• 20 April 2024

Anggrek Alam Meratus Terancam Punah

uploads/news/2021/03/anggrek-alam-meratus-terancam-26044e860a4625b.jpg

Kawasan hutan hujan tropis tempat tumbuhnya tanaman anggrek spesies meratus keberadaannya semakin terancam.”

JAKARTA - Penebangan liar, dan pengalihan fungsi lahan semakin mengancam ribuan flora dan fauna yang ada di Indonesia, termasuk bagi spesies tumbuhan anggrek alam.

Padahal, ragam jenis anggrek alam Indonesia, terbilang murni eksotis dibandingkan dengan anggrek hasil persilangan.

Berdasarkan informasi dari laman resmi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), tercatat ada lebih dari 5.000 jenis spesies anggrek alam di Indonesia.

Sebanyak 30% dari total jenis anggrek yang tercatat merupakan anggrek alam dan setara dengan jumlah spesies di hutan Amazon, Brazil.

Baca juga: Mengenal Gimstory, Si Anggrek Populer

Bahkan, Australia yang luas wilayahnya melebihi Indonesia, hanya memiliki 450 jenis spesies anggrek alam di negaranya.

Beberapa catatan mengungkapkan bahwa tumbuhan yang termasuk dalam famili orchidaceae ini dilaporkan memiliki 800 genus dan lebih dari 50.000 jenis spesies di seluruh dunia.

Beberapa genus yang dikenal secara komersial adalah dendrobium, phalaenopsis, arachnis, cymbidium, cattleya, vanda, serta kerabatnya.

Kecuali cattleya, semua genus tersebut mempunyai daerah penyebaran di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Namun sayangnya, baru sekitar 500 jenis spesies anggrek alam Indonesia yang sudah mendapat perhatian khusus di PKT KRB LIPI. Sisanya, hingga saat ini belum teralihkan dengan baik.

Mirisnya, anggrek alam yang tumbuh di hutan dan pegunungan di semua wilayah Indonesia, saat ini terancam punah.

Bukan menjadi rahasia lagi, hutan Indonesia kini mulai banyak dirusak akibat kebakaran, pembalakan liar, dan konversi lahan.

Termasuk tumbuhan anggrek yang tinggal di dalamnya.

Salah satu anggrek alam yang juga terancam punah adalah spesies meratus.

Taman Biodiversitas yang didirikan Lembaga Pusat Studi dan Konservasi Keanekaragaman Hayati Indonesia (Biodiversitas Indonesia) berupaya mengembalikan anggrek alam spesies meratus di Lembah Bukit Mandai, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan.

"Kawasan hutan hujan tropis tempat tumbuhnya tanaman anggrek spesies meratus keberadaannya semakin terancam," kata Ferry F. Hoesain, pendiri dari Biodiversitas Indonesia di Banjarmasin, dikutip dari ANTARA belum lama ini.

Kata Ferry, Terancamnya keberadaan tanaman anggrek tersebut disebabkan adanya alih fungsi lahan dan perburuan anggrek alam secara besar-besaran.

Dengan demikian, Biodiversitas Indonesia mencoba berupaya memulihkan anggrek alam agar tidak punah.

Taman Biodiversitas ini juga menjadi harapan besar sebagai tempat riset dan konservasi anggrek alam asli Kalimantan.

Baca juga: Penyakit Langka Ancam Petani Anggrek

Taman biodiversitas ini juga bermanfaat sebagai sumber genetik tumbuhan dan tanaman khas Indonesia yang hampir punah.

Selain itu, sebagai sarana pengembangan ilmu pengetahuan serta ekowisata, sekaligus ruang terbuka hijau dan penambahan tutupan vegetasi.

Tak hanya anggrek, di taman ini juga banyak ditumbuhi pohon buah lokal yang cukup langka, seperti kasturi, hambawang, kuweni, kecapi, jengkol, gayam, petai, sukun, nangka, cempedak, jambu bol, jambu air, balangkasua dan rambai

"Jadi kawasan yang telah dibebaskan dijadikan kawasan penyangga atau green belt habitat satwa liar maupun tumbuhannya, dan dalam pengelolaannya didirikan sebagai Taman Biodiversitas," tutup Ferry.

Related News