“Ayam ini harganya Rp1,5 juta sepasang, kalau telurnya Rp100.000 satu butir.”
TANGERANG - Ayam mutiara termasuk dalam salah satu jenis ayam hias yang ada di Indonesia. Ayam ini berasal dari Benua Afrika dan biasa disebut dengan nama guinea fowl. Ayam mutiara juga termasuk dalam jenis unggas. Walaupun termasuk dalam golongan unggas, tetapi tidak menutup kemungkinan jika ayam mutiara ini bisa terbang seperti burung, karena ayam jenis ini juga termasuk dalam jenis burung (aves). Ayam mutiara mirip dengan varietas ayam belanda. Yang membedakannya yaitu ukuran tubuhnya yang kecil, sehingga banyak orang yang mengenal ayam mutiara dengan sebutan “ayam piru” atau “ayam api-api.”
Harga ayam mutiara bisa dikatakan lebih tinggi jika dibandingkan dengan jenis ayam konsumsi lainnya. Alasan yang menjadikan harga ayam mutiara ini sedikit lebih tinggi, dikarenakan ayam mutiara termasuk jenis ayam hias. Ayam butiara ini berasal dari benua Afrika. Di habitat aslinya, ayam ini hidup bergerombol di semak-semak sabana. Ayam ini juga memiliki keindahan bulu dan bentuk yang cukup unik.
Baca juga: Bantam Chocin, Si Bulat Eksotis
Selain itu, ayam mutiara ini selalu memproduksi telur hanya di musim hujan saja. Dalam bertelur, ayam mutiara akan melakukannya disembarang tempat dan tidak mau bertelur pada satu tempat saja. Untuk jumlah telur ayam mutiara, dalam sekali bertelur bisa mencapai sekitar 50-70 butir. Ayam mutiara juga baru bisa bertelur apabila usianya di atas 6-7 bulan. Dumadi merupakan salah satu peternak ayam mutiara di Indonesia, sudah hampir tiga tahun ia memelihara ayam cantik ini.
“Ayam ini saya pelihara, banyak sih yang mencari. Biasanya untuk dipelihara lagi,” ujarnya saat ditemui di Idum Farm yang berada di Desa Gelam Jaya, Pasar Kemis, Kecamatan Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, kepada tim JagadTani.id belum lama ini.
Untuk pakan, dumadi juga menggunakan voer dan tidak lupa selalu menyuntikan vitamin setiap harinya sesudah makan.
“Ayam ini harganya Rp1,5 juta sepasang, kalau telurnya Rp100.000 satu butir,” ujar Dumadi.
Agar telur cepat menetas, Dumadi pun berinisiatif membuat mesin pemanas untuk seluruh telur ayam miliknya yang berputar 40 detik selama tiga jam sekali.
Baca juga: Menetaskan Ayam Cemani dengan Teknologi