Tips Memilih Media Tanam Hidroponik
Menanam dengan cara hidroponik dimudahkan dengan berbagai pilihan media tanam yang bisa digunakan.
JAKARTA - Sahabat Tani tentu saja sudah tidak asing lagi dengan cara tanam hidroponik.
Budidaya dengan cara hidroponik bahkan baru-baru ini menarik perhatian sebagian masyarakat apalagi di tengah kondisi pandemi COVID-19, yang membuat jutaan orang mengharuskan untuk tetap tinggal di rumah.
Sembari mengisi waktu luang di rumah, beberapa mulai beralih ke bidang pertanian dan salah satunya yaitu menanam secara hidroponik.
Walaupun membutuhkan biaya yang cukup mahal dan perencanaan desain yang tidak mudah, menanam secara hidroponik memiliki banyak keunggulan yang tak kalah bagus dibandingkan dengan menanam melalui media tanah.
Baca juga: Tips Jitu Sistem Tanam Hidroponik
Salah satu contoh keunggulannya yaitu, tanaman hidroponik tidak merusak tanah, karena tidak menggunakan media tanah.
Selain itu, juga tidak membutuhkan tempat yang luas, serta lebih hemat waktu dan tenaga karena tidak perlu kita siram secara manual.
Menanam dengan cara hidroponik juga dimudahkan dengan berbagai pilihan media tanam yang bisa digunakan.
Pilihlah media tanam sesuai kebutuhan dan sesuai kemampuan, seperti yang dituturkan oleh pengelola kebun hidroponik BluFarm, Lia Dahlia.
Baru-baru ini, Lia mengaku telah memanen melon hidroponik di kebunnya.
Lia juga menjelaskan beberapa tips dalam memilih media tanam hidroponik yang bisa Sahabat Tani ikuti ketika akan bercocok tanam.
“Media tanam itu ada banyak misalnya bisa menggunakan rockwool, cocopeat, hydroton, arang sekam, dan lainnya,” kata Lia Dahlia di kebun BluFarm yang berlokasi di Kelurahan Gunung Bunder 2, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, kepada Jagadtani.id belum lama ini.
Setiap jenis media tanam memiliki kapasitas penyimpanan air, unsur hara dan udara yang berbeda-beda.
Namun, syarat media tanam yang bagus untuk hidroponik yaitu yang mudah menyerap air yang berlebihan dan bisa menyimpan persediaan air yang cukup untuk dialirkan pada tanaman.
Para petani di Indonesia umumnya menggunakan rockwool sebagai media tanam hidroponik.
Media tanam ini berbentuk seperti busa dengan serabut-serabut halus di sekitarnya dan memiliki berat yang sangat ringan.
Nantinya, rockwool bisa Sahabat Tani potong kotak-kotak kecil sesuai dengan kebutuhan.
Sedangkan hydroton berupa bulatan-bulatan lempung yang dibakar, berukuran seperti kelereng.
Lia juga menyarankan, ketika akan memilih rockwool sebagai media tanam, baiknya menambahkan hydroton sebagai pelengkap.
“Kalau sudah pakai hydroton, tidak perlu pakai arang sekam lagi. Kalau sudah rockwool dengan hydroton, itu sudah cukup banget,” ujar Lia.
Sedangkan arang sekam -- salah satu media tanam yang juga banyak dipakai oleh para petani -- kata Lia, sebaiknya menjadi pelengkap bila menggunakan cocopeat sebagai media tanam.
“Kalau menggunakan polybag atau cocopeat, justru perlu ada tambahan menggunakan arang sekam. Karena media tersebut penyiramannya menggunakannya irigasi tetes,” jelas Lia.
Lebih lanjut Lia menambahkan, alasan tersebut karena arang sekam dapat menampung air lebih lama dibandingkan dengan menggunakan rockwool.
Air pada media rockwool cenderung cepat menguap jika terkena sinar matahari, sedangkan menggunakan sekam bakar dan cocopeat akan sebaliknya.
Baca juga: Petani Millenial Sukses Panen Timun
“Dan kalau pakai cocopeat, sebenarnya bisa lebih hemat listrik lagi,” tambah Lia.
Lia mengungkapkan, kebun hidroponik BluFarm yang ia kelola saat ini, kedepannya akan memulai percobaan baru menggunakan cara tanam hidroponik.
“Next bakal percobaan tomat dan padi hidroponik. Jadi, walaupun irigasi tidak ada air, tapi kita tetap bisa menanam padi dengan cara hidroponik. Dan sudah tidak perlu khawatir ada gangguan burung, katak, dan bahkan hasil menanam jauh lebih bersih juga,” ungkap alumni Universitas Budi Luhur ini.
“Kalau sudah menanamnya hidroponik, tidak usah diragukan lagi. Semua yang menanam dengan cara hidroponik, sudah pasti tidak pakai yang aneh-aneh,” tutupnya.