Panen Kangkung di Rakit Apung
“Saya ingin panen kangkung, ingin juga panen lele. Tapi sistemnya yang tidak merepotkan, karena banyak kegiatan.”
BOGOR - Kelompok Wanita Tani (KWT) Berkah Mutiara Bogor Raya berhasil mengembangkan sistem budidaya akuaponik rakit apung.
Rakit apung yang ditanami kangkung itu, dipadukan dengan budidaya ikan lele.
Anggota KWT Berkah Mutiara Bogor Raya, Sulistyowati mengatakan, rakit apung merupakan pengembangan dari budidaya akuaponik sebelumnya dengan model aliran atas pada instalasi paralon.
Baca juga: Seluk Beluk Bisnis Belut Rawa
"Yang sebelumnya sama akuaponik memanfaatkan air kolam lele pakai dipompa. Itu bagus, tidak ada masalah. Hanya kendalanya, sering terjadi penyumbatan pada paralon karena jumlah amoniak lele lumayan tinggi. Yang tidak teraliri, otomatis mati dan lenyumbatan juga membuat air terbuang. Alhasil, air kolam habis dan lele kolaps. Itu saya alami enam bulan," ujarnya kepada Jagadtani.id belum lama ini.
Atas dasar itu, ia pun berusaha mencari tahu dari berbagai sumber informasi mengenai sistem budidaya akuponik lain.
Namun dalam penerapannya, Sulistyowati ingin tetap memadukan budidaya tanaman kangkung dengan budidaya ikan lele.
"Saya ingin panen kangkung, ingin juga panen lele. Tapi sistemnya yang tidak merepotkan, karena banyak kegiatan. Lalu, saya mencari cari tahu bagaimana caranya. Ketemulah dan dicoba dengan budidaya akuaponik rakit apung," ucapnya.
Rakit apung yang dibuatnya terbilang sederhana dan memanfaatkan barang-barang bekas.
Untuk merakitnya, ia menggunakan material dari paralon yang dibentuk persegi panjang.
Sedangkan untuk menyimpan tanamannya, ia menggunakan ember berisikan media tanam arang.
"Kenapa pakai arang? Arang ringan agar rakit mengapung di permukaan air kolam. Untuk media tanam, selain arang dikasih sedikit pakis. Setelah itu siap benih kangkung ditabur dan empat hari itu sudah pecah benih," ujar wanita berhijab itu.
Menurutnya, hasil dari budidaya kangkung dengan model rakit apung cukup bagus.
Artinya, tidak kalah dengan model aliran atas yang diterapkan sebelumnya.
Selain dari sisi pertumbuhan tanaman, rakit apung yang dikembangkan saat ini dianggap memiliki keunggulan dapat menghemat waktu perawatan.
Rencananya, KWT Berkah Mutiara Bogor Raya juga akan mengembangkan sistem budidaya akuaponik rakit apung pada 40 kolam lele yang berada area di Perumahan Mutiara Bogor Raya, Kelurahan Katulampa, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat.
Sejauh ini, pihaknya baru mengembangkan rakit apung pada tiga kolam lele.
Di setiap kolam lele yang berukuran 3x4 meter itu, diletakkan empat rakit apung yang masing-masing memiliki ukuran 0,5x1 meter.
"Hasil dari budidaya ini yang pasti kualitas bagus, tanpa pestisida, organik. Warna daun kangkung juga kelihatan hijau yang menunjukkan indikasi penyerapan nutrisi bagus. Akarnya menyerap nutrisi dari amoniak lele, sehingga mengurangi amoniak. Jadi saling menguntungkan," paparnya.
Baca juga: Kabupaten Bogor Genjot Produksi Padi
Saat ini merupakan masa yang ditunggu oleh mereka untuk memanen kangkung kedua, setelah masa panen pertama sejak benih ditanam 25 hari di rakit apung.
Panen kangkung, lanjut Sulistyowati, maksimal dapat dilakukan hingga tiga kali.
"Satu rakit apung dengan delapan ember itu bisa menghasilkan sekitar 1,5 kilogram kangkung organik. Kita ke depan tak hanya kangkung, tapi akan dicoba menanam kemangi, cabai juga," tandasnya.