• 22 November 2024

Si Bau yang Mulai Langka

uploads/news/2020/08/si-bau-yang-mulai-548220df45b5c45.jpeg

Petai di mana-mana tidak ada yang jual. Seikat bisa Rp18.000, yang biasanya Rp10.000. Karena, dari pengepulnya juga sudah mahal.”

JAKARTA - Keberadaan petai di sejumlah pasar Kota Tangerang Selatan kian menurun.

Pasalnya, kelangkaan persediaan membuat buah khas Asia Tenggara ini sulit ditemukan.

Salah satunya di Pasar Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Banten.

Baca juga: Petai, Si Bau yang Nikmat

Minah, penjual sayur di Pasar Ciputat mengatakan, petai memang sudah langka karena harganya yang mahal.

Petai di mana-mana tidak ada yang jual. Seikat bisa Rp18.000, yang biasanya Rp10.000. Karena, dari pengepulnya juga sudah mahal,” ujarnya saat ditemui Jagadtani.id belum lama ini.

Menurut pengakuan Minah, saat ini mulai banyak pedagang yang mengaku tak lagi berjualan petai dan jengkol.

Kalau pun ada, harga yang dipatok cukuplah tinggi.

“Belum musim panen soalnya, jadi stoknya menipis. Kalau makin mahal nanti saya ikutan tidak jual juga,” ucapnya.

Saat ini, hampir seluruh pedagang sayur di pasar Ciputat tidak lagi menjual petai.

Komoditi ini sudah menghilang hampir sebulan.

Para pedagang mengaku, kesulitan mencari petai di tingkat pengepul.

Petai sendiri biasanya akan panen kurang lebih tiga bulan pada saat musim kemarau.

Sedangkan saat ini, Indonesia baru mengalami musim transisi dari hujan ke kemarau.

Menurut Minah, hal tersebut menjadi salah satu penyebab, mengapa ‘si bau’ ini sulit dicari.

Walaupun sulit dicari, petai masih menjadi salah satu lalapan favorit orang Indonesia, karena memiliki sejumlah manfaat:

Meningkatkan mood

Jika Sahabat Tani sedang bad mood, cobalah makan petai.

Karena, petai mengandung tryptophan, yaitu sejenis protein yang mencetuskan hormon serotonin, yang telah dikenal dapat membuat orang menjadi rileks, meningkatkan mood, dan membuat gembira.

Namun, jangan terlalu sering mengkonsumsi petai, karena bisa berpengaruh terhadap ginjal.

Melawan bakteri

Ekstrak biji petai ternyata mampu menekan pertumbuhan bakteri-bakteri jahat.

Ekstrak biji petai diketahui mengandung hexathionine dan trithiolane yang memiliki kemampuan anti-bakteri.

Kesimpulan sementara dari penelitian-penelitian yang sudah ada, ekstrak biji petai paling efektif melawan golongan bakteri Gram-negatif.

Mengandung antioksidan yang tinggi

Petai mengandung flavonoid yang merupakan antioksidan.

Antioksidan ini akan membantu melawan radikal bebas yang banyak ditemukan pada berbagai kondisi penyakit seperti diabetes, kanker, dan aterosklerosis.

Bahkan menurut penelitian, kandungan dan aktivitas antioksidan yang terdapat pada petai, merupakan yang paling tinggi di antara tumbuh-tumbuhan lainnya.

Related News