Pakan Tepat Sapi FH Jantan
“Sedapat mungkin gunakan bahan pakan yang ada di sekitar peternakan, kecuali bila terdapat pakan yang harganya murah seperti bungkil kedelai, tepung ikan, maupun tepung tulang.”
JAKARTA - Bagi Sahabat Tani yang ingin beternak sapi, sapi friesian holstein (FH) bisa menjadi pilihan tepat.
Sapi FH merupakan sapi introduksi dari Belanda.
Warna belang hitam dan putih dengan segitiga putih di bagian dahi dan tidak berpunuk, merupakan ciri khusus dari sapi ini.
Sapi FH biasa dipelihara sebagai sapi perah, namun demikian sapi ini juga memiliki pertambahan berat badan yang cukup tinggi, yaitu mencapai 1,1 kilogram per hari.
Baca juga: Kiat Sukses Beternak Sapi Madura
Sehingga sapi FH jantan sering dipelihara untuk digemukkan sebagai sapi potong.
Menurut Sri Wijiastuti dari Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Kementerian Pertanian (Kementan), agar sapi FH jantan yang dipelihara sebagai sapi potong dapat berkembang dengan baik, maka perlu diberi pakan sebagaimana sapi potong.
Kebutuhan gizi
Hal pertama yang harus dilakukan yaitu memberikan pakan pada sapi yang perlu disesuaikan dengan kebutuhan zat gizi sapi dan pertambahan bobot yang diinginkan.
“Sedapat mungkin gunakan bahan pakan yang ada di sekitar peternakan, kecuali bila terdapat pakan yang harganya murah seperti bungkil kedelai, tepung ikan, maupun tepung tulang,” ujarnya dalam keterangan tertulisnya.
Jenis pakan
Untuk pemberian pakan, sapi membutuhkan pakan hijauan yang berkualitas tinggi seperti leguminosa dan daun umbi-umbian.
“Kelompok hijauan berkualitas sedang, seperti rumput lapangan dan rumput gajah sedangkan yang berkualitas rendah diantaranya jerami padi, jerami jagung, dan pucuk tebu,” tuturnya.
Pakan hijauan sendiri dibagi menjadi hijauan segar, hijauan kering, dan silase.
Hijauan kering dibuat degan mengurangi kadar air, sehingga tahan lama dan dapat dimanfaatkan pada saat musim kemarau.
Sedangkan silase dibuat dengan cara menutup rapat hijauan (kedap udara) selama 2-3 minggu, sehingga terjadi proses fermentasi.
Pembuatan silase dapat dengan kantong plastik tebal, gentong plastik atau dalam lubang tanah yang telah dialasi plastik. Contoh silase yang telah umum yaitu silase jagung, silase rumput, dan silase jarami padi.
Apabila hijauan yang berkualitas baik banyak tersedia, sebaiknya digunakan hijauan hingga 85-100 %.
Sedangkan pakan konsentrat merupakan campuran bahan pakan (ransum) dengan kandungan protein lebih besar dari 18 %.
Contoh bahan penyusunan pakan konsentrat seperti dedak padi, onggok (ampas singkong), ampas tahu, ampas bir, bungkil kedelai dan bungkil kacang tanah.
“Sedangkan contoh pakan konsentrat dapat berupa campuran ampas tahu, bungkil kedelai dan urea, atau campuran singkong (gaplek), ampas tahu dan dedak,” katanya.
Untuk pakan tambahan seperti vitamin, mineral, urea, CaCO3, Ca3 (PO3)2, dan garam dapur, perlu ditambahkan untuk melengkapi kebutuhan pakan sapi sebesar 1% dari total ransum yang diberikan.
Kadar dan tata cara pemberian pakan
Pemberian jumlah pakan sapi juga perlu disesuaikan dengan berat badan sapi.
Setiap harinya, sapi memerlukan 10 % berat basah atau 3 % berat kering dari berat badannya.
“Komposisi pakan hijauan, konsentrat, dan pakan tambahan terdiri dari, hijauan 5 % (berat basah) atau 1.5 % (berat kering) dari bobot sapi, konsentrat 5 % (berat basah) atau 1.5 % (berat kering), dari bobot sapi dan pakan tambahan 1 % dari total ransum,” jelasnya.
Cara pemberiannya yaitu, pakan konsentrat (ransum) diberikan sebelum pemberian pakan hijauan, agar nafsu makan sapi meningkat.
Selain itu, diberikan juga mineral sebagai penguat berupa garam dapur dan kapur.
Formulasi pakan
Pakan konsentrat juga terdiri dari ampas tahu yang merupakan sumber protein tinggi dan mampu meningkatkan nafsu makan sapi.
“Sehingga, untuk daerah penghasil tahu, ampas tahu dapat dimanfaatkan sebagai pakan konsentrat,” sebutnya.
Komposisi pakan konsentrat ampas tahu yang diberikan pada sapi yaitu, jerami padi 29 kilogram per hari, ampas tahu 5 kilogram per hari, dedak 0,5 kilogram per hari, dan vitamin diberikan seminggu dua kali pada pagi, siang, dan sore hari sebanyak satu sendok makan.
“Limbah perkebunan seperti kopi, kakao, kelapa sawit, dan mete juga dapat diolah menjadi pakan konsentrat ternak. Pakan dari limbah perkebunan berfungsi sebagai bahan penyusun pakan konsentrat,” ujarnya.
Untuk proses pengolahan limbah perkebunan menjadi pakan ternak sebagai berikut.
Pertama, siapkan limbah kakao yang telah dicacah di wadah fermentasi, kemudian tebarkan limbah setebal 5-10 sentimeter, siram dengan larutan starer secara merata, demikian seterusnya hingga seluruh bahan basah.
Setelah itu, tutup limbah dengan karung goni atau plastik dan dilakukan fermentasi selama 5-6 hari.
“Fermentasi yang berhasil, ditandai dengan ciri warna permukaan limbah menjadi kecokelatan atau kehitaman dan jika dicium tidak berbau atau sedikit berbau manis seperti tape,” katanya.
Buka tutup wadah fermentasi, dan keringkan di bawah sinar matahari selama 2-3 hari.
Jika menggunakan alat pengering atau oven, keringkan di suhu 80 derajat celsius.
Baca juga: Mengungkap Rahasia Menggemukkan Ternak
Limbah ini dapat segera diberikan kepada ternak.
Namun, limbah dapat juga digiling hingga menjadi tepung, agar tahan disimpan dalam waktu yang lama.
Sedangkan untuk air minum yang diberikan harus bersih dan tersedia setiap saat.
“Tempat air minum dibuat permanen berupa bak semen yang letaknya sedikit lebih tinggi dari permukaan lantai. Kebutuhan air minum pada sapi mencapai 70 liter per ekor per hari,” tutupnya.