• 3 May 2024

Pakan Ternak dari Ampas VCO

uploads/news/2020/12/pakan-ternak-dari-ampas-47930f63d458282.jpg

Fermentasi ampas kelapa juga mampu meningkatkan kecernaan bahan kering dan bahan organik, terjadi perubahan kualitas bahan makanan menjadi lebih baik dari bahan asalnya baik dari aspek gizi, serta meningkatkan daya simpan.”

JAKARTA - Saat pademi COVID-19, banyak instansi maupun perorangan yang memproduksi virgin coconut oil (VCO).

Hal ini disebabkan, karena dengan mengkonsumsi VCO dapat meningkatkan daya tahan atau imun tubuh.

Hasil samping dari proses produk lain pembuatan VCO ini sendiri yaitu, ampas kelapa.

Ampas kelapa sendiri dipercaya masih memiliki kandungan protein yang cukup tinggi dan berpotensi untuk dimanfaatkan serta diolah menjadi pakan.

Baca juga: Benarkah Minyak Kelapa Beracun?

Menurut peneliti Balai Penelitian Tanaman Palma (Balit Palma), Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), Kementerian Pertanian (Kementan), Alfred Pahala Manambangtua, ampas kelapa sebagai produk samping memiliki kadar protein kasar masih relatif tinggi yaitu, sebesar 11,35% dengan kadar lemak kasar 23,36%.

Protein merupakan salah satu komponen yang terpenting pada pakan, sehingga tingginya kadar protein pada ampas kelapa merupakan suatu keuntungan untuk diolah menjadi pakan,” ujarnya dalam keterangan tertulis Balitbangtan.

Meski demikian, lemak yang cukup tinggi merupakan kendala pada pengolahan ampas kelapa yang akan diolah menjadi pakan.

Hal ini akan mempengaruhi kualitas pakan yang dihasilkan, terutama dalam mempengaruhi umur simpan dan daya cerna pakan.

Salah satu cara untuk mengolah ampas kelapa menjadi bahan pakan ternak yaitu dengan fermentasi.

Pada proses fermentasi, terjadi reaksi dimana senyawa komplek diubah menjadi senyawa yang lebih sederhana dengan bantuan enzim dari mikroorganisme.

Fermentasi ampas kelapa juga mampu meningkatkan kecernaan bahan kering dan bahan organik, terjadi perubahan kualitas bahan makanan menjadi lebih baik dari bahan asalnya baik dari aspek gizi, serta meningkatkan daya simpan,” jelasnya.

Menurutnya, penggunaan ampas kelapa fermentasi di dalam ransum unggas, terutama ayam buras, sangat memungkinkan untuk diaplikasikan, karena ayam buras lebih toleran terhadap serat kasar ransum.

Apa lagi, beberapa penelitian telah dilakukan untuk melihat penampilan produksi unggas yang memakai bahan pakan ampas kelapa fermentasi dalam ransum.

Efisiensi ransum ayam pedaging menggunakan ampas kelapa yang difermentasi diklaim lebih baik dibandingkan dengan ampas kelapa tanpa fermentasi.

Penelitian yang dilakukan Yamin pada 2008 menyebut, penggunaan ampas kelapa yang difermentasi sampai 12% ini sangat efisien jika dibandingkan dengan menggunakan ampas kelapa yang tidak difermentasi terlebih dahulu,” paparnya.

Baca juga: Minyak Kelapa Tingkatkan Imunitas Tubuh

Dari hasil penelitian tersebut diperoleh kemampuan ternak ayam mengkonsumsi 1 kilogram ransum yang mengandung ampas kelapa fermentasi, dapat membentuk rata-rata 0,59 kilogram bobot hidup.

Sedangkan yang menggunakan ampas kelapa tanpa fermentasi, hanya mampu membentuk bobot hidup rata-rata 0,45 kilogram.

Hasil penelitian Saragih dan Ndruma pada 2020, juga diperoleh hasil penambahan berat ayam pedaging tertinggi dicapai pada perlakuan pemberian ampas kelapa fermentasi 9% dalam ransum, yaitu 41,99 gram per ekor per hari. Sedangkan hasil yang terendah didapat pada perlakuan pemberian tanpa ampas kelapa fermentasi yaitu, 32,60 gram per ekor per hari,” tutupnya.

Related News