• 22 November 2024

Mencicipi Inovasi Garam Rumput Laut

uploads/news/2020/09/mencicipi-inovasi-garam-rumput-8351268890491b2.jpg

Terciptanya inovasi garam rumput laut ini, karena adanya trend konsumen Indonesia yang beralih memilih healthy lifestyle kian meningkat.

JAKARTA - Sejak pandemi COVID-19, masyarakat mulai menerapkan pola hidup sehat dari mulai pola tidur, efektivitas berolahraga, hingga pada pola makan.

Hal ini pun disadari, beralih ke gaya hidup sehat telah menjadi ‘trend’ di masyarakat.

Kemudian, Dosen Institut Pertanian Bogor (IPB) University, Prof. Nurjanah yang menyadari hal tersebut, berhasil menciptakan inovasi produk garam yang berasal dari rumput laut sebagai solusi untuk mengkonsumsi garam namun tetap menyehatkan.

Baca juga: Inovasi Guludan untuk Rehabilitasi Mangrove

"Terciptanya inovasi garam rumput laut ini, karena adanya trend konsumen Indonesia yang beralih memilih healthy lifestyle kian meningkat. Sehingga, menjadikan garam rumput laut ini alternatif untuk mengurangi konsumsi mineral natrium (na)," kata Prof. Nurjanah berdasarkan keterangan tertulis IPB University belum lama ini.

Nurjanah yang juga seorang akademisi dari Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) itu menjelaskan, ide pembuatan garam berasal dari rumput laut, berasal dari fakta, hipertensi atau darah tinggi menjadi penyakit yang banyak diderita pasien.

Selain itu, penyakit ini juga muncul dari berbagai kalangan masyarakat tanpa mengenal umur.

Tak cukup sampai di situ, kasus penderitanya juga diakui kian meningkat setiap tahunnya.

Salah satu faktor utama yang menyebabkan munculnya penyakit darah tinggi yaitu dengan mengkonsumsi garam secara berlebih.

Biasanya, terdapat pada makan cepat saji atau fast food dengan kadar lemak jenuh, garam, gula, dan rendah serat makanan, serta mengandung bahan tambahan pangan berupa pengawet, pewarna, pemanis, perisa, pengental, perenyah, penyedap, dan lain-lain.

Melihat wilayah Indonesia yang sebagian besar merupakan terdiri dari laut dan diberkahi kekayaan potensi rumput lautnya yang melimpah, Prof. Nurjanah lalu memanfaatkannya untuk dijadikan sebagai pangan fungsional yang sangat menjanjikan, baik untuk mengatasi masalah kesehatan, serta meningkatkan imunitas tubuh.

Setidaknya terdapat 555 jenis rumput laut (makroalga) dan yang sudah dimanfaatkan tidak lebih 10 spesies.

Garam rumput laut masuk ke kategori garam diet, sehingga berbeda dengan garam konsumsi, dari segi manfaat dan kandungan, beda garam diet dari garam biasa terutama pada kadar NaCl yang rendah yaitu kurang dari 60% dan dengan rasio Na:K mendekati atau 0,3-1.

Baca juga: Spray Anti-Bau dari Kelapa Sawit

Selain itu, dapat juga digunakan sebagai pangan fungsional karena komposisinya.

Nurjanah menambahkan, yang tidak kalah pentingnya yaitu terciptanya lapangan pekerjaan dari Sabang sampai ke Merauke, yang memiliki pantai dengan berbagai jenis rumput laut yang belum dimanfaatkan sampai saat ini.

"Terutama bagi pasien hipertensi dengan memanfaatkan mineral lain yang terdapat dalam rumput laut yaitu Mg, Zn, Se, Fe, dan Cu yang dibutuhkan tubuh sebagai prekursor untuk antioksidan endogen (SOD, katalase, dan glutation) termasuk K dan lain sebagainya. Selain itu, garam rumput laut kaya akan senyawa aktif yang sudah diteliti memiliki sifat antioksidan," tutupnya.

Related News