Inovasi Ternak Apung untuk Nelayan
“Keunggulannya, kalau membuat keramba menggunakan bambu itu hanya mampu bertahan selama satu setengah tahun. Kalau menggunakan drum, bisa sampai lima bahkan dua puluh tahun kalau terus direnovasi. Intinya, lebih efektif apabila menggunakan drum”
Keramba jaring apung merupakan wadah budidaya di perairan umum. Budidaya ikan dengan keramba merupakan alternatif budidaya yang sangat potensial bisa dikembangkan, mengingat daerah perairan di Indonesia yang sangat luas.
Perairan yang bisa dimanfaatkan termasuk perairan darat dan laut. Jenis wadah yang bisa digunakan untuk membudidayakan ikan dengan keramba adalah beternak dengan cara jaring apung, jaring tancap dan keramba yang terbuat dari bambu.
Baca juga: Tips Budidaya Kerang Hijau
Suhendra, seorang nelayan kerang asal pesisir Pantai Muara Kamal, RT 04 RW 04, Kamal Muara, Kecamatan Penjaringan, Kota Jakarta Utara, Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, melakukan terobosan baru dalam upaya peningkatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat pesisir pantai yaitu dengan membuat desain baru keramba jaring apung untuk budidaya kerang hijau.
“Drum ini inovasi baru untuk pengapung keramba. Nelayan kerang lainnya itu biasanya pada pakai bambu untuk kerambanya, kalau saya menggunakan drum,” ujar Suhendra, saat ditemui oleh reporter Jagadtani.Id di dermaga Kampung Muara Kamal.
Baca juga: Melejit Kerang Hijau ke Dubai
Untuk perairan di Kamal Muara memang dinilai cocok untuk budidaya kerang hijau. Kata pria yang akrab dipanggil Hendra ini, selain biaya terjangkau, ternak kerang hijau sangat mudah untuk dipelihara. Desain baru keramba apung hasil buatannya itu dipasang di tengah laut dengan kedalaman sekitar empat hingga tujuh meter.
“Keunggulannya, kalau membuat keramba menggunakan bambu itu hanya mampu bertahan selama satu setengah tahun. Kalau menggunakan drum, bisa sampai lima bahkan dua puluh tahun kalau terus direnovasi. Intinya, lebih efektif apabila menggunakan drum,” jelas bapak dua anak itu.
Baca juga: Kisah Nelayan Selamatkan Ekonomi Keluarga
Lebih lanjut Hendra menjelaskan, dalam pembuatannya dibutuhkan dua puluh empat drum pada ternak apung. Pada mulanya, hanya dibutuhkan lima belas drum. Nantinya, jika nelayan sudah memasuki pada tahap pembesaran, akan ditambah sembilan drum sebagai pelengkap. Katanya, satu drum dapat dibanderol dengan kisaran harga Rp 200.000 (dua ratus ribu rupiah).
“Di Kamal Muara, apa yang berhasil pasti diikuti oleh masyarakat yang lain. Masyarakat disini mendukung kalau ada perubahan atau inovasi baru, mereka tidak ada yang menentang. Karena penemuan desain baru keramba ini semata-mata untuk memudahkan para nelayan,” tutupnya.
Baca juga: Dampak Reklamasi bagi Nelayan Kerang