Ketahanan Pangan ala Milenial Bogor
BOGOR - Sekelompok anak muda berhasil mengubah lahan tidur menjadi lahan produktif untuk ditanami sayur sayuran di wilayah Kelurahan Tegallega, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat.
Tak hanya berhasil memetik hasilnya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, anak-anak muda yang tergabung dalam komunitas Bogor Respond Anticipation Crisis (BORAC) ini juga mampu menyediakan bibit tanaman bagi warga.
Baca juga: Geliat Urban Farming Kota Bogor
Koordinator BORAC, Gema Sastra Nasution mengatakan, program menanam kembali di kebun BORAC sudah dimulai sejak dua bulan lalu atau tepatnya April 2020.
Program ini awalnya dimaksudkan sebagai upaya bersama dalam persiapan ketahanan pangan di tengah pandemi COVID-19.
"Sebenarnya kita sudah lama ingin menanam seperti ini, cuma dulu belum ada waktu. Akhirnya kita diberi kesempatan yang sama untuk istirahat di rumah saat pandemi COVID-19. Lalu terpikir bagaimana bisa membantu warga, diri sendiri juga pemerintah dengan cara kita. Kita bisa bukan bagi-bagi alat pelindung diri (APD), tapi fokus kepada ketahanan pangan," kata Gema kepada JagadTani.id, Sabtu (27/6) lalu.
Berbekal pengalaman di bidang pertanian, lanjut Gema, BORAC yang memiliki 30 anggota pun mulai mengolah lahan tidur yang tak terpakai seluas 250 meter persegi untuk ditanami berbagai sayur sayuran.
Seperti, kangkung, pakcoy, terong, bayam, cabai dan jagung serta lainnya.
"Untuk benih awalnya didapat dari urunan anak-anak. Tapi setelah berjalan beberapa bulan ada dari donasi, termasuk dapat dukungan benih dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP). Untuk perawatan penyiraman dan pemupukan kita bergantian dengan sistem piket," kata Gema.
Selain bercocok tanam, kata pemuda yang hobi skateboard itu, di lokasi terpisah seluas 200 meter persegi dilakukan pembibitan.
Saat ini, bibit-bibit cabai yang ada dari hasil penyemaian yang dipisahkan dalam polybag disediakan untuk dibagikan kepada warga yang ingin berkebun.
"200 bibit dapat dibagi sesuai kebutuhan yang akan memelihara. Misal 60% untuk individu dan 40% untuk kolektif kebun. Selain membagikan kita juga berikan penyuluhan bagaimana cara berkebun dengan hasil optimal sampai cara membuat pupuk organik dan pengecekan secara berkala," paparnya.
Masih kata Gema, untuk mengkampanyekan gerakan menanam kembali, BORAC juga membuka jaringan di tiap wilayah yang dinamakan ‘local heroes’.
Saat ini, sudah ada sekitar 30 local heroes yang tersebar di Kota Bogor dan sebagian Kabupaten Bogor.
"Sasaran kita adalah anak-anak milenial yang mau menanam. Jadi, mereka kita edukasi dengan harapan ilmu ini bisa diterapkan kepada warga di wilayahnya dengan memanfaatkan lahan tidur menjadi lahan produktif. Jadi, gerakan ini berkelanjutan," ujarnya.
Dipilihnya bibit cabai, sambungnya, lantaran memiliki nilai jual yang cukup lumayan sekali panennya.
Ia pun berharap ke depannya hasil bercocok tanam ini nantinya tak hanya untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga saja, tapi juga ada nilai tambah secara ekonomi.
"Ya, minimal ada uang kas warga. Kita juga sudah menjalin komunikasi dengan pihak Perusahaan Umum Daerah Pasar Pakuan Jaya dan DKPP agar produk hasil panen bisa masuk ke pasar ke depannya," tambahnya.
Baca juga: Memanen Padi Anti-Stunting saat Pandemi
Gema menjelaskan, program menanam kembali ini tak hanya dilakukan di tengah berlangsung pembatasan sosial berskala besar (PSBB) karena adanya pandemi COVID-19.
Namun jauh dari itu, BORAC ingin menularkan kegiatan positif ini kepada masyarakat luas.
"Ibarat kata pemerintah, New Normal yang berarti kebiasaan baru. Nah, kita bagaimana caranya menularkan kebiasaan baru ini. Jadi, mereka bisa berbagi ilmu dan panen juga ke warga lainnya," tutupnya.
"200 bibit dapat dibagi sesuai kebutuhan yang akan memelihara. Misal 60% untuk individu dan 40% untuk kolektif kebun. Selain membagikan kita juga berikan penyuluhan bagaimana cara berkebun dengan hasil optimal sampai cara membuat pupuk organik dan pengecekan secara berkala," paparnya.
Masih kata Gema, untuk menggaungkan kampanye gerakan menanam kembali, BORAC juga membuka jaringan di tiap wilayah yang dinamakan ‘local heroes’.
Saat ini, sudah ada sekitar 30 local heroes yang tersebar di Kota Bogor dan sebagian Kabupaten Bogor.
"Sasaran kita adalah anak-anak milenial yang mau menanam. Jadi, mereka kita edukasi dengan harapan ilmu ini bisa diterapkan kepada warga di wilayahnya dengan memanfaatkan lahan tidur menjadi lahan produktif. Jadi, gerakan ini berkelanjutan," ujarnya.
Dipilihnya bibit cabai, sambungnya, lantaran memiliki nilai jual yang cukup lumayan sekali panennya.
Ia pun berharap ke depannya hasil bercocok tanam ini nantinya tak hanya untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga saja, tapi juga ada nilai tambah secara ekonomi.
"Ya, minimal ada uang kas warga. Kita juga sudah menjalin komunikasi dengan pihak Perusahaan Umum Daerah Pasar Pakuan Jaya dan DKPP agar produk hasil panen bisa masuk ke pasar ke depannya," tambahnya.
Baca juga: Memanen Padi Anti-Stunting saat Pendemi
Gema menjelaskan, program menanam kembali ini tak hanya dilakukan di tengah berlangsung pembatasan sosial berskala besar (PSBB) karena adanya pandemi COVID-19.
Namun jauh dari itu, BORAC ingin menularkan kegiatan positif ini kepada masyarakat luas.
"Ibarat kata pemerintah, New Normal yang berarti kebiasaan baru. Nah, kita bagaimana caranya menularkan kebiasaan baru ini. Jadi, mereka bisa berbagi ilmu dan panen juga ke warga lainnya," tutupnya.