Lele Fillet Solusi Atasi Kerugian
Dalam menjalani usaha, untung dan rugi seringkali datang secara beriringan dan bergantian. Demi menyiasati hal yang seperti itu, Deni salah seorang peternak ikan asal Pamulang, Tangerang Selatan akhirnya menyiasatinya dengan membuat Lele Fillet.
Ada beberapa faktor yang akhirnya membuat pria lulusan manajemen ini menginovasi hal itu. "Lele ini kan banyak yang mengalami kerugian, dari segi pakan, dari (sifat) kanibalnya. Itu kalau kita jual secara konvesional seperti petani-petani lain, nggak akan menutupi cost (pengeluaran) dan akan mengalami kerugian terus gitu," paparnya.
Baca juga: Field Trip Farming: Alternatif Pengenalan Pertanian Pada Peserta Didik
Selain itu, ia menjelaskan bahwa pakan lele di kolam miliknya ialah full pelet dan organik, karena pakan alternatifnya pun berupa tumbuhan Wolvia dan Azolla yang kaya akan protein untuk hewan ternak air seperti lele.
Sehingga untuk menyeimbangkan margin pengeluaran dan pemasukan, membuat inovasi berupa penjualan lele dalam bentuk fillet bisa dikatakan sebagai sebuah solusi.
"Lele fillet ini memiliki nilai (ekonomi) yang tinggi, sebab dari 300 gram lele fillet, bisa dijual dengan harga Rp 35.000. Sementara harga lele hidup biasa di pasaran hanya Rp 30.000/Kg," jelas Deni.
Kini Deni bersama Father Farm yakni usaha miliknya, sudah menjajaki penjualan lele fillet untuk pangsa pasar konvensional dan online, sementara ikan-ikan hasil panen ditempatnya sebagian besar dijual ke pabrik produksi ikan fillet yang jangkauannya lebih luas lagi seperti supermarket, mall dan hingga untuk ekspor.

