• 22 November 2024

Nyaris Kehilangan Tangan, Orangutan DIselamatkan WRU

uploads/news/2022/02/nyaris-kehilangan-tangan-orangutan-60274b0ad41607b.jpg

Masuk dalam primata, Orangutan dengan berhabitat hutan hujan tropis Asia Tenggara yang tersebar di pulau Sumatera, Kalimantan dan Malaysia. Masuk dalam kategori satwa langka yang dilindungi, Orangutan masih kerap dianggap hama oleh masyarakat. Padahal mulai tergerusnya lahan habitat membuat orangutan harus mencari pangan hingga memasuki area perkebunan penduduk.

 

Alhasil banyak masyarakat yang melindungi perkebunan mereka dengan memasangkan jerat atau jebakan. Namun yang mengkhawatirkan para pemburu orangutan, beragam cara dilakukan demi mendapatkan hewan dengan DNA 96% mirip manusia ini.

 Baca juga: Bayi orangutan ke-101 bernama Bestie

Namun demi menyelamatkan orangutan, BKSD maupun komunitas tetap berupaya menyelamatkan satwa liar agar tidak punah seperti nasib Bekantan yang menghadapi kepunahan. Salah satu langkah terbaru dilakukan Wildlife Rescue Unit (WRU) Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Barat (BKSDA Kalbar), Seksi Konservasi Wilayah (SKW) I Ketapang, Resort Sukadana bersama Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI/IAR Indonesia), Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Kayong Utara serta Lembaga Pengelola Hutan Desa Pulau Kumbang.

 

Dengan sinergi tersebut, orangutan yang terluka di Dusun Pebahan Raya, Desa Pulau Kumbang, Kecamatan Simpang Hilir, Kabupaten Kayong Utara berhasil diselamatkan. Awal informasi ini disampaikan oleh masyarakat Desa Pulau Kumbang yang berada di ladang pada tanggal 15 Februari 2022. Laporan tersebut langsung ditindaklanjuti pada 17 Februari 2022 setelah berkoordinasi dengan berbagai pihak dan menyusun strategi.

 

Kepala BKSDA Kalbar, Sadtata Noor Adirahmanta mengatakan, “Apresiasi kami sampaikan kepada warga masyarakat atas kesadaran dan kepeduliannya terhadap satwa liar, khususnya satwa dilindungi, dengan segera melaporkan kepada pihak berwenang dan tidak mengambil tindakan sendiri yang mungkin saja bisa membahayakan keselamatan warga maupun satwa. Mempertimbangkan kejadian konflik yang masih terus terjadi antara manusia dengan satwa liar, kita harus siap membangun pola pikir baru terhadap hidupan liar, baik pola pikir pemangku kewenangan maupun masyarakat. Perlu dicari dan dirumuskan pola-pola penanganan baru yang bisa memberikan solusi jangka panjang/permanen atas semakin meningkatnya interaksi antara satwa liar dan manusia. Ke depan, manusia harus lebih siap dan bisa hidup ‘berdampingan’ dengan satwa liar”.

 Baca juga: SRA Penyelamatan Satwa Dilindungi Resmi Beroperasi

Orangutan kalimantan (borneo) dengan nama latin Pongo pygmaeus berkelamin jantan yang diperkirakan berusia sekitar 15 tahun berhasil diselamatkan dari jerat pemburu. Meski sempat lolos dari jeratan atau jebakan pemburu, namun pergelangan tangan kiri mengalami luka cukup parah akibat tali sepanjang empat meter yang terikat erat.

 

Sesuai sifat satwa liar, orangutan yang masih sangat agresif sehingga tim penyelamat harus menggunakan senapan bius. Bius yang diberikan tentu sesuai dosis agar dapat menyelamatkan dan menyembuhkan orangutan tersebut. Hasil pemeriksaan di lapangan oleh tim medis IAR Indonesia, diketahui lukanya cukup parah dengan tali yang sudah masuk ke dalam daging dan mengenai tulang.

 

Melihat kondisi tersebut, tim memutuskan membawa orangutan yang diberi nama Kumbang dibawa ke klinik satwa liar di Pusat Penyelamatan dan Rehabilitasi IAR Indonesia di Desa Sungai Awan Kiri, Ketapang yang berjarak 6 jam perjalanan dari Desa Pulau Kumbang untuk dilakukan observasi dan diberikan perawatan.

Related News