Belajar Organik Di Roemah Organik
Roemah Organik membuka pintu bagi siapa pun yang ingin belajar pertanian organik.
YOGYAKARTA - “Kita tidak hanya ingin berbisnis, tapi juga punya kepedulian terhadap pertanian,” ujar Sapto Ciptanto, pemilik Roemah Organik.
Mungkin bagi sebagian orang masih belum mengenal Roemah Organik. Wadah pengembangan budidaya organik yang berada di Jalan Kaliurang KM 10 ini berdiri sejak 2013. Roemah Organik memiliki konsep dasar yakni merawat kelestarian lahan, bermitra dengan petani, dan menghadirkan pangan organik.
Sebagai pengembang budidaya organik jelas bertujuan untuk merawat kelestarian tanah melalui pemupukan organik, hormon organik, pembenahan tanah, bahkan Roemah Organik memiliki pengolahan agen nabati dan hayati sendiri yang berkerja sama dengan Mitra Organik Indonesia.
“Selain menggunakan agen nabati seperti mimba dan brotowali, kami juga mengembangkan agen hayati seperti metarisium sebagai pengendali hama uret,” tutur Sapto.
Selain itu, Roemah Organik juga bermitra dengan para petani. Tujuannya ialah untuk mengedukasi petani yang belum mengenal organik dan menjadi pasar bagi petani yang sudah menggunakan sistem organik.
“Kalau dengan petani bentuk edukasinya dengan cara pendampingan belajar di lapangan,” kata Sapto saat ditemui di Roemah Organik.
Lebih lanjut, ia juga mengatakan bahwa siapapun bisa menjadi mitra dan bekerja sama dengan Roemah Organik. Syaratnya hanya satu, yakni dapat menjamin kualitas organik dari produknya. Untuk itu, Roemah Organik tak jarang juga terjun langsung ke lapangan untuk mensurvei keadaan lahan dan sistem yang digunakan.
Bila terkendala permasalahan hama, biasanya Roemah Organik juga menawarkan pengendali hama organik yang telah diproduksi kepada petani. Semua proses itu dilakukan demi menghadirkan pangan organik yang dapat dipercaya oleh konsumen. Saat ini pola hidup sehat terus berkembang pesat di masyarakat.
Namun, menurut Sapto para petani organik masih sulit menemukan pasar yang sesuai. Maka, Roemah Organik dapat menjadi pasar bagi para petani organik. Beberapa petani di sekitar Yogyakarta bahkan Jawa Barat sudah banyak yang mengirimkan hasil panennya ke Roemah Organik. Seperti Wardi, salah satu petani organik dari Cangkringan, Sleman yang menjadi pemasok beras organik di Roemah Organik.
“Kalau kirim ke Roemah Organik lebih menguntungkan karena penghasilannya bisa tetap. Kami juga sekaligus mengedukasi masyarakat untuk pola hidup sehat dengan organik,” ujarnya.
Semua hasil panen dari petani kemudian didistribusikan kepada pemesan. “Kebanyakan yang pesan dari restoran organik dan minimarket. Kalau untuk pribadi biasanya mereka yang sedang terapi untuk penyembuhan penyakit degenaratif,”kata Sapto.
Beberapa jenis sayuran yang sering dipesan ialah brokoli, tomat, wortel, kentang, bawang, kacang panjang, dan masih banyak lainnya. Untuk sayuran dikirim setiap dua hari sekali. Sedangkan beras terdapat beberapa jenis yang bisa dipesan diantaranya beras merah, hitam, dan putih dengan waktu pengiriman setiap hari.
Roemah Organik juga membuka diri sebagai wahana belajar, riset, dan mengembangkan budidaya organik. Tidak terbatas usia dan kalangan, semua bisa berkunjung dan belajar di Roemah Organik. Sejak lima tahun yang lalu, Roemah Organik sudah sering mendapatkan kunjungan dari berbagai daerah.
“Dari anak TK, mahasiswa kerja praktik, hingga pelatihan untuk purnawirawan kami sediakan,” kata Sapto.
Belajar budidaya di Roemah Organik terasa sangat lengkap karena bisa langsung melakukan praktik di lahan yang sudah disediakan. Lahannya tidak terlalu luas, namun cukup untuk belajar menanam, mulai dari menyiapkan lahan, pemupukkan, perawatan, penyiangan, dan terutama dalam mengendalikan hama penyakit. Roemah Organik juga memiliki jaringan dengan praktisi dan akademisi yang berkecimpung di dunia budidaya organik.
“Kami di sini alumni UGM dan kami bermitra dengan alumni lainnya, jadi untuk mengisi materi saat proses pembelajaran biasanya bisa kami isi sendiri atau mengundang pihak akademisi,”ujar Sapto. (MK)