• 22 November 2024

Mengintip Peluang Bisnis Microgreens

uploads/news/2020/07/mengintip-peluang-bisnis-microgreens-264622326c6d31d.jpg

Masyarakat yang belum tahu, microgreens ini bisa dijadikan garnish, campuran jus, tambahan sayuran pada burger, salad maupun urap atau lalap.”

PALEMBANG - Berbekal memiliki ilmu Agronomi, mantan dosen ini mencoba mengembangkan budidaya sayuran dengan konsep microgreens.

Sayuran kecil yang kerap menjadi santapan orang bule ini, menjadi peluang bisnis bagi Lidwina Ninik.

Microgreens menjadi salah satu solusi bercocok tanam, karena tidak memiliki lahan cukup untuk memelihara tanaman.

Baca juga: Hydroclay Pot, Solusi Efektif Bercocoktanam

Untuk menanam sayuran mungil ini pun sangat praktis, cukup ditempatkan pada wadah makanan atau pot kecil.

Menurutnya, awal mula membudidayakan microgreens ini saat Indonesia mulai diserang pandemi COVID-19 pada Maret lalu.

Di bulan itu juga, Lidwina telah memasuki masa purnabakti sebagai tenaga pengajar di Universitas Sriwijaya, Kota Palembang, Sumatera Selatan.

"Saya berpikir setelah pensiun mau menjalani aktivitas seperti apa. Akhirnya dengan ilmu yang saya miliki maka budidaya tanaman menjadi pilihan," katanya belum lama ini.

Namun, karena keterbatasan lahan membuatnya memutar otak untuk membudidayakan sayuran dan ia pun menemukan budidaya sayuran lewat microgreens

"Kembali tren baru dua tahun terakhir ini. Apalagi masih masa pandemi orang mulai sadar untuk bercocok tanam meski di dalam rumah," katanya.

Lidwina memilih bibit microgreens seperti sayuran jenis selada, pakcoy, kailan, bayam, kangkung, hingga bunga matahari.

"Sayuran mungil ini bisa dipanen di usia 7-21 hari dan tak membutuhkan banyak perawatan," terangnya.

Untuk potensi gagal pembudidayaan microgreen, menurutnya sangat kecil atau hanya tergantung pada kualitas benih.

"Masyarakat yang belum tahu, microgreens ini bisa dijadikan garnish, campuran jus, tambahan sayuran pada burger, salad maupun urap atau lalap," katanya.

Selain itu, konsumsi sayuran dari microgreens ini juga bisa mengurangi konsumsi makanan yang bebas pestisida, serta mengkampanyekan masyarakat untuk sadar untuk kembali ke alam.

Dibantu oleh mahasiswanya, kini Lidwina menawarkan hasil budidaya microgreens.

Microgreens yang sudah ditekuninya ini, awalnya juga dikonsumsi dan diberikan ke tetangga.

Namun setelah ia pikir kembali, tak jadi masalah jika bisa menjalani bisnis ini.

Untuk bibit sayuran dijual dengan banderol Rp80.000 dengan isi empat pot sebagai tempat menanam, lima tanam yang bisa dipilih, media tanam serbuk sabut kelapa dan serat mineral ringan.

"Kalau yang beli banyak juga dari luar Palembang, saya juga memberikan tutorial bagi yang membeli paket microgreens," kata dia.

Baca juga: Mengenal Konsep Budiklamber saat Pandemi

Selain itu ia juga memberikan tips saat membudidayakan microgreens, yaitu waktu penanaman perhatikan sinar matahari.

Sebab, banyak yang tak memperhatikan cahaya, sehingga sayuran menjadi pucat.

Kemudian, jangan sampai saat budidaya sayuran terkena banyak air apalagi dari air hujan.

"Saat tanam bibit, bagusnya penanaman ditutup kain dan tidak perlu dilakukan penyiraman lagi karena media tanam (rockwool) sudah lembap," tutupnya.

Related News