Budidaya Lebah, Untung Belasan Juta Rupiah
“Awalnya saya hanya sekedar hobi, lama-lama karena disini vegetasi sangat melimpah, kenapa tidak sekaligus budidaya. Selain kita bisa ikut melestarikan alam, pembudidaya bisa dapat untung”
Udara sejuk dan ribuan pohon-pohon yang kokoh memenuhi sepanjang jalan Kampung Paseban, Desa Megamendung, Kecamatan Mega Mendung, Bogor, Provinsi Jawa Barat. Susananya masih sangat asri, lengkap dengan pemandangannya yang menyegarkan mata bila Sahabat Tani berkunjung ke daerah ini.
Sholeh, 34 tahun, warga di kampung Paseban sibuk berkutat dengan puluhan kotak persegi yang ada di halamannya. Rupanya, pria kelahiran darah sunda itu membudidayakan lebah lokal atau lebah nirwan. Ratusan bahkan ribuan lebah Apis Cerana mengerubungi puluhan kotak persegi berwarna cokelat itu. Kotak persegi itu disebut perangkap lebah.
“Yang kami budidayakan disini jenis lebah lokal. Kalau bahasa sundanya lebah madu nirwan. Ini jenis lebah yang menyengat. Dikatakan lebah menyengat itu karena dia memiliki senjata sejenis jarum yang dikatakan sebagai fenom. Kalau disengat kita bisa bengkak juga,” katanya kepada Jagad Tani saat ditemui di peternakannya.
Baca juga: Ini Efek Samping dari Sengatan Lebah
Sholeh terjun budidaya lebah madu sejak 2018. Saat ditemui Jagad Tani, Sholeh tengah mempersiapkan hasil panennya. Tangan Sholeh lincah mengolah dan menyaring sari madu. Ia bahkan tak lelah mengolah banyaknya sari madu tersebut. Raut wajahnya seolah mengatakan ia senang bergelut dengan ratusan lebah-lebah berwarna belang-belang tersebut. Katanya, membudidayakan lebah lokal menjadi salah satu upayanya dalam melestarikan alam. “Awalnya saya hanya sekedar hobi, lama-lama karena disini vegetasi sangat melimpah, kenapa tidak sekaligus budidaya. Selain kita bisa ikut melestarikan alam, pembudidaya bisa dapat untung,” ungkapnya.
Dalam balutan jaket berwarna biru dan topi koboi abu-abu, Sholeh membersihkan kotak royal jelly berwarna kuning segar. Royal jelly tersebut digunakan sebagai makanan ratu lebah dan larva lebah madu. “Untuk royal jelly itu terbuatnya dari nektar dan bee polan atau serbuk sari. Dan diolah lagi sama lebah akhirnya jadi royal jelly. Kalau di perumahan disebutnya sebagai susu lebah,” jelas Sholeh.
Saat itu cuaca sedang bagus, matahari hangat menyinari kampung Paseban. Kata Sholeh, cuaca yang bagus untuk panen lebah madu memang paling cocok saat musim panas. Selain itu, menurut Sholeh lokasi budidaya harus banyak ditumbuhi bunga atau disebut dengan vegetasi yang melimpah. Sbeba, dengan begitu lebah-lebah mampu menghisap nektar dari bunga yang melimpah. “Kalau vegetasi sangat melimpah, hasilnya pun akan sangat maksimal. Satu kotak atau satu skup itu bisa mencapai 4-5 kilogram madu sekali panen dalam jangka waktu satu bulan,” imbuhnya.
Dari hobi yang kian hari digeluti Sholeh, ia sukses menjual madu dari peternakannya hingga ke luar negeri dengan omset yang terbilang tak sedikit. “Untuk omset, bila sedang musim bagus bisa mencapai belasan juta. Alhamdulillah saya sampai ke luar negeri juga, sampai ke Malaysia lalu ke Thailand. Permintaan banyak dari luar. Kalau di Indonesia, sudah hampir seluruh pelosok,” kata Sholeh.
Meski sukses membudidayakan lebah madu, Sholeh tidak ingin serakah dengan hasil penjualannya. Ia bahkan berpesan kepada dirinya sendiri dan untuk seluruh Bee Keeper Indonesia agar senantiasa amanah dalam berbisnis madu. “Intinya harus amanah, yang dibilang amah itu jangan sampai main oplosan madunya dikarenakan kalau kita amanah insya allah rezeki kita yang kita dapatkan sekecil apapun akan berkah untuk keluarga juga,” tutupnya.
Baca juga: Ini Faktanya Lebah Betina dan Jantan