“Modalnya tidak perlu besar, kalau mau coba budidaya satu boks saja dulu. Modal paling hanya cukup kurang lebih Rp 50.000 untuk telur anakan, pakan dan sebagainya.”
TANGERANG - Jangkrik merupakan salah satu serangga yang dipelihara manusia sejak lama.
Baik dipelihara sebagai hewan peliharaan, maupun sebagai pakan hewan.
Di Asia, jangkrik dianggap sebagai pembawa keberuntungan.
Bahkan, di Indonesia sendiri terdapat salah satu permainan tradisional yang menggunakan jangkrik, yaitu permainan adu jangkrik.
Baca juga: Bisnis Menggiurkan Budidaya Jangkrik
Tak hanya itu, jangkrik juga dijadikan salah satu hewan ternak yang membuka peluang bisnis bagi masyarakat Indonesia.
Beternak jangkrik juga sudah biasa dilakukan oleh banyak orang.
Biasanya, beternak jangkrik yang dilakukan dalam jumlah besar digunakan untuk tujuan bisnis pakan hewan peliharaan seperti burung, ikan, dan reptil.
Sedangkan beternak jangkrik yang dilakukan dalam jumlah kecil, hanya dijadikan sebagai hobi atau kebutuhan lainnya seperti hewan aduan.
Cara beternak jangkrik pun cukup mudah.
Dengan modal yang tak cukup banyak, Sahabat Tani sudah bisa memulai usaha ternak jangkrik.
Lalu, apakah peluang bisnis jangkrik ini cukup menjanjikan?
Menurut Sarman, salah satu peternak jangkrik, untuk memulai bisnis ini tak memerlukan biaya yang besar, bahkan tergolong murah.
“Modalnya tidak perlu besar, kalau mau coba budidaya satu boks saja dulu. Modal paling hanya cukup kurang lebih Rp 50.000 untuk telur anakan, pakan dan sebagainya. Kalau ditanya menjanjikan atau tidak, ya cukup menjanjikan,” kata Sarman saat ditemui Jagadtani.id di rumahnya yang berlokasi di Jalan akses Graha Raya RT 001/RW 004, Kelurahan Sudimara Pinang, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang, Provinsi Banten, belum lama ini.
Menurutnya, satu boks berukuran 120x250 centimeter dengan tinggi 60 centimeter ini, dengan menggunakan modal perkiraan Rp 50.000 untuk menetaskan telur jangkrik, bisa menghasilkan 30 kilogram jangkrik yang akan siap jual.
Baca juga: Manisnya Criquet Food
Sarmaan juga mengaku, modal awal untuk membuat boks tempat jangkrik bertelur memang cukup memakan biaya, namun hal itu nantinya dapat berbalik modal dengan cepat dan sebanding pada hasil omset berikutnya.
“Kalau boks yang ukuran lebih besar lagi dari ini tapi tidak beda jauh, paling nambah beberapa centimeter, itu bisa menghasilkan 40-50 kilogram jangkrik. Kemudian dijual per kilogramnya dengan harga Rp 30.000-40.000, tinggal dikalikan saja hasil totalnya. Itu pun baru satu boks, bagaimana jika punya lebih banyak box yang lain?” jelas Sarman.
Sarman yang telah lama ternak jangkrik alam ini mengaku, banyak sekali yang berminat membeli jangkrik, kebanyakan pelanggannya yaitu para penghobi burung.
“Para penghobi burung pasti butuh jangkrik untuk pakan, makanya nggak heran kalau usaha ini bisa menghasilkan. Hanya, tantangannya adalah pada bagian penjualan jangkriknya atau cara marketingnya. Karena tentu, saingan pasti ada, jadi kita harus pintar-pintar menjualnya,” tutupnya.