• 24 November 2024

Komitmen Indonesia untuk Pangan ASEAN

uploads/news/2019/10/komitmen-indonesia-untuk-pangan-680780779ad068c.jpg

Indonesia menegaskan komitmennya untuk mengatasi bertagai tantangan terkait ketahanan pangan di ASEAN.

BRUNEI DARUSSALAM - Menteri Pertanian Amran Sulaiman bersama delegasi Republik Indonesia lainnya menghadiri pertemuan ke-41 Menteri Pertanian dan Kehutanan se-ASEAN. Pertemuan yang berlangsung pada 15 Oktober di Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam ini berfokus dalam penyusunan strategi untuk menjamin pasokan pangan yang cukup, terjangkau, aman, dan bergizi untuk ASEAN.

Menurut Amran, pemerintah Indonesia menegaskan komitmennya untuk mendukung program strategis ASEAN, terutama dalam mengatasi berbagai tantangan terkait ketahanan pangan, termasuk upaya meningkatkan produksi pangan untuk menjamin kecukupan pasokan pangan jangka panjang, serta memastikan ketahanan pangan dan gizi.

“kondisi ketahanan pangan di Indonesia meningkat secara signifikan. Selama 5 tahun, kami berupaya keras memperkuat upaya pencapaian ketahanan pangan dan gizi yang berkelanjutan,” jelas Amran.

Amran juga menjelaskan laporan Global Food Security Index (GFSI), selama empat tahun terakhir, posisi Indonesia dalam komunitas flobal naik di urutan 65 dengan skor sebesar 8,1 poin dari posisi sebelumnya di 75 pada 2015. Amran juga mengatakan, jika para menteri ASEAN sepakat untuk menyusun Strategic Plan of Action of Food Security 2015-2020, yang bertujuan untuk menjamin pasokan pangan yang cukup, terjangkau, aman, dan bergizi bagi masyarakat ASEAN.

Selain itu, mereka juga menyepakati pembentukan ASEAN Plus Three Emergency Rice Reserve (APTERR) yang bertujuan untuk menyediakan cadangan pangan regional sebagai langkah antisipatif menghadapi keadaan darurat akibat kejadian bencana. “Para Menteri sepakat menyusun ASEAN Guideline on Halal Food, yang merupakan panduan regional ASEAN untuk sertifikasi produk halal. permintaan pasar terhadap produk halal saat ini semakin meningkat,” kata Amran dalam keterangan tertulisnya, Jumat (18/10).

Pembentukan kelompok kerja ASEAN on Generically Modified Food juga menjadi salah satu kesepakatan. Pokja ini juga diharapkan dapat menyusun panduan pemanfaatan produk-produk pangan hasil rekayasa genetika. Dalam pertemuan itu juga dibahas mengenai pengendalian penyebaran peyakit hewan menular lintas batas, seperti penyakit mulut dan kuku (PMK), akan disusun lewat Biosecurity Manual for Commercial Rumminant. Hal tersebut sebagai penjamin keamanan perdagangan produk ruminansia, antar anggota ASEAN serta pasar internasional.

“Indonesia ingin menegaskan kembali inisatif Presiden Republik Indonesia untuk menambahkan “ASEAN Outlook on the Indo-Pacific” sebagai salah satu prinsip pengembangan Masyarakat ASEAN  dalam berbagai sektor di masa yang akan datang, termasuk Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan,” tegas Amran

Selain itu, Indonesia juga ingin menegaskan kesiapan wilayahnya dalam menyongsong implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN yang berdasarkan pada aturan, serta berorientasi dan terfokus pada masyarakat, sejalan dengan kesiapan ASEAN dalam menghadapi Era Revolusi Industri 4.0.

Sebagai informasi, pertemuan setingkat menteri ini, didahului terlebih dahulu pertemuan tingkat pejabat senior pada 12-14 Oktober 2019 lalu. Delegasi Indonesia dipimpin Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian, Momon Rusmono. Dalam pertemuan itu disepakati sebagai acuan operasionalisasi kerja sama ASEAN di masa mendatang.

Related News