“Budidaya madu kelulut ini, ibaratkan pengangguran berpenghasilan tetap per bulan. Saat ini, saya sendiri memiliki 50 sarang madu kelulut perawatan dan panennya mudah, namun hasilnya menggiurkan.”
BANGKA TENGAH - Budidaya madu kelulut (Trigona itama) tidak terlalu terkenal di Desa Lubuklingkuk, Kecamatan Lubukbesar, Kabupaten Bangka Tengah (Bateng), Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel). Karena itu, Hartono, terus mengajak masyarakat sekitar untuk membudidayakan madu kelulut.
“Budidaya madu kelulut ini, ibaratkan pengangguran berpenghasilan tetap per bulan. Saat ini, saya sendiri memiliki 50 sarang madu kelulut perawatan dan panennya mudah, namun hasilnya menggiurkan,” kata Hartono seperti melansir Wartabangka, belum lama ini.
Baca juga: Legitnya Beternak Lebah Madu
Dari upayanya tersebut, saat ini sudah ada 50 masyarakat membudidayakan madu kelulut tergabung dalam kelompok tani (Poktan) Karomah yang totalnya memiliki 2.500 sarang.
"Saya mempunyai cita-cita bagaimana mewujudkan Kecamatan Lubukbesar ini menjadi sentra madu kelulut, karena peluang dan prospek bisnis budidaya madu kelulut ini sangat bagus. Tinggal, mau tidaknya masyarakat kita memanfaatkan peluang bisnis ini," ungkapnya.
Saat ini, menurutnya para pengepul menerima madu kelulut Rp120.000 per liter, sementara dari 50 sarang madu kelulut bisa menghasilkan rata-rata 60 kilogram madu per bulannya.
"Artinya, ada penghasilan tambahan Rp7,2 juta per bulan kontinyu tanpa harus bersusah payah banting tulang," ungkapnya.
Untuk pemasaran madu, kelulut Hartono menilai sangat potensial di pasaran karena permintaan masyarakat lokal yang tinggi, belum lagi permintaan dari luar pulau Bangka hingga mancanegara.
"Per botol kemasan dengan netto 250 gram dihargai Rp100.000, untuk permintaan dari sebuah perusahaan di Bandung minimal 300 kilogram per bulan. Namun, baru-baru ini ada permintaan calon pembeli dari Jepang dan Cina masing-masing meminta minimal satu sampai tiga ton per bulan secara kontinyu, nah ini masih belum mampu kita penuhi. Artinya, peluang pangsa pasarnya masih terbuka lebar," ungkapnya.
Baca juga: Dari Boyolali Menuju Istana
Dari budidaya madu kelulut ini, setidaknya ada tiga jenis bahan yang bernilai mulai dari madu itu sendiri, bee polen dan propolis. Untuk hama dari budidaya madu kelulut ini, diantaranya burung walet, madu pejantan, madu kelulut kecil jenis lapiset, hingga semut api.
"Untuk peningkatan produksi, kami tengah membudidayakan sumber nektar makanan madu Trigona itama ini yakni tanaman berbunga tanpa musim seperti karsen, bunga air mata pengantin, bunga pengantin menangis, bunga santos dan lainnya disekitar sarang budidaya madu kelulut. Hingga, mengajak masyarakat mulai melirik sektor budidaya madu kelulut ini," ungkapnya.