• 22 November 2024

Alternatif saat Harga Telur Naik

uploads/news/2021/03/alternatif-saat-harga-telur-86374a4691c5576.jpg

Tepung telur banyak dimanfaatkan dalam industri rerotian sebagai substitusi dari telur segar, karena kepraktisan dan kemudahan dalam pemanfaatannya selain karakteristiknya yang sama dengan telur segar.”

JAKARTA - Telur ayam merupakan sumber protein hewani yang paling banyak dikonsumsi karena nutrisinya yang lengkap, mudah diperoleh, dan tersedia setiap saat dengan harga terjangkau.

Apalagi, komposisi nutrisi telur cukup lengkap dan seimbang.

Kandungan protein pada telur termasuk yang paling tinggi.

Selain itu, telur juga merupakan bahan pangan yang paling mudah dicerna, sehingga baik untuk pertumbuhan dan kesehatan tubuh.

Baca juga: Memilih Telur yang Sehat Dikonsumsi

Selain protein, telur juga mengandung 11 macam vitamin, seperti vitamin A, vitamin B2, B5, B6, B12, vitamin E, dan vitamin K.

Kandungan mineral dalam telur antara lain, folat, fosfor, selenium, kalsium, dan seng.

Telur juga memiliki kalori yang rendah, sehingga aman untuk diet.

Ketersediaan telur ayam menurut data Kementerian Pertanian (Kementan) selalu mengalami surplus setiap tahunnya.

Kementan menyebut, produksi telur dalam empat tahun terakhir rata-rata meningkat 1.000.000 ton.

Akan tetap, harga di pasaran terus sering bergejolak, terutama pada hari-hari tertentu seperti menjelang lebaran atau hari raya.

Namun, harga telur juga dapat turun drastis karena ketersediaan yang melimpah.

Dalam kondisi ini, peternak ayam petelur akan kesulitan untuk menjual telur, sehingga berpotensi rusak dan membusuk.

Di lain pihak, selama ini tepung telur masih diimpor dari India dengan harga yang cukup murah, yaitu Rp 98.000 per kilogram dengan kualitas bagus.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, impor tepung kuning telur dan putih telur pada 2015 sebesar 1.310,33 ton.

Sedangkan volume impor juga meningkat menjadi 1.785,1 ton pada 2018.

Memasuki 2019, dalam kurun waktu Januari-Agustus impor tepung telur sebesar 1.130,27 ton.

Tepung telur dengan karakteristik yang baik dan biaya produksi rendah sangat potensial untuk diterapkan pada skala usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sebagai peluang untuk meningkatkan nilai tambah dan diversifikasi produk olahan telur, serta sebagai penyangga saat harga telur jatuh atau over produksi.

Kepala Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian (BB Pascapanen), Prayudi Syamsuri mengatakan, tepung telur merupakan salah satu produk olahan telur yang mudah dan tidak memerlukan teknologi yang rumit.

Prinsipnya adalah mengeringkan telur sampai kadar air di bawah 10%. Alat pengering bisa menggunakan pengering yang sederhana maupun pengeringan dengan oven, pengering tipe rak, drum dryer, dan molen dryer,” jelas Prayudi.

Kelebihan lain dari tepung telur yaitu dapat memperpanjang umur simpan hingga satu tahun, lebih mudah penyimpanan, kandungan gizi lengkap, dan sifat fungsionalnya tetap terjamin serta jangkauan pemasaran lebih luas.

Karena itu, pengolahan menjadi tepung telur dapat menjadi alternatif yang dapat diterapkan di usaha kecil menengah (UKM) di sentra produksi telur ayam.

Produksi tepung telur di sentra produksi telur juga bisa menjadi pengungkit untuk tumbuhnya industri lain seperti, pengolahan cangkang telur menjadi pakan ternak atau pupuk, pengolahan telur ayam afkir, pengolahan limbah ceker ayam, dan sebagainya.

Tepung telur sendiri terdiri dari berbagai jenis yaitu, tepung telur utuh, tepung kuning telur, dan tepung putih telur yang memiliki karakteristik dan pemanfaatannya yang berbeda.

Tepung telur banyak dimanfaatkan dalam industri rerotian sebagai substitusi dari telur segar, karena kepraktisan dan kemudahan dalam pemanfaatannya selain karakteristiknya yang sama dengan telur segar,” ujar peneliti BB Pascapanen, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), Christina Winarti

Ia juga menjelaskan, fungsi telur dalam produksi memberikan volume roti yang tinggi, kelembutan, struktur, dan kualitas nutrisi pada produk adanya kandungan protein yang tinggi.

Selain itu, telur juga memiliki kemampuan untuk membentuk jaringan yang kuat dan kompleks dengan gluten karena kemampuan mengikatnya.

Bagian kuning telur mengandung lesitin dan lipid yang tinggi yang memberikan efek pelunak dan pengemulsi pada produk. Telur membantu menstabilkan emulsi, menahan gas yang dihasilkan oleh ragi dan mencegah penggabungan sel udara dalam adonan, menghasilkan tekstur yang diinginkan dan butiran remah halus,” paparnya.

Baca juga: Mengenal Lebih Dekat Telur Infertil

Saat ini, seluruh kebutuhan tepung telur untuk industri dipenuhi dari impor.

Nilai impor tepung telur selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

Hal ini disebabkan, karena selain harga tepung telur impor yang lebih murah juga belum ada tepung telur produksi dalam negeri.

Pasar tepung telur yang terbuka lebar dengan biaya produksi rendah sangat mungkin diterapkan dengan skala industri kecil menengah (IKM) untuk meningkatkan nilai tambah produk dan pendapatan peternak, selain untuk memenuhi kebutuhan industri makanan dalam negeri,” kata Kepala Balitbangtan, Kementan, Fadjry Djufry.

Related News