Asal Usul Anggrek di Indonesia
"Anggrek juga pernah pemberian Ir. Soekarno untuk Kim Il Sung"
JAKARTA - Siapa yang tidak kenal dengan tanaman hias satu ini? seperti diketahui, anggrek termasuk dalam family Orchidaceae. Berasal dari bahasa Yunani, orchid, yang secara etimologis berasal dari kata orchis yang berarti “testicle” atau buah zakar. Istilah orchid sendiri diintroduksi pada 1845 oleh John Lindley sebagai kependekan dari orchidaceae.
Merujuk Ayub S Parnata dalam Panduan Budi Daya dan Perawatan Anggrek (2007), konon, pada zaman dahulu di Yunani, anggrek biasa diidentikkan dengan keberadaan kaum pria, baik itu terkait warna dan bentuknya. Anggrek jadi representasi yang melambangkan kesuburan dan kejantanan. Bahkan di sana juga ditemui mitos, jika mengonsumsi anggrek muda maka seorang bisa memilki anak laki-laki, dan jika mengonsumsi anggrek tua melahirkan anak perempuan.
Indonesia memiliki mitos lainnya. Sebutlah misalnya anggrek kalajengking atau yang dikenal dengan nama ilmiah Arachnis flos-aeris. Berbentuk menyerupai kalajengking atau ketonggeng, bunga ini pertama kali ditemukan Schlechter di Minahasa pada 1911. Berada di daerah berketinggian 800—1.000 meter, bunga ini dipercayai membawa sugesti buruk bagi yang menanamnya. Konon, siapapun yang menanam anggrek jenis ini biasanya akan memengalami kesusahan hidup, seperti sering terserang penyakit, rumah tangga tak harmonis, dan lainnya.
Baca juga: Anggrek Jawa Ditemukan di Vietnam
Tentu salah jika di sini kita bermaksud bergerak lebih jauh mendedah kebenaran mitos dan sejarah terkontruksinya mitos anggrek sebagai simbol kaum laki-laki. Pun mendedah kebenaran dan makna mitos anggrek kalajengking, juga bakalan berujung kesia-sian. Pasalnya mitos sering memiliki logika pemahaman tersendiri, yang seringkali tidak mudah dipahami oleh rasionalitas modern.
Ketimbang bicara soal mitos anggrek, di sini tentu akan menjadi bermakna penting sekiranya kita bergerak lebih jauh untuk mengenali kekayaan dan keanekaragaman hayati di sekitar kita. Ya, sekalipun luas wilayah Indonesia hanya sekitar 1,3% dari luas bumi, Indonesia memiliki tingkat keberagaman kehidupan yang sangat tinggi.
Merujuk artikel Keanekaragaman Hayati Flora di Indonesia yang ditulis Cecep Kusmana dan Agus Hikmat (2017), bicara kategori tumbuhan atau flora, Indonesia setidaknya memiliki 25% dari spesies tumbuhan berbunga yang ada di dunia. Ini berarti Indonesia merupakan urutan negara terbesar ketujuh dengan jumlah spesies mencapai 20.000 spesies, di mana 40 persen di antaranya merupakan tumbuhan endemik atau asli Indonesia. Famili tumbuhan yang memiliki anggota spesies paling banyak adalah anggrek-anggrekan (Orchidaceae).
Baca juga: Unik, Begini Cara Semut Berkomunikasi
Sementara, bicara anggrek lndonesia dikenal sebagai salah satu pusat keragaman anggrek di dunia. Petatah-petitih Melayu, “tak kenal maka tak sayang”, tampaknya masih relevan sebagai alasan menulis soal keragaman spesies anggrek Indonesia.
Tahukah sahabat tani, Anggrek juga pernah pemberian Ir. Soekarno untuk Kim Il Sung. Menurut Duta Besar Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK) atau Korea Utara, Ri Jong Ryul, eratnya hubungan Soekarno dengan Kim Il Sung dimulai sejak tahun 1964. Saat itu Soekarno melakukan kunjungan resmi ke DPRK.
Kemudian hal tersebut dibalas dengan kunjungan Kim Il Sung dan anaknya, Kim Jong Il ke Indonesia pada April 1965. "Selain untuk mempererat hubungan bilateral, kunjungan Kim Jong Il saat itu sekaligus untuk menghadiri peringatan 10 tahun Konferensi Asia Afrika yang pertama kali diadakan pada tahun 1955 di Bandung," kata Ri seperti dikutip Antara Edisi tahun 2015.
Baca juga: Mengenal Mistisnya Si Ratu Malam
Saat mengunjungi Indonesia, Kim Il Sung juga diajak ke Kebun Raya Bogor oleh Soekarno. Di sana, Kim Il Sung diberi anggrek yang begitu menarik hatinya. Menurut buku yang diterbitkan Pyongyang Korea pada abad ke-20: 100 Kejadian penting, menceritakan awal Kim Il Sung tertarik pada anggrek itu saat diajak berjalan-jalan di Kebun Raya Bogor.
Saat itu, Kim Il Sung berhenti di depan sekuntum bunga tertentu, batangnya meregang lurus, daunnya membentang seimbang, memberikan tampilan cantik, dan warna merah mudanya pada saat mekar menunjukkan keanggunan dan martabatnya. Dia berkata bahwa bunga itu terlihat menawan hati, dan dia berbicara meluap-luap karena telah berhasil menemukannya.
Soekarno berkata bahwa tumbuhan itu belum memiliki nama. Soekarno pun akan menamainya menurut nama Kim Il Sung. Awalnya Kim Il Sung menolak tawaran Soekarno, tetapi Soekarno tetap bersikeras bahwa menerapkan nama Kim Il Sung pada bunga itu adalah sebuah kehormatan besar. Sebab Kim Il Sung telah menunjukkan penggalian yang besar demi manfaat yang diraih umat manusia. Anggrek tersebut pun kemudian dinamai Kimilsungia.
Baca juga: Anggrek Alam Meratus Terancam Punah