IPB Kenalkan BSF ke Masyarakat
“BSF merupakan komoditas lalat yang sangat berguna.”
Institut Pertanian Bogor (IPB) University memperkenalkan Black Soldier Fly (BSF) ke masyarakat di RW 1, Kampung Situ Uncal, Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Dalam kegiatan bertajuk Six University Initiative Japan Indonesia-Service Learning Program (SUIJI-SLP) 2020 itu, Kepala Bidang Program Pelayanan kepada Masyarakat Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University, Dr. Prayoga Suryadarma, melakukan penyuluhan serta workshop mengenai BSF.
BSF sendiri merupakan komoditas lalat baru yang mulai marak dikembangkan di beberapa daerah di Indonesia, karena memiliki banyak manfaat. BSF juga dapat digunakan sebagai pakan langsung bagi ayam dan ikan, dijadikan campuran ransum bagi pakan sapi, kambing dan domba, serta bisa digunakan sebagai dekomposer bagi sampah organik.
“BSF merupakan komoditas lalat yang sangat berguna. Selain bisa menghilangkan bau dari sampah organik, BSF merupakan sumber protein dan lemak yang bagus bagi pertumbuhan hewan ternak, seperti ikan,” ungkap Prayoga dalam keterangan tertulis IPB University belum lama ini.
Baca juga: Maggot Kota Bogor Tembus Inggris
Animo warga desa juga terlihat sangat tinggi terhadap pengenalan BSF ini, terutama para peternak ikan. Apa lagi, Desa Purwasari memiliki potensi yang sangat besar di bidang perikanan, sehingga Prayoga berharap para peternak ikan akan terbantu dengan adanya budidaya BSF tersebut. Menurut salah satu warga Desa Purwasari, sebelumya mereka pernah mencoba mengembangkan BSF secara otodidak, namun hasilnya negatif.
“Beberapa tahun lalu saya juga pernah mencoba untuk mengembangkan BSF ini, dengan ber modal (menonton) Youtube. Saya melihat bagaimana media kembang dibuat menggunakan salah satu olahan susu fermentasi, dicampur dengan dedak dan sebagainya. Namun BSF tidak berkembang dan malah mati,” ungkap salah satu warga.
“Saya juga pernah mencoba, tapi hanya dengan membuat media lubang di tanah dan memasukkan sampah organik. Hasilnya bukan lalat BSF yang datang, malah lalat yang berbau sangat busuk,” sahut warga lainnya.
Baca juga: Terbangunnya Tujuh Industri Pakan Magot
Untuk itu, mahasiswa peserta SUIJI–SLP IPB University 2020 yang juga menjadi panitia penyelenggara kegiatan penyuluhan dan workshop BSF, serta membantu teknis penyuluhan dengan cara membuat media tumbuh BSF berupa ember. Mahasiswa Jepang dari Ehime University, Kagawa University, dan Kochi University yang ikut serta terlihat sangat antusias mengikuti kegiatan ini. Mahasiswa IPB University juga ikut membantu mahasiswa Jepang bersama warga membuat dua media tumbuh BSF.
“Harapannya setelah ada penyuluhan dan workshop ini, warga Desa Purwasari bisa terbantu dalam hal penyediaan pakan ikan yang berprotein tinggi, sehingga produktivitas ikan dari Desa Purwasari bisa meningkat. Selain itu, kegunaan BSF menjadi dekomposer bagi sampah organik dapat mengurangi banyaknya sampah organik yang ada,” tutup Prayoga.