Segudang Manfaat Tanaman Porang
“Tanaman porang berpotensi menambah penghasilan petani, sudah banyak petani karet menanam porang saat ini.”
PALEMBANG - Tanaman porang yang masuk dalam kategori tanaman umbi dan memiliki nama lain Amorphopallus Muelleri Blume, diyakini bisa menambah penghasilan bagi para petani.
Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan pun mencoba untuk mengembangkan porang sebagai tanaman sela perkebunan.
Baca juga: Banyuasin Kejar Target Produksi Pangan
"Tanaman porang berpotensi menambah penghasilan petani, sudah banyak petani karet menanam porang saat ini," kata Kepala Bidang Pengolahan Dinas Perkebunan Sumsel, Rudi Arpian, belum lama ini.
Menurutnya, manfaat dari tanaman porang ini diantaranya bisa diolah di industri farmasi yang digunakan sebagai pengikat formulasi tablet.
Selain itu, tanaman porang juga bisa sebagai bahan pembentuk kapsul pada obat dan mempercepat rasa kenyang, sehingga cocok untuk diet penderita diabetes.
Pada industri makanan, porang biasanya digunakan sebagai food additives, karena mempunyai sifat hydrophilicity, bahan pengental, stabil.
Kemudian, cara pembudidayaan porang ini bisa dilakukan saat musim penghujan di kisaran November.
"Pola penanaman bisa disela-sela pohon atau tanaman lain, yaitu bibit dimasukkan ke dalam lubang tanam dengan jarak 0,5 meter serta letak bakal tunas menghadap ke atas," ungkapnya.
Selanjutnya, tiap lubang tanaman diisi satu bibit porang dengan jarak tanam sesuai kebutuhan.
Setelah itu, tutup bibit dengan tanah halus atau tanah olahan setebal kurang lebih 3 sentimeter.
Tanah yang baik untuk tanaman porang yaitu tanah gembur.
"Untuk porang ini, pada permukaan umbi nya tidak terdapat bintil. Umbinya berserat halus dan berwarna kekuningan," kata Rudi.
Sedangkan untuk perawatan, ada tiga hal yang harus dilakukan.
Pertama, yaitu penyiangan, lakukan penyiangan terhadap gulma, jangan menggunakan kimia.
Kedua, pemupukan, pada saat pertama kali ditanam dilakukan pemupukan dasar.
Untuk pemupukan, selanjutnya bisa dilakukan setahun sekali di awal musim hujan.
Jenis pupuk yang digunakan yaitu pupuk urea, pemberian pupuk dilakukan dengan cara ditanam di sekitar batang porang.
Ketiga, buat pengamanan pelindung.
Sebab pemeliharaan pohon pelindung baik dilakukan, karena porang butuh sinar matahari 40% sampai 60%.
Setelah ditanam, porang untuk pertama kali bisa dipanen saat tanaman berusia tiga tahun.
Setelah itu, tanaman dapat dipanen setahun sekali tanpa harus menanam kembali umbinya.
Waktu panen tanaman porang, dilakukan pada bulan April hingga Juli.
Umbi yang dipanen yaitu umbi besar yang beratnya lebih dari dua kilogram.
Sedangkan umbi yang masih kecil, ditinggalkan untuk dipanen pada tahun berikutnya.
Rata-rata produksi umbi porang saat ini berkisar 10 ton per hektare.
"Tanaman porang hanya mengalami pertumbuhan selama 5-6 bulan tiap tahunnya pada musim penghujan). Selepas itu tanaman mengalami dorman atau istirahat," katanya.
Baca juga: Mencegah Kebakaran Hutan dengan Serai?
Untuk di Sumsel, saat ini sudah ada masyarakat yang menanam porang ini seperti yang di lakukan di Desa Lecah, Kecamatan Lubai Ulu, Kabupaten Muara Enim.
Tanaman Porang dalam satu musim tanam, antara enam sampai delapan bulan, sudah bisa menikmati hasil panennya berupa bibit baru atau disebut katak.