Menanti Kalteng menjadi Lumbung Pangan
JAKARTA - Menteri Pertanian, SyahruI Yasin Limpo, dan Gubernur Kalimantan Tengah, Sugianto Sabran, mengunjungi lokasi program “Food Estate dan Padat Karya Tunai Irigasi” pada eks lahan gambut di Desa Gadabung, Kecamatan Pendih Batu, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, Rabu (10/6) kemarin.
Dalam kesempatan tersebut, Syahrul mengungkapkan, program food estate merupakan program arahan Presiden Joko Widodo untuk menumbuh kembangkan sektor pertanian secara merata.
Baca juga: Pemerintah Antisipasi Krisis Pangan
Dengan program ini, diharapkan produksi pertanian meningkat drastis, sehingga mampu menambah kebutuhan dalam negeri dan pasar ekspor.
"Apa yang diminta Presiden adalah sebuah penghargaan yang luar biasa untuk Kalimantan Tengah. Sebab nantinya semua mata akan tertuju ke sini, bahkan Bapak Presiden sudah menginstruksikan kepada saya untuk mempersiapkan Provinsi Kalimantan Tengah menjadi lumbung pangan. Ini tantangan yang sangat bagus bagi kita, Pak Gubernur," katanya dalam keterangan resmi Kementerian Pertanian, Kamis (11/6) kemarin.
Syahrul menyebut, food estate merupakan proyek klaster untuk pengembangan sayuran, buah-buahan dan aneka tanaman pangan sebagai kebutuhan utama masyarakat Indonesia.
Bahkan, pemerintah juga akan membangun sarana produksi dan infrastruktur pertanian seperti embung dan irigasi.
"Saya akan turunkan hortikultura, kemudian saya akan turunkan pepaya, sayuran, peternakan dan lain-lain. Kira-kira itu bayangannya. Jadi, bicara food estate bukan cuma padi dan jagung saja. Kita buat konsep berbasis klaster. Jadi setiap wilayah harus dipetakan, kita klasterkan, ada klaster peternaknya, ada klaster apanya, dan lain sebagainya," katanya.
Menurut Syahrul, konsep pengembangan food estate meliputi diversifikasi pangan yang digarap di area 164.000 hektare.
Diharapkan, cara-cara ini bisa membantu provinsi terdekatnya untuk meningkatkan produksi tanaman pangan.
"Harus dipahami, kalau mau tanam hanya untuk kepentingan beras saja, banyak sekali di wilayah lain. Tapi pertanian yang ingin dibuat kali ini tidak pernah ada di Indonesia. Jadi tolong Pak Gubernur, Pangdam, DPRD, kita bersama-sama, Pak Danrem, Pak Kapolda, Kabinda, dan Kejaksaan Tinggi kita bersama-sama bangun dan kembangkan food estate ini," katanya.
Untuk itu, ia pun ingin mewujudkan pertanian modern di Kalteng dan memaksimalkan provinsi dan kabupaten setempat untuk mendukung petani secara maksimal.
“Pertanian di Kalteng, khususnya Kabupaten Pulang Pisau sudah cukup bagus. Namun, ke depan harus bisa lebih bagus lagi,” katanya seperti melansir ANTARA, Kamis (11/6) kemarin.
Demi mendukung hal tersebut, Syahrul ingin peralatan penunjang pertanian seperti alat pertanian atau alsintan, sesuai dengan kebutuhan dan dilengkapi teknologi terkini.
Hingga akhirnya pengembangan lahan oleh pertanian biasa dilakukan secara maksimal.
Menurutnya, Pulang Pisau harus menjadi contoh di bidang pertanian.
Tak hanya mengembangkan tanaman padi, namun juga sayur, buah-buahan, serta peternakan.
“Gubernur maupun bupati, saya minta ini bisa direncanakan dengan baik. Kami (Kementerian Pertanian) siap mendukung,” jelas Syahrul.
Mengenai hal ini, Gubernur Kalteng, Sugianto Sabran menyampaikan rasa terima kasih atas kepercayaan pemerintah pusat dalam memproyeksikan Kalimantan Tengah sebagai lumbung pangan nasional.
Untuk itu, ia pun meminta semua jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan seluruh stakeholder mendukung program food estate tersebut.
"Di Kalteng kita memiliki potensi pertanian, seperti di Kabupaten Kotawaringin Timur dan Barito Timur. Maka itu, kita harus bangun pertanian ini menjadi lebih baik. Terima kasih, Pak Menteri atas arahannya. Pada intinya kami selaku Pemerintah Daerah siap bekerja. Ini kepercayaan yang sangat luar biasa. Jadi kita harus sambut dengan semangat. Kalimantan Tengah siap, Pak Menteri. Sebelum Bapak Presiden datang, kita harus sudah siap semua," katanya.
Sebagai informasi, Kalimantan Tengah merupakan wilayah subur yang berhasil mengembangkan padi inbrida varietas unggul baru INPARI-42 dan padi hibrida SUPADI.
Selain padi, provinsi ini juga berhasil memproduksi jagung untuk kebutuhan nasional.
Baca juga: Menyelamatkan Petani di Tengah Pandemi
Pada 2015 misalnya, produksi jagung di Kalteng mencapai 8.940 ton pipilan kering dan di 2019 produksi jagung sebesar 71.000 - 118.000 ton pipilan kering, naik hampir 1.000%.
Sedangkan untuk luas baku sawah Kalteng di 2018 mencapai 186.510 hektare.
Hal itu mengacu pada Ketetapan Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Badan Pertahanan Nasional (BPN) Nomor : 686/SK-PG.03/XII/2019 tanggal 17 Desember 2019, Perihal Penetapan Luas Lahan Baku Sawah Nasional Tahun 2019 seluas 136.486 hektare.