• 22 November 2024

Mengintip Peluang Bisnis Limbah Perikanan

uploads/news/2020/08/mengintip-peluang-bisnis-limbah-888721a12619799.jpg

JAKARTA - Ikan dan kerang ternyata tak hanya lezat dagingnya.

Tapi, limbahnya ternyata juga memiliki nilai ekonomi tinggi, bila diolah menjadi produk berdaya guna.

Seperti aksesoris, perlengkapan rumah tangga, furniture, dan berbagai produk lainnya yang menarik.

Baca juga: Bioflok Picu Produktivitas Perikanan Nasional

Menyadari besarnya potensi tersebut, Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan Perikanan (PDSPKP), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong masyarakat untuk memanfaatkan limbah kulit ikan dan cangkang kerang sebagai ladang usaha (bisnis).

"Ini menimbulkan semangat baru bagi sumber pertumbuhan ekonomi dari sektor perikanan," ujar Direktur Jenderal PDSPKP, Nilanto Perbowo, dalam keterangan tertulis, Selasa (18/8) kemarin.

Pemanfaatan limbah kulit ikan dan cangkang kerang, juga sebagai produk berdaya guna sudah dibuktikan oleh sejumlah pelaku usaha di Indonesia.

Hanya saja, sampai saat ini belum banyak yang menekuni.

Padahal, bahan baku limbah sangat melimpah dan harganya pun murah, bahkan ada yang diperoleh secara cuma-cuma.

Hal ini dibuktikan dengan tingginya lalu lintas pengiriman cangkang kerang, maupun kulit ikan ke berbagai daerah di Indonesia sebagai bahan baku produksi.

Nilanto menjelaskan, produk yang dihasilkan dari cangkang kerang dan kulit ikan kebanyakan berbasis kreativitas dan gaya hidup.

Seperti tas, dompet, sepatu, ikat pinggang, gelang, hingga perabotan rumah tangga di antaranya vas bunga, hiasan lampu, tirai, dan pigura.

Segmen pasar produk-produk tersebut umumnya diisi dari kelas menengah ke atas, yang lebih mementingkan kualitas bukan harga.

"Tinggal tantangannya, bagaimana membuat dan mendesain produk yang sesuai dengan selera konsumen? Diperlukan imajinasi dan kejelian membaca tren saat ini. Perlu juga standar yang tepat agar produk yang digunakan aman bagi kesehatan, mengingat bahan bakunya adalah limbah," terangnya.

Memanfaatkan cangkang kerang dan kulit ikan sebagai produk berdaya guna, juga bermanfaat untuk menjaga lingkungan.

Apa lagi, limbah kulit ikan dan cangkang kerang berpotensi menimbulkan bau tak sedap dan penyakit bila dibiarkan menumpuk.

"Kami yakin, peluang usaha untuk kerang dan kulit ikan ini terbuka sangat lebar. Dan ini peluang bisnis bagi kita semua," tegasnya.

Sementara itu, Penasehat Dharma Wanita Persatuan Kementerian Kelautan dan Perikanan (DWP KKP), Iis Edhy Prabowo mengamini, mengolah cangkang kerang dan kulit ikan menjadi produk berdaya guna merupakan bisnis menjanjikan.

Di Ambon, lanjutnya, sudah ada yang membuktikan yaitu Ketua Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP) Sweet Hatukau, Hamdja Liem.

Semula, Hamdja mengolah kulit kerang yang didapat gratis menjadi bros dan hiasan dinding.

Ia menggunakan satu kilogram kulit kerang yang bisa memproduksi 60 unit bros, dengan harga paling murah Rp5.000 per unit.

Sedangkan, harga hiasan dinding bisa mencapai Rp8.000.000, dengan material kulit kerang yang dibutuhkan jauh lebih banyak dan waktu membuatnya pun lebih lama.

Kulit kerang yang tadinya tidak bernilai, saat ini harganya Rp60.000 per kilogram.

"Semoga ini menginspirasi kita untuk memajukan produk lokal, utamanya kerajinan kulit ikan dan cangkang kerang yang punya kualitas unik dan menarik," ujar Iis.

Baca juga: Klaim Positif Ekspor Benih Lobster

Iis yang juga anggota Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI ini mengungkap, pemerintah dan parlemen memberikan dukungan penuh untuk kemajuan UMKM di Indonesia.

Hal itu berupa kemudahan kredit, hingga perizinan.

Di samping itu, ‘Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia’ yang sudah diresmikan Pak Presiden Joko Widodo pada Mei lalu juga sebagai bentuk dukungan pemerintah terhadap penggunaan produk-produk lokal," pungkasnya.

Related News