramik, pot gerabah, hingga bahan plastik yang ia daur ulang dari ember es krim.

Caranya, jadi nanti isi aja airnya dari bagian bawah pot ini. Kalau turun hujan pun tidak apa-apa, airnya juga tidak akan berlebih karena di samping pot ini terdapat lubang. Jadi kalau hujan bisa keluar dari sini. Hydroclay pot menyerap dengan daya kapiler, yaitu menyerap dari bawah,” ujarnya.

Ketika kita isi air ke dalam wadahnya, air tersebut cukup untuk jangka waktu kurang lebih seminggu. Tergantung jenis tanamannya. Misalnya kita tinggal seminggu untuk pergi mudik, InsyaAllah aman. Karena, kalau misalnya airnya sudah habis pun, dia akan  tetap menyimpan air sekitar 2-3 hari. Karena dia menyerap air. Setelah 2-3 hari itu, dia akan merontokkan daunnya dulu atau kelihatan layu, nanti tinggal kita tambahkan lagi airnya. Berarti intinya, kenali dulu jenis tanamannya, karena karakternya beda-beda,” tambahnya.

Intan menambahkan, harga Hydroclay pot mulai dari Rp40.000 untuk ukuran yang kecil hingga Rp265.000 untuk ukuran yang besar.

Ukuran standar pot recycle ia hargai sejumlah Rp50.000.

Harga lainnya, ada yang Rp70.000 dan juga Rp100.000.

Tergantung ukuran dan jenis pot yang dipilih dan untuk ukurannya, Intan menjelaskan beberapa macam pot.

Ada yang berdiameter 9 sentimeter sampai dengan pot dengan diameter 22 sentimeter.

Baca juga: Menanam Sayur di Jendela Dapur

Untuk pot dari daur ulang ember es krim sendiri berukuran 21 sentimeter.

Bagi Sahabat Tani yang ingin berkunjung, bisa langsung datang ke lokasi di Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok, Provinsi Jawa Barat, atau bisa kirim pesan melalui Instagram di @Intan_zamliving.

Kelebihan dari menanam di pot, kalau ada hama atau hal lainnya lebih mudah. Kemudian juga tidak menggunakan banyak lahan. Apalagi, kita yang tinggal di perkotaan seperti ini, bisa menanam dan bisa menghasilkan sayuran sendiri tanpa pestisida,” tutupnya.

Related News