• 5 December 2025

Warga Tapteng Makan Durian Demi Bertahan Hidup

uploads/news/2025/12/warga-tapanuli-tengah-bertahan-45501a75e978fb3.jpeg

Jagad Tani - Pasca bencana banjir bandang dan longsor yang terjadi di Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), Sumatera Utara (Sumut), hingga hari ke delapan, masih terdapat beberapa desa yang terisolir dan belum dapat ditembus melalui jalur darat. Kondisi tersebut semakin menghambat kedatangan bantuan logistik, kebutuhan pokok, dan kebutuhan lainnya untuk membantu korban bencana.

Masinton Pasaribu selaku Bupati Tapteng juga mengungkapkan bahwa warga yang tinggal di desa terisolir tersebut harus bertahan hidup dengan memakan durian.

Baca juga: Awal Desember Sejumlah Bahan Pokok Alami Penurunan

"Bahkan masyarakat di desa terisolir bertahan hidup dengan makan durian," ungkap Masinton Pasaribu melalui keterangan tertulisnya di story Instagram pribadi, pada Selasa sore (02/12).

Ia juga mengungkapkan soal situasi terkini di Tapteng, mulai stok beras disebut menipis, kesulitan air bersih, antrian panjang di SPBU hingga stok gas elpiji menipis. Jenazah tertimbun material longsor juga disebut masih ada yang belum dievakuasi, dan tim relawan terus menyisiri wilayah terdampak untuk berharap menemukan korban-korban yang masih hilang.

"Stok beras menipis, antrian panjang di pom bensin, stok gas elpiji menipis. Beberapa desa masih terisolir belum dapat ditembus via darat. Jenazah tertimbun longsor di beberapa desa belum dapat dievakuasi," paparnya.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut kembali melaporkan jumlah korban dalam bencana banjir dan longsor di Sumut.

Korban yang meninggal dunia sudah mencapai 290 orang dan hilang sebanyak 154 orang. Jumlah korban meninggal dunia yang paling banyak saat ini berada di Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) yakni 86 orang dan hilang 85 orang.

 

Related News