Pakan Berkualitas Hasilkan Susu Bermutu untuk Yoghurt-Keju
Jagad Tani - Dalam menghasilkan keju dan yoghurt yang berkualitas, sangat ditentukan dari mutu susu sapi yang dihasilkan. Hal ini disampaikan oleh Sucipto, selaku pengelola Cipta Rasa Farm, yang menegaskan bahwa perhatian terhadap asupan nutrisi sapi perah merupakan faktor utama untuk mendapatkan susu yang berkualitas.
Pemilik kandang peternakan yang berlokasi di Bogor ini turut menjelaskan jika nilai gizi dari pakan juga harus dihitung secara teliti karena akan langsung mempengaruhi kekentalan, kadar lemak, hingga kualitas protein dalam susu.
Baca juga: Fakta Penting Perawatan Marmoset dari Dokter Hewan
“Kalau keju itu butuh lemak dan protein tinggi. Secara kasat mata, susunya harus kental. Dan itu semua kembali lagi ke pakan,” ujarnya.
Dalam operasionalnya, Cipta Rasa Farm mampu menghasilkan sekitar 350 liter susu per hari, yang jika dihitung dalam sebulan mencapai jutaan rupiah. Harga jual susu pun bervariasi, mulai dari Rp10.000 per liter untuk kualitas standar, hingga Rp16.000 per liter untuk susu berkualitas tinggi yang dikirim langsung ke pabrik keju.
“Kalau kualitas susunya jelek, kejunya bisa jadi lembek dan gagal,” tambahnya.
Untuk menjaga kualitas, Sucipto memilih meracik sendiri konsentrat pakan ketimbang membeli produk pabrikan. Menurutnya, konsentrat pabrik kerap dioplos sehingga kandungan nutrisinya dinilai kurang maksimal. Ia menggunakan campuran Corn Gluten Feed (CGF), polar, dedak, mineral, dan asam amino, dengan penekanan khusus pada pentingnya asam amino bagi kesehatan sapi perah.
“Asam amino ini penting, kebanyakan yang dijual itu enggak ada asam aminonya, kandungan asam aminonya enggak ada. Fungsinya asam amino itu untuk kesehatan sapi. Kalau konsentrat cuman kayak gitu-gitu aja yang rasa susu (yang dihasilkan) juga beda," jelasnya.
Dijelaskan oleh Sucipto bahwa pakan untuk sapi perah tidak bisa disamakan dengan sapi pedaging. Sapi pedaging bisa tahan jika kurang makan dua hingga tiga hari, sementara sapi perah akan mengalami penurunan produksi susu secara drastis.
“Makanan dari si sapi perah ini penting, penting banget, beda sama sapi pedaging. Kalau sapi pedaging kurang makan 2 hari 3 hari enggak masalah. Kalau sapi sapi perah kurang makan, susunya nge-drop. Proteinnya kurang tinggi, susunya jadi encer. Ampas tahunya kebanyakan juga enggak bagus. Harus ada takeran yang pas,” tegasnya.

