Mengenali Penyakit Sapi Perah
“Penyakit itu biasanya sama, tergantung pergantian udara misalnya dia pilek, meriang, atau yang paling banyak itu proses pemerahan yang salah.”
JAKARTA - Sebagai peternak mandiri perlu memperhatikan penyakit hewan ternak, terutama sapi perah, sebelum berpikir untuk memulai usaha ternak.
Selain mempunyai wawasan yang luas, persiapan mental pun juga perlu disiapkan.
Karena biasanya, beberapa peternak akan mengalami stres saat memulai budidaya sapi perah, terutama saat terkena penyakit, lantaran tak cukup bekal ilmu dan kesiapan.
Rachmat Hidayat, pengelola Agro Wisata Edukatif Istana Susu Cibugary yang berlokasi di Jalan Peternakan Raya, Kelurahan Pondok Ranggon, Kecamatan Cipayung, Kota Jakarta Timur, Provinsi DKI Jakarta, menjelaskan tentang beberapa penyakit yang biasa dialami sapi perah.
Baca juga: Cara Menjaga Kualitas Sapi Perah
Sebagai peternak, menurutnya perlu persiapan pengetahuan yang cukup untuk memelihara ternaknya, agar memiliki pertumbuhan yang bagus dan gizi yang cukup.
“Penyakit itu biasanya sama. Tergantung pergantian udara, misalnya dia pilek, meriang atau yang paling banyak itu proses pemerahan yang salah. Misalnya, ada karyawan baru dan sapi-sapinya ada yang terkena mastitis, itu tidak boleh diperah dan dicampur dengan susu-susu lainnya,” tutur Rachmat saat ditemui Jagadtani.id, belum lama ini.
Penyakit mastitis atau radang ambing, merupakan penyakit yang secara tidak langsung bisa berpengaruh pada manusia.
Hal ini dianggap sebagai masalah utama dalam beternak sapi perah, lantaran penyakit tersebut dapat memberikan dampak penurunan produksi susu sekaligus penurunan kualitas susu.
Mastitis sendiri memiliki dua macam jenis yang dapat menyerang sapi perah yaitu, mastitis klinis dan mastitis subklinis.
Dari kedua jenis tersebut, mastitis subklinis menjadi penyakit yang sering dialami pada peternak sapi perah, dengan intensitas mencapai 95-98% dari jumlah sapi produksi, sementara 2-5% pada mastitis klinis.
“Penanganannya kita kasih obat, ada obatnya kemudian kita suntik antibiotik. Dan susunya ini tidak boleh dikonsumsi oleh manusia setelah diberi antibiotik karena dosisnya terlalu tinggi,” lanjutnya
Ia menjelaskan, bakteri penyebab mastitis yaitu Staphylococcus aureus dan Streptococcus agalactiae.
Baca juga: Untungnya Bisnis Ternak Sapi Perah
Penularan bakteri tersebut, masuk melalui puting dan berkembang biak di dalam kelenjar susu.
Penyebabnya yaitu, puting sehabis diperah terbuka mengenai lantai ataupun tangan pemerah kotor dan banyak bakteri.
Maka, pengobatannya saat periode kering pada sapi perah dianjurkan memberikan antibiotik.
Hal ini dapat menjadi pengendalian mastitis klinis, sehingga antibiotik dapat menekan pertumbuhan bakteri pada sapi perah.