• 9 December 2025

Kisah Salmiati Selamatkan Kucing Saat Banjir Sumbar

uploads/news/2025/12/kisah-salmiati-selamatkan-kucing-49549495e71a8fc.jpg

Jagad Tani - Di tengah evakuasi, seorang warga Kampung Teleng, Kelurahan Padang Besi, Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang, yang bernama Salmiati justru rela mengelilingi wilayah terdampak hanya untuk mencari dan menemukan kucing yang turut terseret banjir bandang dan tanah longsor di Provinsi Sumatra Barat.

Bahkan hampir semua kucing yang ditemukan Salmiati berada dalam kondisi sakit, cedera, ada juga di antaranya yang mengidap tumor. Binatang-binatang malang tersebut akhirnya diselamatkan olehnya. Selama bencana, ibu dua anak ini setidaknya sudah mengevakuasi sekitar 30 ekor kucing yang telantar akibat tersapu banjir, yang ditemukan di pinggir jalan, rumah terdampak banjir, dan tanah longsor, hingga di tempat pembuangan sampah.

Baca juga: Limbah Cangkang Kerang Hijau Kalibaru Bertumpuk

Pada akhirnya puluhan kucing tak bertuan tersebut dibawa ke shelter penampungan di daerah Kampung Teleng, Kelurahan Padang Besi, Kecamatan Lubuk Kilangan. Meski lokasi penampungan ini agak terpencil dan terbilang cukup jauh dari pusat keramaian kota dan persisnya berada di ujung sebuah kompleks permukiman dengan jalan berbatu-batu, dengan rumah terdekat warga yakni berkisar hingga sekitar 10 meter dari shelter.

Namun, ada alasan yang membuat Salmiati dan suaminya memilih lokasi tersebut, salah satunya ialah pertimbangan kenyamanan warga sekitar. Pasalnya, di tempat sebelumnya, ia sempat diusir warga karena merasa terganggu dengan aktivitasnya yang memelihara, merawat, dan menampung ratusan kucing, hingga anjing telantar.

Salmiati menyadari bahwa hal-hal yang baik tidak selalu disambut dengan baik pula, itu pulalah yang membuatnya lebih memilih pindah dan mencari lokasi yang lumayan jauh dari keramaian. Di lokasi penampungan yang seperti gudang itu, terdapat sekitar 130 ekor kucing, dua anak anjing dan satu ekor anjing dewasa. Hewan-hewan tersebut tidak akan langsung bisa ditemukan saat membuka pintu shelter, melainkan pada pintu selanjutnya.

Tumpukan karung yang berisi makanan kucing menjadi pemandangan pertama ketika memasuki lokasi penampungan berukuran sekitar 5 x 25 meter. Penampungan itu terlihat bersih, namun tetap dipenuhi dengan aroma menyengat, khas kucing. Binatang-binatang itu ditempatkan di tiga ruangan berbeda dan dibatasi oleh sekat-sekat berpintu.

Ruangan pertama dipenuhi oleh kucing-kucing sehat dan beberapa di antaranya masih menempati kandang besi pertanda mereka merupakan penghuni baru yang masih butuh waktu untuk beradaptasi. lalu ada ruangan penangkaran bagi kucing-kucing yang hampir sembuh dari berbagai penyakit. Sedangkan kucing dengan kondisi kesehatan lebih parah, baik itu karena mengidap tumor, penyakit kulit, dan lainnya, ditempatkan paling belakang pada satu ruangan khusus.

Perjalanan Salmiati dalam menyelamatkan kucing-kucing telantar sudah dilakukan sejak tahun 2009 hingga kini, setidaknya sekitar 1.000 ekor kucing dan anjing yang telah diselamatkan. Sebagian besar di antaranya diadopsi oleh orang yang peduli, sementara lainnya juga ada yang mati karena sakit. Selain di Kota Padang, perempuan yang sehari-harinya berjualan kue dan sarapan ini turut mengamankan kucing di daerah Kota Payakumbuh dan Solok.

Dalam memelihara dan merawat kucing, awalnya Salmiati menggunakan kantong pribadi, namun, seiring berjalannya waktu, dengan jumlah kucing yang terus bertambah, mulai dari biaya perawatan, hingga makan. Akhirnya, ia memutuskan untuk membuka donasi ke publik, melalui media sosial, dan antusiasme masyarakat ternyata cukup tinggi untuk mengirimkan uang dengan nominal yang beragam.

Sebagai pertanggungjawaban, Salmiati mengunggah catatan pemasukan dari para donatur serta kuitansi-kuitansi bukti pengeluaran biaya di media sosial, baik untuk pembelian makan hewan, pengobatan, perawatan maupun perlengkapan kebersihan serta kebutuhan selter. Meskipun demikian, donasi yang masuk tidak selalu mampu memenuhi kebutuhan mamalia karnivora dari keluarga Felidae tersebut. Sebab, selain untuk makan sehari-hari, Salmiati juga harus membawa kucing yang sakit ke dokter hewan guna memperoleh pengobatan hingga sterilisasi, tidak jarang ia dan suami harus merogoh tabungan untuk membiayai kebutuhan kucing-kucing tersebut. 

Selama 16 tahun berkecimpung mengevakuasi, menyelamatkan, dan merawat kucing-kucing jalanan yang telantar dan dibuang itu, Salmiati tidak pernah berharap lebih. Satu-satunya impian Salmiati ialah mampu membangun selter penampungan kucing yang lebih besar dan layak. Hal itu lantaran tempat penampungan, saat ini belum bisa dikatakan representatif untuk memelihara binatang tersebut. Ia mendambakan sebuah selter yang mempunyai taman, ruang terbuka, tempat makan kucing yang lebih memadai serta dukungan fasilitas kesehatan.

"Harapan saya hanya itu, karena ini adalah tentang perasaan dan batin," ujarnya.

 

Sumber: Antara News

Related News