Black Garlic yang Kaya Manfaat
“Sebulan dua kali panen, dan pasti langsung habis diserap pasar.”
TEMANGGUNG - Bawang putih tunggal yang selama ini terkenal di kalangan pengidap kolesterol sebagai obat, ternyata memiliki manfaat berlipat ketika difermentasi berhari-hari.
Manfaat bawang putih tunggal itu pun digunakan Taufiq, pengusaha usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) asal Kelurahan Temanggung II, Kecamatan Temanggung, Kabupaten Temanggung, Provinsi Jawa Tengah, untuk memulai usaha fermentasi bawang putih.
Baca juga: Aroma Brambang di Sudut Malang
Ia mengolah bawang putih tunggal dengan menyimpannya selama kurang lebih 10 hingga 14 hari di dalam penanak nasi.
“Jangan diklik mesinnya ke mode cook, nanti gosong. Disetel warm saja ya, nanti paling cepat sepuluh hari kita baru bisa manen,” katanya
“Satu kilogram bawang putih tunggal mentah, akan mengalami penyusutan sebanyak 3-4 ons setelah jadi (bawang hitam) nanti,” lanjutnya.
Bawang putih tunggal ia panen di dataran tinggi Temanggung hanya di bulan Januari hingga April.
Selepas itu, karena musim dan kondisi tanah sudah tidak sebagus di bulan-bulan sebelumnya, petani bawang mengganti tanamannya dengan varian lain.
Hal ini pun menjawab pertanyaan, mengapa harga komoditi bawang tunggal ini jauh lebih mahal daripada varian bawang putih kating yang biasa dimanfaatkan sebagai bumbu dapur.
Sebagai perbandingan, harga bawang putih tunggal pada Maret lalu berada di angka Rp60.000-85.000, sedangkan bawang putih kating dihargai Rp18.000-25.000 per kilogram.
“Sebulan dua kali panen, dan pasti langsung habis diserap pasar. Ini loh banyak yang sudah inden, konsumen saya pesan berbotol-botol bege (black garlic -red) padahal barangnya masih dimasak.” akunya sambil tersenyum.
Setiap panen, Taufiq mengaku dapat menghasilkan 35 kilogram black garlic, yang kemudian dikemas hingga 300 botol kaca ukuran 100 gram.
Jika satu botol dipasarkan dengan harga Rp75.000, maka dalam satu bulan omzetnya mencapai Rp43.000.000.
Bukan hanya bermanfaat dari aspek ekonomi, hasil olahan bawang juga sangat bermanfaat jika dilihat dari aspek kesehatan.
Manfaatnya berlipat ganda dibanding fresh garlic atau bawang putih yang belum difermentasi.
Dalam penelitian yang dilakukan peneliti asal Jepang, Shunsuke Kimura yang dimuat di Journal of Food and Drug Analysis pada Januari 2017, menjelaskan dengan rinci aktivitas biologis yang terkandung dalam black garlic.
Aktivitas tersebut antara lain, anti-oksidan yang dapat melawan radikal bebas, anti-kanker, anti-obesitas, anti-inflamasi alias peradangan, anti-alergi, dan alleviating dyslipidemia atau meringankan kolesterol dalam darah.
Black garlic dapat dikonsumsi sehari dua kali, atau lebih, tidak ada aturan paten dalam mengkonsumsimua.
Karena pada dasarnya, produk ini merupakan olahan herbal yang tidak menimbulkan efek samping bagi siapa pun yang memakan.
Mengenai rasa, jika bawang putih yang masih fresh berbau tajam dan getir, black garlic justru memiliki rasa yang manis dan legit, teksturnya bahkan mendekati dodol.
Manfaatnya akan lebih cepat terasa, jika dibarengi dengan mengkonsumsi air putih hangat.
Baca juga: Benarkah Bawang Putih Mencegah Covid-19?
Dengan beragam manfaat yang ditawarkan oleh black garlic, tidak heran jika ia menjadi primadona di tengah masyarakat yang sedang gencar menjalani hidup sehat.
Terlebih di masa pandemi COVID-19, segala macam produk dengan kata kunci herbal, organik, nature, home-based, alami, tanpa bahan pengawet, dan seterusnya, akan terus diburu.