Penyu Lekang Bertelur Siang Hari
“Penyu lekang umumnya bertelur saat menjelang malam (pukul 20.00-24.00).”
JAKARTA - Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang, salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melaporkan peristiwa seekor penyu lekang bertelur pada siang hari di Pantai Sosadale, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur.
Peristiwa langka itu terjadi pada Rabu (17/6) pukul 10.00 WITA lalu.
Sebanyak 145 telur dikeluarkan dari tubuh hewan yang dilindungi ini.
Baca juga: Antara Budidaya atau Ekspor Lobster
Menanggapi peristiwa langka ini, Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (Dirjen PRL) Aryo Hanggono menjelaskan, lokasi penyu bertelur tersebut termasuk dalam Kawasan Konservasi Perairan Nasional (KKPN) Taman Nasional Perairan (TNP) Laut Sawu yang dikelola oleh BKKPN Kupang.
“Saya instruksikan BKKPN Kupang untuk meningkatkan pemantauan dan pengawasan di lokasi peneluran. Sehingga telur penyu terlindungi, dari gangguan predator maupun dari pencurian,” jelas Aryo dalam keterangan tertulis KKP, Jumat (19/6) lalu.
Di tempat terpisah Kepala BKKPN Kupang, Ikram M. Sangadji menuturkan, dalam rangka pelestarian penyu di Pantai Sosadale yang berada di TNP Laut Sawu, KKP membangun demplot penyu dan membina Kelompok Camar Laut sebagai pengelolanya.
“Dari hasil monitoring selama 5 tahun terakhir memang menunjukkan bahwa penyu rutin bertelur di wilayah Pantai Sosadale setiap tahunnya dengan puncak waktu bertelur pada bulan Juli dan Agustus. Oleh karena itu sebagai tindakan pelestarian untuk melindungi telur penyu dari predator maka BKKPN Kupang menginisiasi pembangunan demplot penyu berbasis pengelolaan masyarakat pada tahun 2016,” paparnya.
Ikram mengungkapkan, saat kejadian Kelompok Camar Laut yang berada di lokasi, langsung bergerak cepat untuk merelokasi telur penyu ke demplot penyu untuk mengamankannya dari predator seperti anjing dan babi.
Sementara itu, Pengelola Ekosistem Laut dan Pesisir (PELP) Ahli Utama KKP Agus Dermawan menjelaskan, penyu bertelur dengan tingkah laku yang berbeda sesuai dengan jenis masing-masing.
Setiap jenis penyu memiliki waktu peneluran yang berbeda satu sama lain.
“Penyu lekang umumnya bertelur saat menjelang malam (pukul 20.00-24.00). Sedangkan penyu sisik waktu bertelur tidak dapat diduga, kadang malam hari, kadang siang hari,” jelas Agus di Jakarta.
Agus menambahkan, penyu biasanya bertelur pada malam hari, karena memerlukan kondisi lingkungan yang aman.
Jika terjadi gangguan, penyu akan kembali lagi ke laut.
Namun, jika sudah saatnya harus bertelur dan dirasa siang hari aman, maka penyu akan naik ke pantai untuk bertelur.
“Biasanya penyu lekang membutuhkan waktu sekitar satu jam untuk menyelesaikan proses bertelur dengan jumlah telur per sarang sekitar 109 butir. Selang waktu bertelur per musim sekitar 17-30 hari,” ujarnya.
Penyu Lekang (Lepidochelys olivacea), disebut juga olive ridley sea turtle dalam bahasa Inggris merupakan spesies penyu yang hidup di perairan tropis dan subtropis yang ber-perairan dangkal.
Penyu lekang ditemukan bertelur di Samudra Hindia, Samudra Pasifik, dan pantai di pulau-pulau besar.
Bentuk tubuh penyu lekang tidak mengalami perubahan dengan bentuk nenek moyangnya 100 juta tahun yang lalu berdasarkan temuan fosilnya.
Karapas penyu berfungsi untuk melindunginya dari faktor lingkungan.
Kulit penyu lebih ringan dibandingkan kura-kura sehingga mereka bergerak lebih cepat.
Daya apung air mengurangi berat cangkang penyu sehingga hewan ini tidak keberatan membawa cangkangnya saat berenang di air.
Di Indonesia, penyu lekang disebut juga sebagai penyu abu-abu, penyu bibis, penyu sisik semu, penyu kembang, dan penyu slengkoroh.
Penyu lekang termasuk di antara jenis penyu terkecil, dengan berat 31-43 kilogram.
Warna karapasnya abu-abu kehijauan, tukiknya berwarna abu-abu.
Penyu lekang umumnya bersifat vegetarian atau pemakan lamun.
Terkadang penyu lekang memakan kepiting, gastropoda, cumi-cumi, ubur-ubur, dan udang-udangan, sehingga penyu ini tergolong sebagai hewan omnivora.
Penyu lekang ditemukan di perairan hangat di wilayah Samudra Pasifik, Hindia, dan Atlantik.
Mereka juga ditemukan bertelur di pesisir selatan kepulauan Indonesia, termasuk di pesisir pantai selatan Bali seperti di Pantai Kuta, Pantai Tegal Besar, dan Klungkung.
Di beberapa tempat di India dan Meksiko, penyu ini datang dalam jumlah ribuan untuk bertelur bersama-sama di pantai, yang disebut dengan arribada.
Baca juga: Paket Ikan Sehat dari KKP
Penyu abu-abu melakukan peneluran atau pun bersinggah di kawasan pantai yang terdiri dari butiran pasir hitam. Butiran pasir hitam memiliki kandungan mineral besi lebih dari 70% atau opac.
Pasir besi ini ditemukan di pantai selatan Yogyakarta, yaitu Bantul dan Kulon Progo.
Tanaman yang dapat tumbuh di pantai yang mengandung besi antara lain pandan tikar (Pandanus tectorius), cemara laut (Casuarina equisetifolia L), dan ketapang laut (Terminalia mantaly).