Sulawesi Tengah Kembali Mengekspor Jagung
“Sebelumnya kami ekspor melalui Surabaya. Sekarang dengan ekspor langsung dari pelabuhan Ampana. Pasar ekspor pun dapat kami perluas tidak hanya Asia, tapi juga Eropa dan Amerika Serikat.”
TOJO UNA-UNA - Di saat pandemi seperti saat ini, petani Jagung di Kabupaten Tojo Una-Una (Touna), Provinsi Sulawesi Tengah, boleh berbangga hati, karena produksinya berlimpah dan berkualitas.
Sebab, baru-baru ini para petani baru bisa kembali mengekspor hasil pertanian jagung mereka setelah sempat terhenti pada 2018 silam.
Baca juga: Belajar Membuat Hidroponik Sederhana
Dari hasil tersebut, beberapa pihak menilai, termasuk para eksportir, dukungan Kementerian Pertanian pada program budidaya jagung sudah sangat berkembang.
Sehingga, hasil dan mutunya bisa masuk ke pasar ekspor.
Tidak bisa dipungkiri, Touna merupakan salah satu sentra jagung dan kelapa nasional di Sulawesi Tengah.
Tak hanya memasok kebutuhan nasional, namun komoditas jagung juga sudah menembus pasar mancanegara.
Saat ini, di Touna, sudah ada industri yang mengolah produk pertanian berbahan dasar jagung dan kelapa, yang hasilnya telah menembus pasar luar negeri.
Tentunya, hal tersebut juga turut memberi nilai tambah, khususnya bagi petani jagung dan kelapa di Touna.
Untuk itu, Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Palu, kembali memfasilitasi ekspor jagung sebanyak 6.100 ton dengan nilai ekonomi sebesar Rp22.000.000.000 dengan tujuan Filipina.
Selain itu, ada juga olahan kelapa berupa coconut water concentrate (CWC) sebanyak 22,26 ton senilai Rp634.000.000 dengan tujuan Singapura.
"Dengan lokasi yang strategis dan produk pertanian yang berlimpah, Kabupaten Ampana bisa ekspor langsung, ini patut diapresiasi," kata Kepala Badan Karantina Pertanian Makasar, Andi Yusmanto, beberapa waktu lalu.
Menurutnya, dengan akses ekspor langsung, hal itu menjadi nilai tambah bagi petani, masyarakat, dan pemerintah kabupaten.
Selain itu, juga dapat menambah semangat para petani dalam berbudidaya, hingga menghasilkan produk yang berlimpah, sehat, dan aman, sehingga mampu bersaing di pasar global.
Sementara itu, Kepala Karantina Pertanian Palu, Soma Wijaya menjelaskan, sejak layanan karantina dibuka pada 2018 silam, petugas karantina di Wilayah Kerja Ampana dapat bekerja lebih mudah dan cepat.
Sehingga, penerbitan sertifikat kesehatan karantina tumbuhan atau phythosanitary certificate (PC) yang menjadi persyaratan negara tujuan, dapat segera terpenuhi.
Dengan percepatan layanan dan terbukanya akses pasar, juga dirasakan oleh pelaku usaha.
Hal tersebut diakui oleh Pawan Kumar dari PT. Suryamas Cipta Perkasa (SCP) yang memproduksi olahan kelapa.
Baca juga: Peran Polwan Bantu Ketahanan Pangan
"Sebelumnya kami ekspor melalui Surabaya. Sekarang dengan ekspor langsung dari pelabuhan Ampana. Pasar ekspor pun dapat kami perluas tidak hanya Asia, tapi juga Eropa dan Amerika Serikat, " kata Pawan.
Sebagai informasi, dari data pada sistem perkarantinaan, Indonesian Quarantine Full Automation System (IQFAST) di Karantina Pertanian Palu, hingga Agustus 2020, komoditas pertanian ekspor unggulan asal Sulteng seperti kakao biji, tepung kelapa, virgin coconut oil, coconut oil, dan kelapa bulat, total nilainya mencapai Rp246.000.000.000.