• 22 March 2025

La Moringa, Dorong Cita Rasa Daun Kelor Mendunia

"Dulu daun kelor masih belum dimanfaatkan dengan tepat, padahal kandungan nutrisi lebih tinggi dari sayur Mayur hingga buah buahan. Namun kini telah menembus pasar internasional dengan nilai ekonomis tinggi yang menjanjikan bagi pelaku usaha."

Jagadtani - Pada awalnya daun kelor dengan nama latin Moringa Oleifera hanya dikenal sebagai obat tradisional, bahkan sering disangkutkan pada hal mistis. 

Tetapi berkat kejelian dr. Andree Hartanto, Sp.OG, kini pamor Moringa atau daun kelor Indonesia berhasil naik level hingga menembus pasar internasional. 

 dr. Andree Hartanto, Sp.OG mendukung petani daun kelor di seluruh Indonesia " dr. Andree Hartanto, Sp.OG mendukung petani daun kelor di seluruh Indonesia "

"Saat saya menyelesaikan skripsi akhir sebagai dokter kandungan di Universitas Brawijaya, meneliti dengan media tikus yang dikondisikan terkena kanker usus dan juga kanker pankreas. Tikus tersebut diberikan asupan daun kelor, ternyata sel kanker tidak berkembang. Takjub dengan hasil tersebut, kami melanjutkan riset secara jurnal dan lainnya. Ternyata di luar negeri telah banyak penelitian tentang Moringa." Ungkap  dr. Andree Hartanto, Sp.OG pada tim Jagadtani.

Sebagai informasi, kandungan zat besi pada daun kelor lebih tinggi 25 kali dari Bayam, mengandung Potasium yang 15 kali dibandingkan Pisang, memiliki kandungan protein 9 kali lebih tinggi dari yoghurt, mengandung kalsium lebih banyak 17 kali dari susu, vitamin A lebih banyak 10 kali dari wortel dan vitamin c lebih tinggi 7 kali dari jeruk.

 dr. Andree Hartanto, Sp.OG pemilik La Moringa" dr. Andree Hartanto, Sp.OG pemilik La Moringa"

Banyak hasil penelitian di luar negeri menunjukan daun kelor dapat mengatasi berbagai penyakit, seperti darah tinggi, diabetes dan penyakit lainnya. "Awal mulai berbagai penyakit adalah inflamasi atau peradangan, dengan kandungan anti oksidan dapat menurunkan radikal bebas hingga anti peradangan." Tutur dr. Andree Hartanto, Sp.OG.

Setelah melakukan penelitian pada tahun 2014 untuk menyelesaikan tugas skripsi, dr. Andree Hartanto, Sp.OG bersama sang istri pulang ke kampung halaman di Nusa Tenggara Timur untuk melakukan praktek sebagai dokter.

Berada di kampung halaman, dr. Andree Hartanto, Sp.OG merasa kaget karena daun kelor dibuang-buang hingga dipandang sebelah mata. Padahal kandungan daun kelor sangat tinggi dan diakui oleh para peneliti di dunia. Hal tersebut membuat dr. Andree Hartanto, Sp.OG merasa tertantang untuk memanfaatkan daun kelor atau Moringa sebagai bahan dasar makanan.

La Moringa menjadi sarana memperkenalkan keunggulan daun kelor "La Moringa menjadi sarana memperkenalkan keunggulan daun kelor "

"Dimulai dari garansi rumah, kami berjualan kue lapis daun kelor. Caranya dengan mengolah daun kelor segar dijadikan tepung daun kelor yang dapat dijadikan beragam kue. Ini adalah awal kami menjadikan daun kelor naik kasta berkat berbagai kandungannya."

Dengan banyaknya daun kelor di daerah Nusa Tenggara Timur,  dr. Andree Hartanto, Sp.OG mendorong menjadi produk olahan yang dapat dijadikan oleh - oleh khas Nusa Tenggara Timur.

Gerai pertama La Moringa berada di Bandara El Tari di Kupang - NTT pada tahun 2019. "Namun baru buka sekitar lima bulan, pandemi COVID-19 hadir menerpa sehingga memberikan tantangan tersendiri. Saya memastikan ke semua karyawan tidak ada PHK, tetapi harus bertahan dengan menyiapkan berbagai produk agar dapat melalui kondisi pandemi."

Dengan cita rasa yang dihasilkan dari olahan daun kelor, La Moringa memperkenalkan berbagai produk, meliputi teh daun kelor, biskuit, bubuk daun kelor dan lainnya. 

Sedangkan olah daun kelor yang dapat dinikmati di restoran La Moringa cukup banyak. Sahabat Tani dapat mencicipi nasi daun kelor, es krim daun kelor dan banyak lagi.

La Moringa telah membuka restoran dengan mengandalkan daun kelor di daerah Kupang, Labuan Bajo dan yang terbaru di Kemang - Jakarta Selatan.

Sementara untuk mendapatkan suplai daun kelor,  dr. Andree Hartanto, Sp.OG mengatakan karakter tanah di daerah Nusa Tenggara Timur sangat mendukung tumbuh kembang pohon kelor, tetapi hal tersebut tidak banyak petani yang melirik sebagai komoditas unggulan.

dr. Andree Hartanto, Sp.OG mengantarkan daun kelor menembus pasar internasional "dr. Andree Hartanto, Sp.OG mengantarkan daun kelor menembus pasar internasional "

Seiring jerih payahnya kenaikan pamor Moringa, banyak petani yang mulai membudidaya pohon kelor. " Di Nusa Tenggara Timur, pohon kelor tumbuh liar. Untuk itu pada tahun ini kami bekerja sama dengan Bank Indonesia dalam membina dalam membudidaya pohon kelor."

Hasil dari setiap panen dari para petani, dipastikan pihak La Moringa akan menampung. "Di Nusa Tenggara Timur kami telah mendirikan pabrik pengolahan daun kelor sehingga dapat menerima hasil panen para petani daun kelor. Hal ini untuk memenuhi permintaan bubuk daun kelor di dalam negeri hingga luar negeri yang mencapai satu ton setiap bulannya."

 dr. Andree Hartanto, Sp.OG memastikan akan menyerap seluruh hasil panen daun kelor dari seluruh petani di Indonesia. Tentunya dengan grade yang disesuaikan permintaan. 

"Saya mengajak seluruh petani daun kelor di Indonesia untuk maju bersama dengan menyerap hasil panen mereka. Hal ini karena pangsa pasar internasional sangat terbuka." Pungkas dr. Andree Hartanto, Sp.OG .

Bagaimana, Sahabat Tani tertarik budidaya pohon kelor?

 

 

Related News