Cara Cepat Deteksi Kemurnian Susu
“Teknologi ini sangat mudah diaplikasikan, hanya dengan mencelupkan ujung stik ke dalam susu segar selama 1 menit, angkat, dan biarkan selama 2-5 menit hingga terjadi perubahan warna.”
JAKARTA - Ada begitu banyak nutrisi di dalam susu murni yang bermanfaat bagi kesehatan.
Sebab, susu murni belum mengalami pengolahan, termasuk proses pasteurisasi.
Oleh karena itu, kandungan susu murni yang terjaga ini, menyebabkan susu memiliki berbagai nutrisi yang lebih tinggi ketimbang susu olahan.
Baca juga: Menanti Kebangkitan Konsumsi Susu Indonesia
Kemurnian susu yang dikonsumsi, menjadi syarat utama apabila ingin mendapatkan manfaat dari susu yang dikonsumsi tersebut.
Kualitas susu segar sendiri ditentukan oleh tingkat cemaran mikroba yang dinyatakan lewat angka total plate count (TPC).
Nilai TPC susu segar akan menentukan harga susu tersebut.
Selama ini, cara menentukan TPC segar berada di tingkat koperasi unit desa (KUD) dilakukan dengan metode plating atau TPC.
Metode TPC memerlukan waktu lama sekitar 48 jam, keterampilan khusus, dan biaya analisis yang tinggi.
Karena itu, diperlukan alat pengukur kontaminan mikroba yang cepat, murah, mudah, dan akurat.
Misgiyarta dan Agus Budiyanto, peneliti Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), berhasil menemukan solusi tersebut.
Mereka berhasil menciptakan teknologi untuk mengecek kemurnian susu, bernama Stick Test Kit: perangkat deteksi cepat kontaminasi mikroba total pada susu segar.
“Perangkat tersebut terdiri dari dua bagian, yaitu batang kertas karton atau kapas bertangkai (cotton buds) yang digunakan sebagai wahana untuk melekatnya indikator perubahan warna sebagai sensor, serta peta warna standar untuk membandingkan perubahan warna pada indikator yang korelasi dengan tingkat kontaminasi mikroba,” ujar Misgiyarta dalam keterangan tertulisnya belum lama ini.
Penghitungan dengan menggunakan metode test kit dan peta warna standar menghasilkan tingkat akurasi 91,60%.
Test kit yang disimpan dengan menggunakan kemasan plastik tertutup dapat mempertahankan fungsi test kit hingga satu tahun.
“Teknologi ini sangat mudah diaplikasikan, hanya dengan mencelupkan ujung stik ke dalam susu segar selama 1 menit, angkat, dan biarkan selama 2-5 menit hingga terjadi perubahan warna. Kemudian cocokkan dengan peta warna standar untuk mengetahui hasilnya,” jelasnya.
Misgiyarta mengklaim, teknologi ini mudah diaplikasikan oleh siapa saja, tanpa memerlukan peralatan laboratorium dan tidak perlu pelatihan khusus terlebih dahulu.
Karena, cara penggunaannya yang sederhana, hanya dengan mencelupkan stik ke dalam susu segar dan mencocokkan perubahan warnanya dengan peta warna standar.
Selain itu, hasil dari teknologi stick test kit ini lebih cepat, dibandingkan dengan metode plating.
“Stick test kit hanya memerlukan waktu kurang dari 10 menit untuk mengetahui hasilnya, sedangkan dengan metode plating konvensional diperlukan waktu 48 jam,” imbuhnya.
Baca juga: Bangkitnya Bisnis Sapi Perah
Biaya analisis untuk per sampelnya juga lebih murah, dibandingkan dengan metode plating konvensional, harga stick test kit hanya Rp1.500 per sampel, sedangkan metode plating (TPC) Rp100.000 per sampel.
“Walaupun perangkat yang digunakan sederhana dan cara penggunaannya yang sangat mudah, teknologi ini memiliki tingkat akurasi yang tinggi lebih dari 90% dan berfungsi cukup baik hingga perangkat ini disimpan dalam waktu satu tahun,” ujarnya.
“Karena itu, ketika ingin menjual susunya, para peternak sekarang tidak perlu antri lama di KUD atau di pengumpul lagi. Para peternak juga bisa memperkirakan harga jual hasil perahannya,” tutupnya.