Tips Rahasia Menanam Melon Hidroponik
menanam melon secara hidroponik bahkan lebih terjamin kebersihannya dibandingkan dengan menanam di tanah.
JAKARTA – Siapa sih yang tidak kenal dengan melon? Buah yang satu ini memang memiliki cita rasa khas dan kandungan airnya yang cukup banyak.
Dan ternyata, tak hanya sayuran, melon juga bisa loh ditanam dengan cara hidroponik.
Mungkin Sahabat Tani akan bertanya-tanya, apakah melon betul-betul bisa di tanam secara hidroponik?
Yap, tentu saja bisa. Menurut Lia Dahlia, Pengelola dari Kebun Hidroponik BluFarm, menanam melon secara hidroponik bahkan lebih terjamin kebersihannya dibandingkan dengan menanam di tanah.
Baca Juga: Kelebihan Menanam Bawang Secara Hidroponik
“Sebenarnya menanam hidroponik itu malah lebih mudah dibandingkan tanam di tanah. Kalau di tanah istilahnya kita tidak bisa melawan alam, tapi kalau di sistem hidroponik itu, kita bisa mengatur semuanya,” kata Lia pengelola kebun hidroponik BluFarm yang berlokasi di Kelurahan Gunung Bunder 2, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, kepada Jagadtani.id belum lama ini.
Untuk Sahabat Tani yang ingin mencoba menanam melon dengan cara hidroponik, Lia Dahlia akan membagikan beberapa tips yang bisa Sahabat Tani coba agar hasil panen dapat berhasil sesuai harapan.
Lia menjelaskan, untuk sistem menanam melon hidroponik bisa menggunakan sistem dutch bucket.
“Kalau mau hasil panen yang lebih bagus itu, lebih baik menggunakan sistem dutch bucket, apalagi kalau memang niatnya untuk berbisnis. Kalau dutch bucket itu alirannya fokus untuk mengembangkan akarnya satu pohon itu satu selang aliran,” ujar Lia.
Baca Juga: Panen Pakcoy di depan Rumah
Adapun, contoh jenis melon yang baru-baru ini dipanen oleh BluFarm adalah melon jenis rock, melon dengan daging berwarna oranye dengan rasa buah yang manis, empuk dan wangi.
Selanjutnya, yang perlu diperhatikan adalah pemberian cahaya. Kata Lia, cahaya sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan melon.
“Melon itu sangat butuh matahari, kalau kurang nanti daunnya akan layu, buahnya kurang besar atau hasilnya jadi kecil. Sirkulasi udaranya pun juga harus ikut di perhatikan,” tambah Lia.
Untuk pemilihan bibit, Lia mengatakan bisa menggunakan bibit apa saja. Biasanya ia beli dari online. Yang terpenting adalah bagaimana cara perawatannya. Jika perawatannya bagus, maka hasilnya juga akan sesuai. Sedangkan pada penggunaan media tanam, Kata Lia, sebenarnya media tanam bisa menggunakan cocopeat atau bisa juga menggunakan rockwool. Namun Lia sendiri menggunakan media rockwool pada tanaman hidroponiknya.
“Kalau pakai rockwool, diusahakan diatasnya kita gunakan hydroton, karena untuk menghindari lumut-lumut yang bisa saja hinggap di rockwool. Kalau sudah hinggap di rockwool, nantinya bisa merambat ke akar. Dari situ nantinya pertumbuhan akan kurang bagus,” jelas Lia.
Baca Juga: Kisah Para Santri Menanam Hidroponik
Jika tumbuh lumut pada akar, nutrisi akan terganggu karena terhisap lebih banyak oleh lumut. Nantinya akan berdampak pada hasil buah dan menimbulkan kerusakan seperti daun-daun yang layu dan rasa buah yang nantinya tak sesuai harapan.
Jika Sahabat Tani sudah terlanjur mendapati adanya lumut pada rockwool, kata Lia, apabila lumut belum hinggap terlalu banyak pada rockwool, dapat diatasi dengan cara menyemprotkan air nutrisi secara berkala agar lumut tak menebal. Baiknya, tidak menggunakan tangan ketika membersihkan rockwool dari lumut agar tekstur rockoowl tidak rusak.
Kemudian tambah Lia, tidak disarankan menggunakan air biasa untuk menghilangkan lumut, karena pemberian air yang terlalu berlebihan akan mempengaruhi kadar nutrisi tanaman.
“Kemudian, kalau untuk masa semai, usahakan rockwool selalu dalam kondisi yang lembab, jangan sampai kering. Karena kalau kering, si akar tidak ada jatah makan. Kalau sudah pakai sistem rockwool itu harus basah terus, di airi terus. Jadi si akar itu akan menjalar panjang,” tambah Lia.
Baca Juga: Pertanian Vertikal Canggih Ala Denmark
Lebih lanjut, Lia menjelaskan masa tanam melon membutuhkan waktu paling cepat 60 hari dan 80 hari untuk masa tanam melon yang paling lambat. Hal penting lainnya yang perlu Sahabat Tani perhatikan adalah pada saat pemangkasan daun.
“Dari daun yang pertama sampai daun kedelapan, lebih baik kita pangkas agar nutrisi pada buah. biasanya buah kan tumbuh di daun ke Sembilan sampai ke empat belas . Dan usahakan daun melon itu cukup sampai 33 saja. Banyaknya daun itu sangat berpengaruh sekali, jadi memang perlu diperhatikan dengan baik,” ujar Lia.
Daun yang terlalu banyak, otomatis akan memakan banyak nutrisi sehingga hasil menjadi kurang maksimal diserap oleh buah. Nantinya juga akan berpengaruh seperti masa panen yang semakin lama atau bentuk buahnya yang mengecil.
Dua minggu setelah masa tanam, waktunya memberikan tali agar tanaman merambat ke atas.
“Kalau di green house itu kan bukan merambat ke tanah, jadi makanya dia di topang keatas. Seperti menanam timun, jadi biar dia merambat ke tali-tali itu. Nanti ketika buahnya sudah muncul, kita ikat buahnya. Supaya tangkainya tidak patah dari pohonnya itu karena terlalu berat,” jelas Lia.
Baca Juga: Berkebun dengan Veltikultur Babe
Tips lain yang Lia sarankan, ketika akan memanen, tunggu satu hingga dua hari terlebih dahulu sebelum dipetik.
“Kalau mau panen melon, sebaiknya jangan langsung dipetik, tapi dibiarkan dulu saja di sistem selama sehari dua hari baru kita petik dengan kondisi mesin airnya mati,” ungkap Lia.
Alasannya, ketika mesin air masih mengairi, kemudian melon sudah dipetik, hasil yang dirasakan dari buahnya akan terlalu crunchy atau garing.
“Dan nggak semua orang tua bisa kuat juga makannya. Tapi kalau mau tekstur yang lebih lembut, tentunya tetep crunchy, sarannya ya itu didiamkan dulu satu sampai dua hari, itu udah cukup,” tutup Lia.