• 27 November 2024

Atasi Flu dengan Madu

uploads/news/2020/08/atasi-flu-dengan-madu-16573b508628a8f.jpg

Kami menemukan madu kemungkinan besar memperbaiki gejala ISPA, dengan bukti terkuat dalam konteks frekuensi batuk, dan tingkat keparahan batuk.”

JAKARTA - Saat Sahabat Tani batuk atau pilek cobalah konsumsi madu.

Peneliti dari Oxford University menemukan, madu dapat membantu meredakan gejala infeksi saluran pernapasan bagian atas (ISPA) lebih baik daripada obat flu dan antibiotik.

Baca juga: Jaga Kesehatan Mata dengan Bayam

Terutama, karena sebagian besar infeksi ini karena virus, sehingga tidak dapat diobati oleh antibiotik.

Para peneliti Oxford mengamati 14 studi yang membandingkan madu dengan antibiotik; produk over the counter market (OTC) seperti anti-histamin, penekan batuk, ekspektoran (produk yang membantu membersihkan lendir); dan plasebo.

Setelah membandingkan studi dan temuan, para peneliti menemukan, madu memang membantu meredakan gejala lebih baik daripada produk OTC dan antibiotik.

Menurut dua studi, gejala sakit pada orang yang menggunakan madu lebih sedikit daripada yang lain.

Kami menemukan madu kemungkinan besar memperbaiki gejala ISPA, dengan bukti terkuat dalam konteks frekuensi batuk, dan tingkat keparahan batuk. Bukti moderat mendukung penggunaannya daripada perawatan biasa untuk gejala ISPA lainnya dan sebagian besar bukti berasal dari penelitian pada anak-anak,” ujar salah satu peneliti seperti melansir ANTARA dari Medical Daily, belum lama ini.

Mereka mengatakan, madu lebih efektif dan tidak terlalu berbahaya dibandingkan perawatan alternatif biasa dan menghindari kerusakan melalui resistensi anti-mikroba.

Meski demikian, anak-anak di bawa usia satu tahun sebaiknya tidak mengkonsumsi madu, karena berisiko terkena botulisme.

Anak yang berusia di atas setahun, biasanya dapat mengkonsumsi madu dengan aman, karena sistem pencernaannya telah matang.

Jika ragu, bicarakan hal tersebut dengan dokter Sahabat Tani.

Pilek dan ISPA yang mempengaruhi sinus, hidung, laring, dan faring dapat membuat Sahabat Tani merasa lelah, dengan gejala seperti sakit tenggorokan, hidung tersumbat, dan batuk.

Untuk melewati hari atau tidur sepanjang malam, beberapa orang meminta anti-biotik dari dokter mereka atau obat flu dan alergi yang dijual bebas.

Meski pun produk obat OTC sudah tersedia, namun bisa berbahaya bagi sebagian orang.

Dekongestan misalnya, dapat menyebabkan efek samping yang serius, seperti darah tinggi, kecemasan, dan detak jantung tidak teratur.

Dekongestan tidak boleh digunakan pasien yang secara bersamaan menggunakan inhibitor oksidase monoamine (sejenis anti-depresan); kombinasi ini dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah yang mengancam jiwa,” ujar para apoteker.

Obat batuk memiliki peringatannya sendiri.

Jika diminum terlalu sering atau dalam dosis yang lebih tinggi dari yang direkomendasikan, obat ini dapat menyebabkan halusinasi, tekanan darah tinggi, dan kejang.

Baca juga: Minyak Jagung Tingkatkan Risiko Diabetes

Ekspektoran, di sisi lain, memiliki lebih sedikit efek samping.

Anti-biotik tidak berguna untuk mengobati infeksi virus seperti pilek dan sebagian besar ISPA.

Zat ini tidak akan mengurangi gejala dan menggunakannya dalam situasi tersebut dapat menyebabkan resistensi anti-biotik.

Related News