Jamur Antraknosa Hantui Desa Ngantru
Jamur Colletotrichum capsica yang menyebabkan penyakit antraknosa, berkembang pesat dalam suhu di bawah 32 derajat celsius dan kelembaban di atas 90%.
MALANG - Bertani memiliki tantangan tersendiri bagi para petani.
Salah satunya yaitu penyakit yang disebabkan oleh jamur seperti antraknosa.
Jamur Colletotrichum capsica yang menyebabkan penyakit antraknosa, berkembang pesat dalam suhu di bawah 32 derajat celsius dan kelembaban di atas 90%.
Baca juga: Cara Tradisional Membuat Bibit Cabai
Saat ini, suhu kelembaban di Kabupaten Malang berada berkisar antara 14 hingga 27 derajat celcius, sehingga menyebabkan kelembaban rata-rata 85%.
Jika tidak ditangani segera dan diberi obat, akan menyebabkan menurunnya kualitas hasil pertanian setempat.
Hal tersebut akan merugikan petani, karena harga jual di bawah rata-rata.
Salah satu lokasi yang terkena dampak jamur antraknosa yaitu Desa Ngantru, Kecamatan Ngantrang, Kabupaten Malang.
Kali ini, panen cabai serentak gagal karena diserang jamur.
Sebagai desa yang menjadikan cabai sebagai salah satu komoditas utama, tentu menjadi paksaan untuk membanting setir menanam tanaman tani lain, yaitu kentang.
Ciri-ciri tanaman cabai di Desa Ngantru yang gagal panen, terlihat dari daunnya yang agak keriting dan menguning.
Selain itu, cabainya sendiri tumbuh tidak lurus tapi bantat.
Sementara, harusnya daunnya berwarna hijau seluruhnya dan cabainya lurus dan tegak.
Baca juga: Semangat Petani Cabai Pinggir Ciliwung
Para petani di Ngantru yang lahan cabainya terpapar, terlihat sudah tidak bisa diselamatkan, meninggalkan lahan cabainya begitu saja, dan mulai menanam tanaman lain seperti kentang.
Menurut petani di Ngantru, yang rentan terkena jamur ini tidak hanya cabai, tapi juga tomat, bawang merah, buncis, dan paprika.