Panen Timun, BluFarm Raup Untung
“Kalau ditanya kenapa memilih timun. Sebenarnya, karena sejatuh-jatuhnya harga timun itu sekilonya cuma Rp4.000, jadi masih untung di kita.”
BOGOR - Panen merupakan waktu yang ditunggu-tunggu oleh petani.
Karena di masa itu, para petani dapat mengambil hasil jerih payah mereka menanam buah maupun sayur.
Seperti halnya yang dirasakan oleh petani milenial, Lia Dahlia.
Pada Minggu (2/8) kemarin, ia berhasil menanam timun di ladang seluas 4.000 meter dan menghasilkan timun kurang lebih sebanyak 15 sampai 17 ton.
Baca juga: Renyahnya Keripik Bayam ala BluFarm
“Modal awalnya Rp47.000.000 untuk menyewa lahan, bersihkan ladang. Ini kan tadinya tanah kosong, kotor, lalu disulap menjadi kebun timun. Masa panennya itu 33 hari, lumayan cepat,” ujarnya saat ditemui Jagadtani.id di derah Kelurahan Gunung Bunder, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.
Timun memanglah tanaman yang bisa ditanam di mana saja dan mudah dirawat.
Untuk menanam timun sebanyak ini, Lia hanya menggunakan pupuk organik yaitu kotoran kambing.
“Kalau ditanya kenapa memilih timun. Sebenarnya, karena sejatuh-jatuhnya harga timun itu sekilonya cuma Rp4.000, jadi masih untung di kita. Dari hasil penjualan nanti, omzetnya kurang lebih Rp85.000.000. Jadi diharapkan dua kali lipat dari modal awal. Nah, nanti panen selanjutnya jadi tidak membutuhkan modal terlalu banyak, karena memanfaatkan pupuk dan obat-obatan yang masih ada,”paparnya.
Mentimun biasanya mulai berbunga saat berumur 20 hari setelah tanam, dan berbuah setelah 30 sampai 40 hari.
Lia menyampaikan, menanam mentimun bisa dibilang cukup singkat.
Hanya butuh dua bulan untuk memulai tanam hingga panen.
Namun, perawatannya diperlukan pengawasan yang cukup detail.
Karena, ranting yang mulai tumbuh harus diikat agar tidak merambat ke bawah.
Mulai proses menanam, memberi obat-obatan, hingga memasuki musim panen timun harus tetap diawasi.
Baca juga: Covid-19: BluFarm Banjir Pesanan Sayur
Lia juga mengakui, harga jual mentimun di pasaran cukup menjanjikan.
Pada awal panen pertama, Lia berhasil menjual timunnya ke pasar-pasar di Jakarta dan Tangerang, salah satunya Pasar Kramat Jati.
“Ya, harapannya sih nanti ke depannya selain timun, mau menanam cabai dan tomat. Kita menanam sesuai kebutuhan pasar dan melihat harga yang sedang naik aja, di sini saya juga memberdayakan petani sekitar sini. Karena, semenjak covid-19 banyak yang butuh pekerjaan, jadi saling membantu,” tutupnya.