• 22 November 2024

Terjun Bebas Jumlah Konsumen Kentang

uploads/news/2020/09/terjun-bebas-jumlah-konsumen-2378208c4ac25c4.jpg

Selama (pandemi) corona beda. Biasanya jualan kentang itu dua, tiga kilogram cepat habisnya. Sekarang jarang dibeli, lebih laku kangkung, bayam, sama tauge yang murah meriah.

TANGERANG - Kentang merupakan makanan pokok yang memiliki kandungan karbohidrat tinggi.

Tak jarang, masyarakat Indonesia memilih kentang sebagai hidangan utama.

Kentang sendiri menjadi sumber energi alternatif yang mampu menggantikan nasi.

Baca juga: Si Bau yang Mulai Langka

Kentang berasal dari lembah-lembah dataran tinggi di Meksiko, Amerika Utara serta Chili dan Peru, Amerika Selatan, dari situ kentang kemudian mulai dibudidayakan ke seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Kentang (Solanum tuberosum L.) menyukai iklim yang sejuk seperti di dataran tinggi, sehingga ia dapat tumbuh dengan baik.

Kentang ini jenis tanaman yang kalau dibudidayakan agak susah. Karena ia jenisnya umbi-umbian seperti ubi,” tutur Nining, pedagang sayuran di sekitar Kelurahan Paninggilan, Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang, Provinsi Banten.

Tanaman kentang juga dikenal sebagai rendah kalori dan mengandung sedikit lemak.

Tak hanya itu, kentang pun menjadi sumber karbohidrat utama untuk diet.

Jadi, bagi Sahabat Tani yang ingin diet, mengkonsumsi kentang sangat cocok untuk dijadikan menu rekomendasi.

Namun, setelah datangnya masa pandemi, peminat kentang semakin sedikit di pasaran.

Menurut Nining yang akrab di sapa Emak itu, setiap hari hanya dagangan jenis sayuran yang terjual habis, karena harganya yang terjangkau kantong ibu rumah tangga.

Selama (pandemi) corona beda. Biasanya jualan kentang itu dua, tiga kilogram cepat habisnya. Sekarang jarang dibeli, lebih laku kangkung, bayam, sama tauge yang murah meriah,” ucapnya.

Memang semenjak virus COVID-19 mewabah, hampir seluruh dunia merasakan kerugian besar.

Sejumlah masyarakat pun rela berjualan dari pagi ke pagi, demi menghasilkan rupiah yang saat ini sedang sulit didapatkan.

Banyak pedagang yang mengalami kerugian akibat berkurangnya daya beli, sehingga produktivitas pun menurun.

Meski begitu, Emak tetap bersemangat berdagang untuk mencukupi kebutuhan keluarganya.

Beberapa jenis sayuran dan buah-buahan ia dapatkan dari pedagang besar di Pasar Lembang, untuk dijual kembali di lingkungan perumahan.

Mulai dari sayuran cesim, brokoli, kembang kol, wortel, tahu, tempe, ayam, hingga terong, ia jual setiap hari mulai dari pukul 05.00 WIB.

Baca juga: Bunga Mawar, Primadona jelang Ramadhan

Biasanya. kan ada itu ibu-ibu yang subuh-subuh sudah masak, pasti bingung kalau belum ada pedagang sayur yang buka, ada juga, tapi kan pada jauh di pasar. Makanya, saya buka dari subuh lumayan juga hitung-hitung membantu orang lain,” jelasnya.

Meski demikian, ia berharap agar wabah ini segera berakhir, karena telah meresahkan seluruh masyarakat khususnya anak-anak.

Hal ini memungkinkan adanya perubahan pola hidup seseorang, sehingga cenderung merasa nyaman berada di dalam rumah.

Related News