Rumput Odot Penghasil Uang
Menanam rumput odot sangat menguntungkan, karena banyak masyarakat yang membudidayakan ternak.
BOGOR - Meningkatnya minat petani mengembangkan budidaya ternak seperti kambing atau sapi, membuka peluang besar bagi masyarakat atau petani lainnya untuk meraup keuntungan dengan menanam rumput odot sebagai suplai pakan ternak.
Rumput odot merupakan salah satu varietas rumput gajah (Pennisetum purpureum), sering dikenal dengan sebutan Dwarf elephant grass atau Mott elephant grass di luar negeri. Tanaman ini mampu tumbuh pada saat musim kemarau dengan tanah yang tingkat kesuburannya rendah.
Di Indonesia sendiri, cikal bakal rumput ini dikembangkan pada 2007 oleh tenaga kerja Indonesia yang bekerja di Kanada yang kemudian dikembangkan di seluruh Indonesia. Menurut Kepala Dinas Pertanian (Distani) Kota Bogor Irwan Riyanto, seiring meningkatnya minat masyarakat untuk beternak, banyak yang meminta dirinya untuk menyuplai rumput odot untuk kebutuhan pakan ternak.
Dari spekulasi atau perhitungan yang dilakukan, kata Irwan, menanam rumput odot memang menguntungkan. Karena selain perawatannya yang mudah, harga jual jenis rumput tersebut juga cukup tinggi. Menanam rumput sejenis rumput gajah yang berdiameter lebih pendek ini tidak memerlukan modal terlalu besar. Untuk menanam di lahan seluas satu hektare saja, hitungan modal hanya sekitar Rp7 juta hingga Rp8juta.
Harga bibit sendiri Rp150.000 per karung, dan untuk penanaman di lahan seluas satu hektare membutuhkan sekitar 30-35 karung. Berarti, biaya bibit untuk area satu hektare sekitar Rp4,5 juta hingga Rp5juta.
"Rp8 juta itu sudah include, mulai pembelian bibit, upah penanaman hingga biaya operasional pengelolaan lahan hingga masa tanam selesai," kata Irwan.
Masa pertumbuhan rumput odot, dari masa tanam hingga panen sekitar tiga bulan dan perawatan cukup dengan menggunakan pupuk organik. Untuk penghasilan, dari area lahan seluas satu hektare bisa menghasilkan sekitar 70 - 80 ton untuk masa panen perdana, tapi untuk kelanjutannya sekitar 50 - 60 ton.
"Kalau panen pertama serentak, tapi kalau panen kedua dan selanjutnya bertahap, bisa dipanen seminggu sekali. Nanti kan tumbuhnya tidak rata, jadi panen ke dua dan selanjutnya tidak akan sama," ujarnya.
Untuk harga jual rumput yang pertama kali ditemukan oleh Dr. W. Hanna di Georgia, Amerika Serikat itu, jika langsung dijual ke peternak seharga Rp500 per kilogram, tapi jika melalui pengepul sekitar Rp300 per kilogram.
"Kalau menanam satu hektare dengan menghasilkan dengan hitungan kecil sekitar 50 ton kali Rp300 per kilogram, maka sekali panen sekitar Rp15 juta. Masa tanam rumput odot hanya satu kali, selanjutnya akan kembali tumbuh dan bisa dipanen sekitar dua minggu sekali," tandasnya.
Sementara Wahyu, warga Bogor Selatan mengaku telah menanam rumput odot sekitar delapan bulan lalu dan penghasilannya cukup menguntungkan. "Awalnya saya dipinta sama peternak lalu saya menanam di lahan seluas 6.000 meter. Hasilnya alhamdulillah sekarang lagi cari lahan lagi buat menambah area penanaman," katanya. (FD)