Kabupaten Bogor Genjot Produksi Padi
“Iya, potensi paling besar kita pasti padi, karena lahan sawah kita sekitar 40.000 hektar. Tahun lalu, produksi padi bisa 325.938 ton beras dan target tahun ini meningkat sekitar 350.000 ton beras.”
BOGOR - Pemerintah Kabupaten Bogor, Jawa Barat menargetkan produksi padi di wilayahnya mencapai 350.000 ton beras tahun ini.
Target ini mengalami peningkatan, dibandingkan capaian produksi padi tahun lalu.
Baca juga: Kondisi Bendung Katulampa saat Kemarau
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (Distanhorbun) Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Siti Nurianty mengatakan, produksi padi masih menjadi unggulan sektor pertanian di Kabupaten Bogor.
Dari catatannya, hasil produksi padi rata-rata sesuai dengan target di atas 100% atau surplus.
"Iya, potensi paling besar kita pasti padi, karena lahan sawah kita sekitar 40.000 hektar. Tahun lalu, produksi padi bisa 325.938 ton beras dan target tahun ini meningkat sekitar 350.000 ton beras," kata Siti, belum lama ini.
Lahan-lahan sawah yang luas dan menjadi fokus utama dari 40 kecamatan, di antaranya Cariu, Jonggol, Tanjung Sari, Sukamakmur, Pamijahan, dan Jasinga.
Daerah-daerah itu sendiri dikenal sebagai lumbung padinya Kabupaten Bogor.
Untuk itu, berbagai upaya terus dilakukan instansinya guna meningkatkan produksi padi.
Salah satu upaya saat ini, yaitu menghadapi musim kemarau untuk mengantisipasi terjadinya kekeringan pada lahan sawah.
"Jadi kalau yang masih ada sumber airnya, kita penuhi dengan pompa dan terus dikawal. Bagi yang masih menanam di kondisi kritis berharap mereka menggunakan asuransi, karena kalau misalnya di tengah jalan terjadi kekeringan dan puso bisa di-cover dengan asuransi tadi," paparnya.
Meski begitu, Siti memastikan, sampai saat ini produksi padi terbilang bagus dan tidak terganggu signifikan, karena masih bisa terjadi hujan turun.
Ia berharap, siklus kekeringan yang terjadi setiap tahun tidak sampai terjadi tahun ini.
"Iya, dibandingkan tahun lalu pada bulan Ramadan sudah mulai kering. Kemarin, seminggu lalu kita masih khawatir, tapi Alhamdulillah dua hari ini terus turun hujan. Memang kekeringan sekarang, kering basah, jadi masih ada hujan. Mudah-mudahan tidak mengganggu produksi padi tahun ini," ucapnya.
Di Kabupaten Bogor sendiri, kata Siti, ada beberapa varietas padi unggul yang ditanam oleh petani, salah satunya Padi Inpari.
Benih-benih padi yang ditanam, juga masih banyak didapat dari lokal dan sebagian besar bantuan pemerintah pusat.
Diakuinya, secara persentase hasil produksi padi yang ada memang baru memenuhi kebutuhan pangan 60% penduduk.
Untuk mencukupi kebutuhan beras dengan jumlah penduduk mencapai 6.000.000 jiwa, 40% sisanya didatangkan dari luar Kabupaten Bogor.
"Tapi, bukan berarti bahwa beras kita tidak dibawa keluar Kabupaten Bogor. Karena ini pasar tidak tertutup. Sehingga beras kita ada yang dibawa ke Lampung, dibeli Karawang, juga Cianjur. Tapi kebalikan beras dari luar juga masuk ke sini," imbuhnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan, sebagai bentuk dukungan terhadap petani, Pemerintah Kabupaten Bogor meluncurkan program yang bernama ‘Peduli Petani Beli Produknya’.
Baca juga: Naik Daun Kunyit Hitam
Program yang diluncurkan pada 2019 lalu, kini telah mampu menyerap sekitar 100 ton beras setiap bulannya untuk sekitar 20.000 Aparat Sipil Negara (ASN).
"Untuk Kabupaten Bogor itu kita punya program ’Peduli Petani Beli Produknya’ yang diluncurkan Ibu Bupati dalam wujud beras ASN. Beras ini, beras sehat dan segar tanpa pengawet. Satu orang dihimbau membeli beras minimal 5 kilogram dan kita beli dengan harga yang oke bagi petani," tandasnya.