Jagad Tani - Guna memastikan penguatan fungsi konservasi, perawatan satwa, dan rencana pengembangan kawasan Pusat Latihan Gajah (PLG) Taman Wisata Alam (TWA) Seblat, Bengkulu Utara sebagai pusat edukasi gajah berbasis masyarakat, Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni akhirnya berkunjung ke lokasi.
Saat ini PLG TWA Seblat telah mengelola 10 individu gajah dengan rentang usia 15–48 tahun dan seluruh gajah merupakan hasil penanganan konflik atau penyelamatan satwa. Bahkan sejak tahun 1995 kawasan ini telah mengalami perubahan fungsi hingga akhirnya ditetapkan sebagai TWA Seblat pada tahun 2011 dengan luas sekitar 7.732,80 ha.
Baca juga: Ini Alternatif Pengganti Minyak Kelapa Sawit
Revitalisasi PLG TWA Seblat tidak hanya menjadi lokasi perawatan gajah hasil penyelamatan, tetapi juga menjadi pusat pembelajaran tentang ekologi, perilaku satwa, dan pentingnya menjaga keseimbangan alam bagi generasi sekarang dan mendatang.
“Kondisi saat ini menunjukkan bahwa antar kantong gajah sudah terfragmentasi (terbagi-bagi). Untuk itu, Kementerian Kehutanan akan membangun beberapa koridor gajah untuk menyambungkan dua kantong yang terpisah. Paling tidak, saat ini ada 12 kantong yang akan disambungkan menjadi koridor gajah,” terang Raja Juli.
Ada beberapa langkah yang menjadi target revitalisasi PLG TWA Seblat, di antaranya seperti peningkatan fasilitas kandang dan area latihan gajah, penyediaan pusat edukasi dan informasi publik, penataan jalur interpretasi satwa, pengembangan ekowisata berbasis masyarakat sekitar TWA, penguatan program mitigasi konflik satwa dan manusia.
Pengembangan ekowisata di Kawasan PLG TWA Seblat dirancang dengan mempertimbangkan daya dukung lingkungan dan kebutuhan satwa, sehingga aktivitas wisata tidak mengganggu ruang gerak maupun kenyamanan gajah sehingga menjadi pusat konservasi terpadu dengan menyediakan edukasi lingkungan dan menjadi garda terdepan dalam mitigasi konflik satwa di Bengkulu.

