Hidupkan Kembali Olahan Pala Khas Kampung Buntar
Menurut Nurhasanah, Kampung Buntar memperoleh namanya dari suara tar yang dulu terdengar akibat lokasi tersebut digunakan sebagai area sasaran tembak dari Lawang Gintung.
Baca juga: Gunakan Pakaian Berwarna Ini Saat Mengolah Pala
“Dulu tanaman pala di sini banyak. Kalau kita nggak punya uang, bisa panen pala dan jual bijinya. Lumayan buat tambahan pemasukan, karena saya bukan PNS dan dari keluarga petani, jadi gimana caranya kita ke depannya masih punya uang gitu buat kebutuhan sehari-hari,” ujarnya.
Di kebun Mysari sendiri, awalnya hanya terdapat satu hingga dua pohon pala. Namun melalui proses restorasi, kini jumlahnya meningkat menjadi sekitar 200 pohon dengan luas lahan 1.200 m². Jenis pala yang paling banyak tumbuh di Bogor adalah Pala Banda, namun turut dikembangkan varietas Nurpakuan Agribun Pakuan yang dikenal memiliki buah lebih besar.
Meskipun Bogor dikenal dengan produk olahan pala seperti manisan, popularitasnya kini menurun karena masyarakat lebih memilih kudapan modern. Hal inilah yang mendorong KWT Bina Tani untuk menciptakan berbagai inovasi olahan pala agar kembali diminati terutama oleh generasi muda.
“Gimana caranya supaya pala bisa terkenal lagi seperti dulu. Jadi dibuatlah berbagai olahan supaya semua orang bisa menikmati pala yang segar,” kata Nurhasanah.
Saat ini, buah pala diolah menjadi berbagai produk, seperti manisan buah pala basah dan kering, teh pala untuk konsumen yang mengurangi konsumsi gula, cookies, sirup pala, hingga permen pala.
Selain rasanya yang unik, pala juga dikenal memiliki berbagai manfaat, mulai dari membantu masalah tidur (insomnia), meredakan mual pada ibu hamil, hingga memberikan efek relaksasi karena kandungan zat aktifnya.
Produk olahan pala Mysari dipasarkan melalui toko oleh-oleh di Bogor serta platform online seperti Shopee dan Tokopedia dengan nama Maisari Palahan. Harga produk berkisar antara Rp 10.000 - Rp 50.000, di antaranya minuman pala Rp 10.000, permen pala Rp 19.000, manisan pala Rp 22.000, Sirup pala Rp 22.000, dan Rp 50.000 untuk kue pala (cookies).
Nurhasanah berharap masyarakat dapat kembali mengenal dan melestarikan tanaman pala sebagai tanaman warisan yang bernilai ekonomi tinggi. Ia membuka kesempatan bagi siapa pun yang ingin belajar budidaya maupun pengolahan pala langsung di kebun Mysari.
“Tanaman pala itu sangat bermanfaat dan semuanya bisa dimanfaatkan, mulai dari daging buah, daun, biji, kulitnya, hingga fuli (kulit dari biji pala). Yang penting dirawat dengan fokus dan rajin, nanti pasti menghasilkan,” tutupnya.

