• 5 December 2025

Kebun Anggrek Ini Kembangkan 500 Varian Warna

uploads/news/2025/11/kebun-anggrek-di-tawangmangu-2105170cfb7bd63.jpg

Jagad Tani - Banyaknya ragam warna di kebun anggrek, tentu akan menarik perhatian pegunjung. Ahmad Subekti, staf dari Kebun Anggrek Zilquin, menuturkan bahwa kebunnya berfokus pada pengembangan dan budidaya anggrek bulan (Phalaenopsis) yang menjadi primadona di antara berbagai jenis anggrek yang dibudidayakan.

“Kebun Anggrek Zilquin ini fokus di anggrek bulan. Untuk saat ini, kami sudah memiliki sekitar 500 varian warna anggrek bulan hasil budidaya,” ujar Ahmad saat ditemui di Tangsel Flona, Rabu pagi (12/11).

Baca juga: Hari Pahlawan, Upacara Tabur Bunga di Laut

Warna-warni indah anggrek bulan ini berasal dari proses persilangan atau hibridisasi yang dilakukan di kebun yang berlokasi di Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah.

“Kita silang putik antarvarian, misalnya warna ungu dengan kuning bercak. Dari situ bisa muncul warna baru yang unik. Karena semuanya hasil persilangan, jadi warnanya sangat beragam,” jelas Ahmad.

Menurutnya, anggrek bulan memiliki karakteristik yang berbeda dibandingkan tanaman hias lainnya. Sebab tanaman ini membutuhkan kondisi tempat yang teduh dengan pencahayaan sedang. Selain anggrek bulan, kebun ini juga menyediakan jenis anggrek lain seperti dendrobium, vanda, cattleya, dan beberapa spesies lainnya.

“Di greenhouse, kami menggunakan sistem buka-tutup paranet. Kalau cahaya kurang, paranet dibuka. Kalau terlalu panas, kami tutup sebagian. Jadi sinar mataharinya tetap seimbang,” jelasnya.

Untuk mendukung pertumbuhan tanaman, Kebun Anggrek Zilquin menggunakan media tanam sphagnum moss atau lumut putih impor dari Taiwan yang dikenal mampu menyimpan air dalam waktu lama. Hal ini menurutnya dikarenakan media ini bisa menahan air, dan tidak memerlukan penyiraman yang terlalu sering, sehingga menyesuaikan kondisi dari kering atau tidaknya media.

Meski begitu, budidaya anggrek tidak lepas dari berbagai tantangan seperti busuk akar akibat jamur serta serangan hama serangga yang bisa menggagalkan bunga mekar. Selain itu proses pembentukan dari awal hingga berbunga, juga membutuhkan waktu yang tidak singkat, mulai dari tahap aklimatisasi bibit hasil kultur botol, bunga pertama yang baru muncul setelah sekitar satu setengah tahun.

“Kadang bunganya gagal karena dimakan serangga duluan. Tapi itu sudah jadi bagian dari tantangan dalam merawat anggrek. Adapun untuk prosesnya, setelah aklimatisasi baru bisa berbunga. Proses ini memang cukup lama tapi hasilnya sepadan,” tambahnya.

Untuk harga, anggrek bulan hasil budidaya dibanderol mulai dari Rp 100.000-200.000 per pot. Setiap warna memiliki ukuran bunga yang berbeda-beda mulai dari mini, medium, hingga besar. 

“Biasanya umur satu setengah sampai tiga tahun berada di kisaran harga itu. Budidaya anggrek memang butuh kesabaran dan pengetahuan, terutama karena melibatkan proses laboratorium. Tapi hasilnya sepadan,” pungkasnya.

 

Related News