• 25 November 2024

Rangkaian Panjang Eucalyptus Atasi COVID-19

uploads/news/2020/07/rangkaian-panjang-eucalyptus-atasi-17483058c3e3c50.jpg

Jangan skeptis atas hasil penelitian in vitro bahwa minyak kayu putih ada efek positif untuk virus COVID-19.”

JAKARTA - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dengan Indonesia Medical Education Research Institute (IMERI) sedang giat-giatnya melakukan riset kedokteran dengan melakukan penelitian dan uji klinis untuk mengetahui khasiat produk Eucalyptus.

Hal itu, termasuk minyak kayu putih dan kalung Eucalyptus dalam pencegahan virus corona atau COVID-19.

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof. Ari Fahrial Syam mengatakan, mereka siap bekerja sama dengan balai penelitian veteriner untuk melakukan uji coba pada hewan dan uji klinis dengan produk minyak kayu putih atau Eucalyptus.

Ia juga mengemukakan bahwa efek antiviral minyak kayu putih dan beragam produk dengan bahan Eucalyptus, masih harus diteliti lebih lanjut dan juga khasiatnya dalam mencegah penularan COVID-19.

Dikutip dari Medical Today, ada lebih dari 700 spesies tumbuhan Eucalyptus di dunia ini.

Eucalyptus yang berasal dari Australia, disebut paling sering untuk diambil minyaknya.

Jenis minyak yang paling sering dimanfaatkan yaitu Eucalyptus globulus.

Pada penelitian yang diterbitkan dari Clinical Microbiology & Infection menampilkan, minyak kayu putih memiliki efek sebagai antibakteri pada bakteri pathogen di saluran pernafasan bagian atas dan juga berguna sebagai meredakan nyeri.

Sejauh ini menurut pernyataan Ari, riset khasiat pada Eucalyptus baru sampai pada tingkat penelitian sel.

Pada tahap in vitro belum secara spesifik diuji coba untuk penyakit seperti SARS-CoV-2 hingga virus corona penyebab COVID-19.

"Jangan skeptis atas hasil penelitian in vitro bahwa minyak kayu putih ada efek positif untuk virus COVID-19. Tapi juga tidak boleh berlebihan beranggapan hasil penelitian in vitro langsung diklaim sebagai anti-virus COVID-19, masih butuh perjalanan riset yang panjang untuk sampai bisa klaim sebagai anti-virus," katanya melansir ANTARA belum lama ini.

Ia juga menyatakan, beragam produk berbahan Eucalyptus juga belum bisa diklaim sebagai obat anti-virus.

"Jadi saya tidak setuju jika kalung minyak kayu putih disebut sebagai kalung anti-virus. Cukuplah disebut kalung kayu putih. Saya berharap riset minyak kayu putih tersebut berlanjut, karena minyak kayu putih memang sudah kita gunakan sejak dahulu kala dan juga sampai hari ini untuk berbagai masalah kesehatan," sebutnya.

Eucalyptus memang di gadang-gadang sebagai anti-virus COVID-19.

Pada Mei lalu, Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian, (Balitbangtan), Kementerian Pertanian (Kementan), Fadjry Djufry mengatakan, telah mendapat formula untuk menangkal penularan COVID-19 dari tanaman eucalyptus.

Hal itu karena, bahan aktif dari tumbuhan ini diklaim bisa membunuh Mpro atau enzim dalam virus corona.

Saat ini harapan masyarakat, media, dan pemerintah begitu besar terhadap penanganan virus COVID-19. Sehingga, penelitian baru di tingkat sel saja langsung diklaim sebagai obat anti-virus," tutupnya.

Related News